Emas Menguat Tipis pada Awal Pekan



Harga emas menguat tipis ketika mengawali pekan ini. Faktor ketegangan politik Rusia-Ukraina menjadi penyebab harga emas naik. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi emas.

Dilansir dari laman Treasury, harga emas berada di level Rp846.061 dan sempat menguat di Rp847.000. Selama seminggu, harganya naik 2,77 persen. Sementara itu, di pasar spot, harga emas naik tipis 0,1 persen ke US$1.673,3 per ons.

Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures, Daniel Pavilonis, mengatakan “nasib” harga emas ini berada di tangan indeks dolar AS. Menurut analis, emas diam-diam bereaksi terhadap ketegangan Rusia-Ukraina terkini. Diketahui, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandantangani perjanjian untuk aneksasi empat wilayah Ukraina.

Kepala Strategi Komoditas Global TD Securities, Bart Melek, menambahkan ketegangan politik bisa menjadi salah satu faktor pengangkat harga emas. Kalau eskalasi di Rusia mulai meningkatkan kecemasan tentang ancaman nuklir itu nyata, kata Melek, kondisi ini bagus untuk emas. “Perlu diingat bahwa setiap kenaikan geopolitik untuk emas mungkin bersifat sementara,” kata dia.

Namun, ketegangan geopolitik sulit membalikkan bearish menjadi bullish untuk emas. Sebab, ada kebijakan moneter AS yang menghantui pergerakan logam mulia itu, yaitu kenaikan suku bunga acuan The Fed.

Hal serupa juga diungkapkan Pavilonis. Dia menambahkan, lingkungan inflasi yang tinggi di AS membuat Federal Reserve getol menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam inflasi. Alhasil, investor kehilangan selera terhadap emas. “Kekuatan makro itu benar-benar melemahkan selera investasi emas sehingga investor tidak melihat logam ini sebagai lindung nilai safe haven yang tepat,” kata dia.

Suku bunga yang tinggi membuat emas kurang menarik bagi investor. Tingginya suku bunga bisa meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan hasil.

Melihat rekam jejak pergerakan emas selama satu triwulan, harga emas anjlok 7,7 persen. Penurunan ini menjadi penurunan bulanan keenam secara berturut-turut—terpanjang dalam empat tahun. Kini, harga emas dalam jangka pendek bergantung kepada data ketenagakerjaan dan inflasi yang akan dirilis pada bulan ini.

Menurut Melek, dia tidak melihat harga emas bisa terangkat lebih tinggi sampai melihat angka ketenagakerjaan dan inflasi. “Jika Indeks Harga Konsumen (IHK) atau ketenagakerjaan lebih kuat daripada yang diharapkan, ini bisa negatif bagi emas,” kata dia.

Menurut konsensus pasar, jumlah tenaga kerja diperkirakan bertambah 250 ribu pada September. Tingkat pengangguran juga diprediksi berada di 3,7 persen—mendekati posisi terendah dalam 50 tahun. Kemudian, inflasi September diprediksi berada di 8,1 persen.

Harga emas berpeluang naik melihat ada ketegangan politik, nih, Sobat Treasury. Memang, logam kuning ini menjadi pilihan investor ketika perekonomian tidak baik-baik saja dan ada ketegangan geopolitik. Ditambah lagi, logam kuning ini sangat likuid alias mudah dijual.

Kamu ingin investasi emas? Kini, membeli emas pun semakin mudah. Kamu bisa membelinya melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Di sini harga emas yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu! Lebih murah daripada semangkok bakso urat, kan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!