Harga Emas Dunia Tembus Level Tertinggi Sepekan, namun Tetap Waspada



Harga emas dunia melesat naik seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 1,61% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 0,16%. Sementara itu, sorotan beralih ke rilis risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) sebagai isyarat penurunan suku bunga lebih lanjut.

 

Pada perdagangan Selasa (20/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,29% di posisi US$ 2023,53 per troy ons. Harga emas bertahan di psikologis US$2.000 per troy ons setelah sempat jatuh ke level psikologis US$1.900 pada perdagangan 16 Februari 2024.

 

Kenaikan harga emas ditopang oleh pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,24%. Depresiasi dolar terjadi usai datang kabar dari China. Bank sentral China (PBoC) menurunkan suku bunga acuan (Loan Prime Rate) tenor 5 tahun sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 3,95%.

 

Outlook harga emas menguat dengan komentar-komentar dari para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS (the Fed) yang mengatakan bahwa inflasi AS secara luas sedang bergerak ke arah yang benar. Komentar para pejabat the Fed ini telah memudarkan dampak dari munculnya data Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) bulan Januari.

 

Keyakinan dari para pembuat kebijakan the Fed bahwa inflasi AS sedang turun secara jangka panjang telah mendorong harga emas naik. Sementara itu, investor menunggu keluarnya risalah pertemuan FOMC the Fed pada pertemuan kebijakan yang pertama kalinya dalam tahun 2024. Risalah FOMC akan memberikan petunjuk mengenai waktu kapan penurunan tiga kali tingkat bunga, sebagaimana dengan yang diperkirakan oleh The Fed.

 

Fokus pasar saat ini ke risalah pertemuan kebijakan bank sentral AS bulan Januari akan dirilis pada hari ini waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Kemungkinan risalah FOMC akan menegaskan kembali bahwa penurunan suku bunga akan diundur hingga Mei atau Juni 2024, yang tentunya tidak akan membantu pasar emas

 

Data harga konsumen dan harga produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada minggu lalu mengurangi harapan penurunan suku bunga pada bulan Maret. Pasar saat ini memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar 78% pada bulan Juni, menurut CME Fed Watch Tool.

 

Data PMI pendahuluan dari S&P global bulan Februari yang akan dikeluarkan pada hari Kamis akan memberikan petunjuk mengenai arah pergerakan harga emas dan dolar AS. PMI manufaktur AS diperkirakan akan melampaui batas 50 untuk kedua kalinya di 50.5. Apabila data faktori yang keluar bagus maka akan berdampak negatip terhadap harga emas.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

 

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp 5.000an di Treasury!

 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! 

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!