Dua Skenario Harga Emas Pekan Ini, Bisa Terus Meroket atau Malah Redup



Harga emas pekan lalu capai sejumlah rekor tertingginya. Namun harga emas pekan ini diperkirakan bisa saja terus cetak rekor jika konflik Israel vs Hamas terus memanas. Namun, harga emas bisa terlempar jatuh terjerembab ika konflik mereda dan The Fed kembali hawkish, terlebih pekan ini sejumlah data penting ekonomi AS bakal dirilis. 

 

Harga beli emas di Aplikasi Treasury dalam sebulan terakhir ada kenaikan cukup signifikan hingga 6.42%. Sedangkan harga emas di pasar spot awal pekan ini Senin (23/10/2023) dibuka melemah 0,22% atau ada di posisi US$ 1.976,83. Pelemahan ini memutus tren luar biasa harga emas yang terbang 2.55% oekan lalu. Kenaikan harga emas dunia ini terjadi karena kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut konflik Timur Tengah yang menambah daya tarik emas sebagai aset safe haven.

 

Analis dari Saxo Bank, Ole Hansen memperkirakan untuk pekan ini harga emas bisa saja tembus ke rekor tertingginya di kisaran US$ 2.075 per troy ons jika konflik memanas. Namun, emas bisa terlempar jatuh dan bahkan ke arah US$ 1.946 jika konflik mereda dan The Fed kembali hawkish.

 

Pekan ini, selain fokus pada geopolitik gejolak TImur Tengah, fokus pasar akan ada pada angka Gross Domestic Product AS kuartal ketiga. Ketangguhan ekonomi AS selama ini adalah alasan yang signifikan mengapa yields obligasi AS telah naik ke ketinggian selama 16 tahun. Ekonomi AS mungkin tidak akan jatuh ke dalam resesi, namun bisa masuk ke stagflasi dengan melambatnya pertumbuhan bertemu dengan naiknya harga konsumen.

 

Selain itu, laporan mengenai bisnis global dari Purchasing Manager Index (PMI) zona Eropa dan AS pada hari Selasa akan membuat fokus pasar kembali kepada berita fundamental di tengah keprihatinan mengenai pendaratan yang halus. Hari Senin the Fed masih dalam periode blackout menjelang pertemuan kebijakan bulan November.

 

Pada hari Rabu mendatang, data ekonomi yang akan keluar yang perlu dicatat adalah data New Home Sales dari AS. Sedangkan pada Kamis, pasar menantikan pengumuman kebijakan dari European Central Bank (ECB) dan perkiraan pendahuluan dari GDP AS kuartal ketiga. Para investor juga akan menaruh perhatian terhadap Jobless Claims AS mingguan, Durable Goods AS dan data Pending Home Sales AS pada hari Kamis. Indeks harga Personal Consumption Expenditure (PCE) AS akan menarik perhatian pasar pada hari Jumat.

 

Review Pergerakan Harga Pekan Lalu 

Secara keseluruhan, harga emas terbang 2,55% dalam sepekan kemarin. Harga emas bahkan melesat 1% lebih pada Rabu dan Kamis pekan lalu. Sedangkan pada perdagangan Jumat (20/10/2023) harga emas ditutup naik 0,37%. Posisi ini merupakan harga tertingginya sejak 19 Juli 2023 atau 3 bulan terakhir. Sementara, secara bulanan harga emas sudah melesat 7,1% dan naik 8,58% secara tahunan.

 

Lonjakan harga emas ini masih saja terjadi imbas perang Israel-Hamas yang masih memanas. Gejolak seperti ini membuat orang ramai-ramai membeli emas dengan cepat dan tak heran orang berbondong-bondong membeli emas di tengah kondisi seperti ini, sehingga harganya pun ikut terdongkrak.

 

Selain karena gejolak yang terjadi di Timur Tengah ini, The Fed tentu menjadi pemicu kenaikan harga emas. Bagaimana tidak, Powell dalam pidatonya di acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, Kamis (19/10/2023) mengatakan inflasi dan ekonomi masih terlalu tinggi. Namun, tingginya imbal hasil US Treasury akan membuat ekonomi AS mendingin.

 

Pernyataan ini mengisyaratkan jika The Fed akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan mendatang meskipun tetap menekankan adanya potensi kenaikan di masa depan jika ekonomi dan inflasi AS masih panas. Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 7,8 % pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini turun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 11,5%.

 

Pernyataan Powell mengindikasikan jika ada risiko dari perlambatan ekonomi ke depan yang dikhawatirkan The Fed. Kondisi ini bisa membuat The Fed mengakhiri kenaikan suku bunga. Pelaku pasar melihat pernyataan Powell bukan sebagai komen yang hawkish. Sepertinya ada banyak risiko dari outlook ekonomi ke depan dan ini akan menopang harga emas.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

 

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!