Yuk Bisa Yuk! 5 Cara Simpel yang Bisa Dilakukan untuk Tekan Emisi Karbon



Halo Sobat Treasury, sadarkah kamu bahwa salah satunya berasal dari aktivitas sehari-hari kita? Banyak hal sederhana yang kita lakukan, dan ternyata melepas gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang mengandung karbon ke atmosfer.

Emisi dan jejak karbon sudah sangat mengkhawatirkan sehingga berdampak pada lingkungan hidup, kesehatan manusia, hingga menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Kondisi emisi karbon yang sudah tak terkendali ini membuat suhu bumi meningkat atau biasa kita sebut sebagai pemanasan global yang membuat permukaan laut naik, cuaca ekstrim sehingga banyak terjadi bencana alam.

Beberapa kebiasaan sederhana bisa kita lakukan untuk menekan emisi karbon untuk menyelamatkan bumi yang sudah makin rusak, yang sebenarnya warisan untuk anak cucu kita kelak.  

 

1. Sebisa Mungkin Pakai Transportasi Umum

Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi yang menjadi sumber energi bagi kendaraan adalah salah satu penyumbang utama polusi CO2. Dan faktanya, penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar minyak menyumbang sekitar 30% dari total pemanasan global. Dengan kita beralih ke transportasi umum, maka volume kendaraan bisa ditekan dan tentunya ini menjadi cara mengurangi emisi karbon yang ada. Bahkan, dibandingkan dengan berkendara sendiri, menggunakan transportasi umum bisa mengurangi emisi CO2 sebesar 45%.

Jika banyak yang beralih ke transportasi umum, berarti jalanan tidak akan penuh sesak oleh kendaraan pribadi dan pemerintah tidak perlu melebarkan jalan atau mengorbankan trotoar. Individu yang ingin beralih ke transportasi umum pun punya banyak pilihan moda, misalnya di Jakarta ada Moda Raya Terpadu atau MRT yang menghasilkan 76% lebih sedikit emisi atau nantinya LRT Jakarta yang menghasilkan 62% lebih sedikit emisi.  

 

2. Lebih Bijak Konsumsi Listrik

Pernah membiarkan lampu atau barang elektronik terus menyala padahal tidak sedang digunakan? Mulai dari sekarang jangan lakukan hal ini lagi, ya! Sebab, meningkatkan efisiensi penggunaan energi adalah cara efektif untuk mengurangi emisi karbon. Kamu juga bisa  mengganti lampu konvensional dengan lampu hemat energi atau LED untuk mengurangi konsumsi listrik.

Saran ini memang agak basi yah. Tapi tahukah kamu konsumsi listrik yang berlebihan dan tak terkendali terbukti menyumbang emisi karbon. Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan total emisi karbon dioksida (CO2) mencapai 33,9 gigaton (Gt) sepanjang 2020. Sebanyak 13,5 Gt di antaranya berasal dari listrik dan pemanas, menjadi yang paling banyak dibandingkan sumber lainnya.

 

 3. Kurangi Sampah Makanan

Sampah makanan ternyata juga menghasilkan emisi yang cukup besar loh! Bahkan kadang kala, persoalan ini kerap kita lakukan dan luput disadari. Konsumsi makanan yang berlebih atau tidak habis membuatnya terbuang dan menjadi sampah makanan. Well, sampah makanan itulah yang menghasilkan emisi, metana, gas rumah kaca yang sangat berbahaya!.  

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia, pada tahun 2018 sebanyak 44% timbulan sampah di Indonesia merupakan sampah makanan. Sementara itu, menurut laporan Bappenas tahun 2021, rata-rata emisi gas rumah kaca dari sampah makanan selama tahun 2000 sampai 2018 di Indonesia sebesar 82,26 Mton Co2ek.

Oleh sebab itu, ada baiknya selama membeli dan mengonsumsi makanan dilakukan dengan tidak berlebihan. Jangan sampai kemudian menimbulkan sisa makanan dan sampai harus membuangnya. Perlu upaya pemanfaatan sisa bahan pangan layak konsumsi sebagai salah satu cara mengurangi emisi karbon.

 

4. Reduce, Reuse, Recycle (3R)  

Kamu pasti tahu dong konsep sederhana 3R yang merupakan kepanjangan dari reduce, reuse, dan recycle. Prinsip 3R adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi emisi karbon yang terkait dengan produksi dan konsumsi barang konsumen. Dalam penerapannya, kamu bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan barang-barang sekali pakai untuk membantu mengurangi jumlah sampah yang perlu diolah.

Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang dapat mengakibatkan sampah, reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan, dan recycle berarti mendaur ulang sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Konsep reuse, recycle, dan reduce efektif untuk mengurangi emisi karbon dan emisi metana dari sampah.  

 

5. Menanam Pohon

Pohon adalah penyimpan karbon alami yang sangat berarti. Dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer, mereka membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di udara. Selain itu, pohon juga memberikan manfaat ekologi dan lingkungan yang lebih luas.

Pohon memiliki kemampuan menyerap emisi karbon dengan cukup efektif. Kok bisa? Iya bisa, sebab pohon lewat proses fotosintesisnya dapat menyerap gas emisi karbon dioksida melalui stomata untuk kemudian diproses dan dikeluarkan sebagai oksigen. 

Nah! sebagai aplikasi transaksi emas digital, Treasury juga sadar bahwa dari setiap 1 gram emas yang dihasilkan juga menyumbang emisi karbon sebesar 28.2 kg (sumber: spglobal.com). Untuk itu, sebagai bentuk tanggung jawab, maka Treasury memprakarsai proyek Green Gold. Dengan mengaktifkan tombol Green Gold, maka Sobat menjadi investor emas yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kalian dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon dan pengurangan emisi karbon.

 

Green-gold-banner

 

Green Gold, Berinvestasi #BuatMasaDepan Lebih Baik

Sobat Treasury, bagi kamu yang ingin menjaga keseimbangan yang harmonis antara investasi dan pelestarian lingkungan hidup, yuk ikutan program ini! Sebab, perubahan iklim adalah tantangan yang kita hadapi bersama. Mari kita buat perbedaan!

Nah! caranya cukup sederhana yaitu dengan mengaktifkan tombol ‘Green Gold” di setiap pembelian emas di aplikasi Treasury! Voila, kamu langsung otomatis ikut program penghijauan lingkungan dan penanaman pohon. Mudah kan?!

Treasury bermitra dengan Jejak.in untuk melakukan penanaman pohon dengan fokus area konservasi. Pohon yang akan ditanam pun dengan seksama dipilih untuk mengurangi emisi gas karbon, yakni pohon trembesi dan pohon nangka. Penanaman kedua pohon ini turut menciptakan dampak positif dengan meningkatkan kondisi sosial-ekonomi, membantu penduduk lokal memiliki pendapatan tambahan serta kepedulian terhadap lingkungan yang dilaksanakan secara berkelanjutan

Melalui inisiatif Green Gold, setiap investasi emas di dalam aplikasi Treasury kini menjadi langkah kecil menuju perubahan besar dalam pelestarian lingkungan, menunjukkan bahwa setiap orang memiliki peran dalam memerangi perubahan iklim. Mari kita tanam benih harapan di setiap gram emas, untuk bangun masa depan dunia yang lebih cerah bersama-sama.

Investing in Gold, Planting for The Future. #GreenGold