Nggak Cuma Bikin Cantik, Perhiasan Emas Nusantara Punya Banyak Fungsinya



Selain sumber daya alam yang melimpah, Indonesia juga memiliki banyak suku bangsa. Keberagaman etnis ini membuat Zamrud Khatulistiwa mempunyai keberagaman budaya, termasuk untuk perhiasan tradisional.

Bicara soal perhiasan, manusia mengenal ini sejak zaman masa prasejarah. Naluri menghias diri, tumbuh, dan berkembang terlihat dari peninggalan-peninggalan pada zaman ini. Semula, perhiasan dikenal sejak 6.500 tahun yang lalu serta digunakan oleh pria dan wanita pada zaman berburu dan meramu. Bahannya pun sederhana dan diambil dari alam, seperti daun, kembang, buah, serta tulang.

Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi membuat perhiasan pun berkembang. Pada masa perundagian, perhiasan-perhiasan yang dibuat berupa gelang kaki, gelang tangan, kalung, topi, dan senjata, dan semakin berkembang pada masa Hindu-Buddha.

 

Fungsi Perhiasan

Ada beragam fungsi perhiasan tradisional di Indonesia selain memberikan keindahan bagi si pemakai.

Pertama, sebagai lambang dan status. Kalangan bangsawan dan raja biasanya menggunakan perhiasan untuk menunjukkan status dan kekuasaan. Misalnya, artefak emas berupa cincin bersimbol sangkha yang digunakan oleh penguasa kerajaan zaman kuno. Pada zaman dulu, raja menganggap dirinya sebagai titisan Dewa Wisnu. Ada juga mahkota dari Kutai dan Yogyakarta yang melambangkan simbol seorang raja atau sultan. Perhiasan ini terbuat dari emas dan berlian.

Lain halnya dengan mamuli. Perhiasan tradisional asal Sumba ini memiliki simbol penghargaan kepada ibu. Perhiasan ini berbentuk seperti organ reproduksi wanita. Mamuli merupakan anting dan terbuat dari emas atau perak. Perhiasan tersebut diserahkan oleh calon mempelai pria kepada ibu mempelai wanita sebagai “ganti rugi” terhadap jasa ibu yang telah menyusui dan membesarkan pengantin wanita.

Kedua, ritual keagamaan dan tolak bala. Pada 1990, ada temuan artefak yang diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Salah satunya adalah perhiasan emas. Ada dugaan perhiasan ini berhubungan dengan situs candi di Desa Dompyongan, Jawa Tengah. Perhiasan-perhiasan itu berupa kelat bahu, mahkota, dan gelang dan merupakan perlengkapan ritual keagamaan. Barang-barang itu diduga milik pejabat kerajaan.

Pada zaman sekarang, ada perhiasan tradisional yang digunakan untuk tolak bala dan pengobatan tradisional. Misalnya, taiganja dari Sulawesi Tengah. Perhiasan ini terbuat dari emas atau perak dan berfungsi untuk mengusir pengaruh jahat. Bentuknya ini menyerupai alat kelamin perempuan.

Ada juga kalung unik yang berasal dari Suku Sasak. Untaian kalung ini terbuat dari emas dan batu mulia dengan bentuk udang dari perak, kepiting dari emas, ikan dari tembaga, uang kepeng (koin kuno yang bolong di tengah seperti donat), serta manik-manik dari batu dan kaca. Kalung ini dipercaya menghindarkan pemakai dari rintangan dan bahaya yang mengancam.

Ketiga, sarana pengobatan. Sakit dalam konsep pemikiran tradisional, berkaitan dengan hal-hal mistis. Tak jarang pengobatannya pun menggunakan ritual tertentu untuk mengusir roh jahat dari “pasien”. Perhiasan yang digunakan untuk sarana pengobatan ini biasanya berbentuk gambar wajah manusia dengan lidah menjulur dan mata melotot serta perhiasan dari kuku dan taring binatang. Pria atau wanita yang sakit dan akan memakai perhiasan itu, biasanya dibawa ke dukun untuk dibacakan mantra.

Keempat, perlengkapan penari. Sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan daerah, setiap suku punya seni tari lengkap beserta busana dan perhiasannya. Perhiasan untuk tari adat ini dibuat lebih mewah dan meriah serta membuat penarinya terlihat lebih anggun.

Kelima, bekal kubur. Pada zaman prasejarah, perhiasan digunakan sebagai bekal kubur. Biasanya perhiasan itu terbuat dari bebatuan dan cangkang kerang. Misalnya, manik-manik kuno yang ditemukan di situs Pasir Angin, Bogor, Jawa Barat. Perhiasan seperti kalung, gelang, dan perhiasan lain diletakkan di samping jasad manusia yang dikubur. Mereka yang punya bekal perhiasan ini adalah orang-orang yang punya kedudukan penting atau yang keperkasaan dan dianggap sebagai pahlawan.

Sobat Treasury, itu adalah kelima fungsi perhiasan tradisional selain untuk mempercantik diri.

Kamu juga ingin punya perhiasan? Aplikasi emas digital, Treasury, menyediakan koleksi perhiasan cantik “Lumine”. Perhiasan ini berbentuk anting-anting dan kalung. Koleksi itu merupakan kerja sama FROM dan Treasury dan terinspirasi dari mitologi bintang.

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!