Investor Bersikap Hati-hati, Harga Emas Pekan Ini Akan Konsolidasi



Harga emas pekan ini diprediksi berkonsolidasi sebelum logam mulia mencapai titik tertinggi, sambil mencari katalis baru karena mulai meredanya pengaruh emas dari dampak gejolak di Timur Tengah. Harga emas dunia akhir pekan lalu sempat naik ke atas 2,000 USD sebelum akhirnya terkoreksi turun ke $1,992 setelah keluar laporan pekerjaan AS bulan Oktober yang lemah. 

 

Awal pekan ini, Senin (06/11/2023) harga emas di Apps Treasury bergerak landai minus 0.1 persen (Rp1.006) dengan harga beli emas Rp1.034.359 per gram. Sedangkan harga emas dunia di pasar spot ada di kisaran USD 1.999. Emas telah mengakhiri kenaikan tiga minggu berturut-turutnya karena tampaknya menutup minggu kemarin tidak berubah dari Jumat lalu. Namun, harga turun hampir 1% dari gap pembukaannya di awal minggu.

 

Kegagalan harga emas untuk melanjutkan kenaikan ke atas 2,000 USD menimbulkan sentimen berhati-hati di pasar. Sekalipun tidak disarankan untuk mengambil posisi jual, pergerakan harga emas pada akhir minggu lalu mengecewakan karena tidak berhasil mengambil keuntungan dari penurunan tajam yields obligasi treasury AS dan melemahnya dolar AS.

 

Harga emas terus didorong oleh faktor geopolitik global karena berkurangnya ketakutan di pasar berdampak pada daya tarik logam mulia sebagai safe-haven. Meskipun perang Israel dengan Hamas terus berkecamuk, konflik masih terjadi di Gaza, namun faktor ini mereda sudah tidak sekencang pekan-pekan sebelumnya.  Sejak perang meletus, harga emas sudah melambung 8,7%.

 

Pekan ini tidak ada data ekonomi yang berdampak besar yang dirilis baik dari AS, Inggris maupun dari Uni Eropa. Inggris akan mempublikasikan data PMI Construction. Uni Eropa juga akan mengeluarkan data Producer Price Index (PPI) bulan September baik secara bulanan maupun tahunan.

 

Hari Rabu besok Uni Eropa akan mengeluarkan data Penjualan Ritel bulan September baik secara bulanan maupun tahunan. Pada hari Kamis, fokus pasar ada pada Consumer Price Index (CPI) Cina dan data inflasi Producer Price Index (PPI) yang akan bisa menggerakkan sentimen pasar. Selanjutnya dari AS akan dikeluarkan data Jobless Claims mingguan. Sedangkan Jumat dari Inggris akan dipublikasikan Gross Domestic Product (GDP) pendahuluan untuk kuartal ketiga bersamaan dengan GDP bulanan dan data Manufacturing and Industrial Production, 

 

Review Harga Emas Pekan Lalu

 

Seperti diketahui, data tenaga kerja menopang pergerakan emas pekan lalu. Data tenaga kerja yang memburuk ini menjadi kabar baik bagi dunia karena mencerminkan inflasi yang melambat sehingga memungkinkan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melunak. Nonfarm payrolls meningkat sebesar 150.000 pada bulan tersebut, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Jumat (3/11/2023). Data ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan konsensus Dow Jones yang memperkirakan kenaikan sebesar 170.000 

 

Harga emas sempat meredup pada Rabu pekan lalu namun kembali naik esoknya  didorong oleh turunnya yields obligasi treasury AS setelah keluarnya keputusan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) the Fed. Harga emas terus berpegang pada pemulihannya yang dipicu oleh keputusan tingkat bunga the Fed yang tidak berubah dan semakin naik karena ekspektasi bahwa the Fed telah selesai dengan kampanye pengetatan tingkat bunga. Sebagai akibatnya dolar AS terus melemah. Indeks dolar AS turun 0.87% ke 105.777 pada hari Kamis minggu lalu.

 

Sebagaimana dengan yang telah diperkirakan, Federal Reserve AS (the Fed) tidak menaikkan lagi tingkat bunganya pada bulan November ini. The Fed tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah di dalam rentang antara 5.25% dan 5.50% dengan nada yang optimis terhadap ekonomi AS meskipun mereka memperkirakan akan melihat beberapa kelemahan ke depannya.

 

Di dalam pernyataan kebijakan moneternya, para pejabat Federal Reserve AS (the Fed) mengakui bahwa aktifitas ekonomi AS telah berkembang dengan mantap pada kuartal ketiga. The Fed juga menyebutkan bahwa kenaikan dalam pekerjaan telah berkurang. Meskipun demikian mereka memberikan catatan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan menekankan bahwa komite dengan teguh berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.

 

Analis dari OANDA, Craig Erlam, menjelaskan level harga emas US$ 2.000 per troy ons mungkin sulit di tembus. Pasalnya, faktor ketegangan geopolitik sudah tidak sekencang pekan-pekan sebelumnya. Analis Tai Wong juga berpendapat sama. Harga emas kemungkinan akan mengalami konsolidasi atau hanya bergerak sangat moderat karena faktor geopolitik.

 

"Perdamaian mungkin tidak akan tercipta dalam jangka dekat tapi perang sepertinya tidak akan meningkat dan meluas dalam jangka pendek. Emas sudah melaju kencang sebulan terakhir. Sepertinya emas akan konsolidasi atau naik secara moderat," tutur Tai Wong.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

 

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!