Ketika Pandemi Menciptakan Konsep Pernikahan yang Baru



Seperti pepatah, “manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan” hidup memang menyimpan banyak misteri yang kadang membuat jalan hidup berliku dan tidak bisa ditebak. Seperti pandemi yang datang tiba-tiba dan meluluhlantakan kehidupan semua orang, di seluruh dunia. Banyak rencana tertunda gara-gara Corona. Mulai dari rencana liburan sekeluarga yang harus di-reschedule, rencana konser yang terpaksa dibatalkan hingga rencana menikah yang masih menggantung: jalan terus atau ditunda sementara?

Bicara soal rencana pernikahan, pandemi ini sontak membuat orang-orang terbagi. Ada yang merasa “blessing in disguise” karena “berkat” pandemi, mereka jadi tak perlu membuat pesta besar-besaran yang pastinya menghabiskan dana puluhan juta rupiah, duitnya pun bisa disimpan untuk DP rumah. Namun ada juga yang terpaksa menunda rencana pernikahan karena terbentur adat dan budaya yang mengharuskan mereka melaksanakan pesta syukuran besar-besaran.

Nurdin, seorang pegawai di digital agency di Jakarta termasuk salah satu orang yang akhirnya memutuskan untuk “berdamai” dengan pandemi dan tetap menjalankan pernikahan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Walau terganggu dengan COVID-19, Nurdin bisa menghemat biaya pernikahan hingga 70%! Ia hanya mengeluarkan biaya untuk KUA, serta untuk bikin makan-makan sederhana bersama keluarga inti. Uang tabungan yang ia kumpulkan pun, dialihkan jadi dana darurat yang bisa digunakan di masa depan.

Beda cerita dengan Alma, seorang gadis priyayi Jawa yang dituntut oleh keluarganya untuk mengadakan pesta syukuran besar-besaran saat akan menikah nanti. Masih kentalnya adat budaya dalam keluarganya, “memaksa” pekerja di sebuah bank swasta ini harus rela menunda pernikahan, karena tak mungkin membuat acara dengan mengundang ratusan tamu di masa pandemi seperti ini.

Menciptakan Konsep Baru

Ramai-ramai menunda pernikahan tentu bukan hanya berpengaruh pada pasangan yang akan menikah dan keluarganya, tapi juga penyedia jasa wedding organizer. Andra, salah satu penyedia jasa itu menyebutkan, sejak Maret, ada sekitar 8 kliennya yang akhirnya menunda pernikahan. Tentu saja itu berimbas pada pemasukan. Tak sedikit perusahaan wedding organizer yang merumahkan karyawan, karena tidak ada pembayaran. Pun dengan pengusaha katering yang ramai-ramai berpindah jadi penjual makanan take away, serta penyewaan alat pesta, dekor dan sound system yang lesu saat pandemi.

Hal ini memicu beberapa penyedia jasa untuk menciptakan konsep baru dalam pernikahan, yakni virtual wedding. Pesta pernikahan tetap bisa dilakukan, bedanya, tak ada tamu yang akan mengantri di gubuk Kambing Guling, karena tamunya “datang” online!

Meski pastinya tidak bisa menggantikan nikmatnya kondangan beneran, paling tidak virtual wedding ini bisa jadi ajang syukuran pengantin dengan kerabat mereka. Tak perlu bersalam-salaman, yang penting saling mendoakan. Yang seru, ada beberapa wedding organizer yang menyediakan green screen untuk pengantin yang ingin menikah dengan pemandangan yang berbeda dari tembok rumah mereka.

Gimana, tertarik bikin kondangan virtual dengan background di Planet Tattooine?