Harga Emas Menguat, Ambil Untung dari Dolar AS dan Ketegangan Rusia-Ukraina



Harga emas hari ini melanjutkan penguatannya karena dolar AS kembali melemah. Pelemahan dolar AS ini membuat harga emas semakin murah di mata pembeli luar negeri. Di pasar spot, emas naik 0,4 persen ke US$1.794,76 per ons. Harga emas berjangka AS pun juga ikut menguat 0,4 persen ke US$1.811,4 per ons.

Sementara itu, harga emas Treasury hari ini berada di level Rp866.235. Harganya berguling dari level Rp889.168 per gram.

Indeks dolar AS turun 0,3 persen. Senior Market Strategist RJO Futures, Daniel Pavilonis, mengatakan emas mengambil keuntungan dari pelemahan dolar AS dan ketegangan Ukraina-Rusia. Sebelumnya, analis OANDA, Edward Moya, mengatakan ketegangan politik China-AS menambah minat investor untuk melirik emas sebagai aset safe haven.

Lalu, analis Kitco, Jim Wyckoff, menambahkan faktor latihan militer China di dekat Selat Taiwan menjadi perhatian pasar. Apalagi ada pemberitaan bahwa Negeri Tirai Bambu ini unjuk gigi kekuatan tempur modernnya di sana dan siap untuk kemungkinan perang di Selat Taiwan.

Di samping itu, investor juga menanti data inflasi Juli 2022 yang rencananya akan dirilis hari ini. Survei Federal Reserve New York menunjukkan bahwa pasar berekspektasi inflasi dalam setahun dan tiga tahun akan turun tajam pada Juli.

Belum lama ini, emas memang menghadapi tekanan dari Federal Reserve. Bank sentral AS ini menaikkan suku bunga acuannya secara agresif. Kenaikan suku bunga acuan bertujuan untuk menekan angka inflasi yang tinggi di sana.

“Angka inflasi yang lebih lemah, terutama di bagian inti, akan menjadi katalis harga emas untuk menembus harga atas,” kata analis di OANDA, Craig Erlam. Akan tetapi, angka inflasi yang tinggi bisa membuat harga US$1.800 di luar jangkauan pada masa mendatang,” kata dia.

Analis di Kinesis Money, Rupert Rowling, mengatakan harga emas turun setelah data ketenagakerjaan AS dirilis beberapa hari silam. Data yang positif ini bisa memperlebar kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi. Kenaikan suku bunga acuan bisa membatasi harga emas. Rowling juga menyebutkan harga emas akan diuji di level US$1.700 per ons.

 

Ekspektasi Pasar

Menurut survei yang dilakukan Reuters, analis berharap inflasi bisa ditekan dari 9,1 persen pada Juni menjadi 8,7 persen pada Juli 2022.

Sementara itu, Bank of England berpeluang untuk menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi untuk menekan angka inflasi. Hal ini diutarakan oleh Wakil Gubernur Bank of England, Dave Ramsden.

Sementara itu, di pasar spot, harga perak dan platinum malah melemah. Harga perak turun 0,9 persen ke US$20,46 per ons dan platinum 0,6 persen ke US$934,02 per ons. Sebaliknya, harga paladium melesat lebih dari 1 persen ke US$2.255,54 per ons.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed memang akan membatasi pergerakan harga emas dan berpeluang melemahkan harganya. Akan tetapi, investor yang mulai melirik emas sebagai safe haven karena mempertimbangkan ketegangan geopolitik yang terjadi di Ukraina-Rusia dan China-AS, menunjukkan logam kuning ini masih bertaji.

Kamu sudah punya emas? Kini, Sobat Treasury tak perlu lagi merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli emas. Aplikasi emas digital, Treasury, menyediakan logam kuning dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!