10 Hal Sederhana yang Sering Diabaikan Menuju Mandiri Finansial



Sobat Treasury, generasi muda saat ini, atau akrab disebut generasi Z cenderung awam soal menata keuangan, Mayoritas generasi muda gagal mengelola uang, dan ironisnya terjebak oleh masalah-masalah sepele tak penting yang justru membuat mereka terjebak dalam masalah keuangan berkepanjangan, 

Lalu, hal-hal sederhana apa saja yang sering diabaikan generasi Z gagal mengelola keuangannya, berikut ada 10 hal sederhana yang sering diabaikan Gen Z untuk meraih kemerdekaan finansial.

 

1. Gemar Membayar dengan Kredit

Generasi muda saat ini lebih gemar memakai kartu kredit. Padahal kartu kredit adalah pinjaman yang mengumpulkan bunga kecuali kamu mampu melunasi saldo secara penuh setiap bulannya. Kartu kredit dapat membantu membangun nilai kredit yang baik tetapi gunakan hanya untuk keadaan darurat. 

 

2. Enggan Cari Tahu Soal Pengeloaan Keuangan

Generasi muda saat ini umumnya minim literasi keuangan. Mereka enggan membaca  beberapa buku dasar tentang keuangan pribadi. Padahal buku dan banyak literasi digital bisa menjadi bekal pengelolaan keuangan yang ideal.

 

3. Buta Soal Penganggaran 

Akibat minim literasi, banyak generasi muda yang tak memahami aturan dalam tips keuangan seperti jangan biarkan pengeluaran melebihi pendapatan dan perhatikan ke mana uang dikeluarkan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menganggarkan dan membuat rencana pengeluaran pribadi untuk melacak uang masuk dan keluar. Padahal perubahan kecil dalam pengeluaran sehari-hari berada di bawah kendali dan dapat berdampak pada situasi keuangan.  

 

4. Tak Paham Fungsi Dana Darurat

Gen Z umumnya tak paham soal pentingnya peran dana darurat. Padahal dana darurat punya fungsi vital terutama saat keadaan darurat dan masa depan. Praktik sederhana ini menjauhkan diri dari masalah finansial. 

 

5. Terlalu Banyak Utang Konsumtif

Selain gemar membayar dengan kredit, Gen Z umumnya membeli barang dengan kredit yaitu barang-barang yang tidak krusial alias belanja konsumtif dengan cicilan sehingga membuat milenial terjebak dalam utang yang tidak perlu. Solusinya, pertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu dengan kredit. Jika itu bukan kebutuhan mendesak, lebih baik tabung dan bayar tunai. 

 

6. Selalu Merasa Kurang

Sebesar apapun gaji yang diterima setiap bulannya, entah mengapa Gen Z selalu merasa kekurangan. Hal ini disinyalir karena kamu merasa harus memenuhi gengsi dan memiliki gaya hidup tinggi, sehingga selalu ingin tampil ‘lebih’. Parahnya, kebutuhan untuk memenuhi hal tersebut pun kerap melampaui batas finansial dan membuat kamu selalu merasa tidak punya uang.

Kondisi finansial yang kurang sehat pun tidak dapat dihindari. Bukan karena gaji ngepas, tapi akibat lebih besar pasak daripada tiang alias boros. Untuk mengatasi hal ini, kamu pun harus sadar dan meninggalkan gaya hidup konsumtif. Cobalah berhemat dan mengurangi pengeluaran yang tidak penting. Alihkan menjadi tabungan, dana darurat, atau investasi. 

 

7. Banyak Keinginan Abaikan Kebutuhan

Masalah keuangan lain yang dihadapi Gen Z dapat timbul karena tidak mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Padahal, keinginan sudah sangat jelas merupakan sesuatu sifatnya tidak mendesak. Karenanya, keinginan sebaiknya dikesampingkan dan kamu harus memprioritaskan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan utama. 

Bukan rahasia lagi kalau Gen Z itu terlalu BM alias banyak mau. Ada banyak sekali keinginan yang ingin diwujudkan tanpa melihat kemampuan finansialnya. Dana yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pun malah dialihkan demi memuaskan keinginan. Akibatnya, kondisi keuangan menjadi kacau balau. Untuk menghindarinya, kamu pun harus mulai mengenali mana kebutuhan dan keinginan.

 

8. Tidak cukup menabung 

Generasi Z juga tidak cukup menabung pendapatannya. Hal ini bisa menjadi masalah, di mana biaya hidup seringkali tinggi dan banyak orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mayoritas Milenial dan Gen Z Akibatnya, mereka sering menunda menabung sehingga berdampak pada kurangnya keamanan finansial di masa depan.  

 

9. Tidak Berinvestasi untuk Masa Depan

Generasi muda seringkali tidak memikirkan investasi jangka panjang. Mereka cenderung menunda-nunda untuk memulai investasi, padahal semakin dini kamu mulai, semakin besar potensi hasilnya. Solusinya, kalian bisa mulai berinvestasi secepat mungkin, bahkan jika jumlahnya kecil, kemudian pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.

 

10. Sulit Raih Tujuan Jangka Panjang

Tidak semua Gen Z tentunya yang hanya memikirkan kesenangan, banyak pula yang sudah memiliki tujuan jangka panjang, termasuk investasi namun karena minim literasi hingga akhirnya salah memilih instrumen investasi untuk jangka panjang yang tepat. 

Umumnya Gen Z kurang memiliki strategi yang tepat. Misalnya, gaji kamu 5 juta, maka sisihkanlah 20 persen atau sebesar 1 juta setiap bulannya selama 5 tahun untuk investasi yang punya sifat jangka panjang seperti reksadana dan investasi emas.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, terutama bagi kamu yang Generasi Z saatnya memulai investasi dengan cara yang mudah dan murah. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp 5.000an di Treasury!

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!