Terlalu Banyak Spending Aneh, 60 Persen Anak Muda Tak Punya Dana Darurat



Berdasarkan data terbaru, kalangan anak muda masih belum memandang penting pos dana darurat masuk dalam pengelolaan keuangannya. Bahkan dari hasil riset, hingga 61,7 persen anak milenial dan generasi Z tidak memiliki dana darurat sehingga anak muda rentan terlilit utang karena keuangannya tak sehat. 

 

CEO PT Jooara Rencana Keuangan, Gembong Suwito mengaku miris karena dari data dari 2011 sampai 2021, menunjukkan bahwa 61,7 persen anak muda tidak mempunyai dana darurat lantaran tidak bisa mengatur cash flow, dan faktor media sosial. Segala hal yang diekspos oleh media sosial kebanyakan adalah pola hidup konsumtif, sehingga mempengaruhi gaya hidup anak-anak muda.

 

Faktor lainnya adalah maraknya transaksi secara digital, orang-orang akan lebih mudah pula membeli atau membayar hal yang mereka inginkan. Beda halnya dengan masa lampau di mana segala macam pembayaran memerlukan uang fisik, sehingga pengeluaran bisa lebih dijaga. Hal ini ditambah dengan ketidaktahuan anak-anak muda terkait pentingnya dana darurat, membuat mereka enggan untuk menyisihkan keuangan demi kebutuhan.

 

Gen Z cenderung membeli barang-barang mahal dan menggunakan "paylater" untuk memfasilitasi pembelian. Meskipun ini mungkin tampak seperti pilihan finansial yang bijaksana bagi beberapa orang, ada aspek psikologis yang mendalam di balik perilaku keuangan mereka. Beberapa tren pengeluaran yang muncul di kalangan Gen Z mungkin tampak aneh bagi generasi sebelumnya, tetapi bagi mereka, ini adalah tren baru.

 

Parahnya lagi di kalangan Gen Z adalah kecenderungan mereka untuk berpartisipasi dalam judi online. Mereka mencari sensasi dan adrenalin dari kemenangan besar, meskipun risikonya tinggi. Mirisnya untuk berjudi mereka memakai modal dari pinjaman online yang berbunga tinggi sehingga terus masuk dalam putaran setan.  

 

Lalu Baiknya Gen Z harus bagaimana?

 

Sudah saatnya Gen Z memahami pentingnya menabung dan berinvestasi. Banyak dari mereka yang telah mulai menabung untuk dana darurat, memahami bahwa keadaan tidak selalu pasti dan penting untuk memiliki cadangan keuangan. Selain itu, mereka juga melihat ke depan dan mempertimbangkan investasi sebagai cara untuk memastikan masa depan yang lebih cerah dan stabil.

Salah satu dasar untuk bisa punya darurat adalah motivasi yang jelas dalam mengatur keuangan dengan cara SMART

 

Specific (Spesifik): Tujuan keuangan harus jelas dan bisa diukur, misalnya punya rumah di lokasi tertentu dalam waktu 2-5 tahun ke depan.

 

Measurable (Terukur): Pastiin kita bisa mengukur tujuan itu dengan nentuin berapa banyak uang yang dibutuhin dan berapa lama waktu yang dibutuhin buat mencapai tujuan itu.

 

Achievable (Terjangkau): Tiap tujuan keuangan harus bisa dicapai, jadi bikin rencana kerja atau action plan yang sesuai.

 

Relevant (Relevan): Pastiin tujuan itu emang penting buat kita dan coba pertanyakan seberapa penting tujuan itu di kehidupan kita.

 

Time Bound (Batas Waktu): Tentuin berapa lama waktu yang dibutuhin buat mencapai tujuan itu, apakah itu jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.

 

Di era digital dengan sumber daya internet, wajib bagi Gen Z yang mulai berinvestasi, baik di pasar saham, properti, dan bahkan mata uang kripto dan emas digital. Gen Z melihat ini sebagai kesempatan untuk membangun kekayaan jangka panjang dan memastikan masa depan yang lebih cerah bagi diri mereka sendiri.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

 

Sobat Treasury juga bisa menyiapkan dana darurat dengan investasi emas digital. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!