Sering Nggak Sadar, Ini 5 Penyakit Keuangan yang Dihadapi Generasi Milenial



Sobat Treasury, pernahkah kita merasa sudah bergaji tinggi, tapi kok nggak bisa menabung. Atau sudah hemat sana-sini, tapi tetap saja pengeluaran banyak. 

Jangan-jangan kita terkena penyakit keuangan?

Penyakit keuangan ini berawal dari kebiasaan buruk finansial yang sering didiamkan. Jika tidak diobati, ini akan membahayakan kondisi keuangan, bahkan bisa membuat masa depan suram. Masalah keuangan itu bisa saja menjangkiti siapa pun, tak terkecuali milenial. Penasaran, nih. Seperti apa, ya, penyakit keuangan yang “diidap” oleh generasi milenial?

Pertama, belanja over budget. Masalah keuangan yang sering dihadapi oleh generasi milenial adalah belanja melebihi anggaran. Bahkan, keseringan besar pasak daripada tiang. Ini kerap terjadi kepada mereka yang baru saja mendapatkan pekerjaan baru. Misalnya, sering jajan berkedok self healing atau mengiyakan ajakan teman-teman untuk makan di restoran yang mahal.  

Kedua, terlalu banyak menggunakan kartu kredit. Tidak sedikit generasi milenial yang memakai kartu kredit, tapi nggak pernah melunasi saldo. Alhasil, mereka membayar kredit terlalu banyak karena sering membayar minimum bulanan. Sebenarnya pengunaan kartu kredit ini sah-sah saja, asalkan dibayar penuh.

Ketiga, menabung di akhir. Sobat Treasury, menyisihkan uang di akhir sebenarnya menjadi alasan mengapa kita tidak bisa menyimpan sebagian uang. Jika kita terbiasa menyisihkan uang pada akhir bulan, yang ada uang tersebut jumlahnya akan berbeda-beda, bahkan bisa saja tidak tersisa. Kita sebaiknya menyisihkan uang di awal. Katakanlah gaji sebanyak Rp6 juta serta ingin menyisihkan uang sebanyak Rp600 ribu untuk investasi dan Rp1,2 juta untuk dana darurat pada awal bulan. Baru, sisanya sebanyak Rp4,2 juta untuk memenuhi kebutuhan bulanan.

Keempat, tidak punya dana darurat. Keberadaan dana darurat ini penting banget, lho, Sobat Treasury. Pos ini bisa membantu kita untuk menutup kebutuhan mendesak, seperti mobil harus masuk bengkel tiba-tiba karena turun mesin. Alhasil kamu harus keluar uang untuk membiayai perbaikan kendaraan. Jumlah dana darurat ini, idealnya, sebanyak 3-12 kali pengeluaran bulanan. Misalnya, kamu bergaji Rp10 juta dan pengeluaranmu Rp6 juta per bulan. Maka dana darurat yang perlu kamu buat sebanyak Rp60 juta. Kemudian, sebaiknya mengalokasikan 20 persen dari gaji untuk pos dana darurat.

Kelima, tidak menyegerakan investasi. Pos ini kerap dipandang sebelah mata. Padahal kebiasaan baik ini bisa membantumu untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Kamu pun bisa memutus rantai sandwich generation dengan investasi. Sobat bisa memulainya sejak dini dengan menyisihkan 10 persen gaji untuk investasi. Misalnya, gaji kamu Rp10 juta. Maka uang yang bisa kamu investasikan sebanyak Rp1 juta.

 

Yuk Persiapkan Keuangan dengan Baik

Millennials, mengkaji kembali isi dompet dan merencanakan finansial menjadi bagian dari “pengobatan” penyakit keuangan. Setelah me-review dan menemukan “kebocoran”, kamu bisa mulai membuat rencana keuangan. 

Kamu bisa membagi keuangan untuk pos kebutuhan, hiburan, dan masa depan. Bicara tentang masa depan, ada pos yang nggak boleh kamu lupakan, yaitu dana darurat dan investasi. Dua pos ini memerlukan dana yang cukup banyak. Agar pos dana darurat dan investasi terkumpul lebih cepat, kamu bisa melakukannya dengan investasi. Metode ini bisa membuat uang kita berkembang biak sehingga bisa membuat tujuan finansial tercapai lebih cepat. Emas jadi instrumen yang tepat untuk pos dana darurat dan investasi. 

Logam mulia ini punya banyak kelebihan selain tahan karat. Emas juga terkenal sebagai instrumen yang aman dari inflasi serta harganya cenderung stabil jika dibandingkan dengan instrumen lainnya. Harganya pun naik setiap tahun.

 

Kamu mau investasi emas? 

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di otoritas terkait sehingga legalitas dan keamanannya terjamin. Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!