Investor Cari Aman, Pekan Ini Harga Emas Diprediksi Bakal Terus Meroket



Harga emas pekan ini diprediksi akan terus menguat. Harga emas pekan ini tidak akan terlalu volatile pada pekan ini karena tidak ada data genting yang akan dirilis pada pekan ini. Memanasnya perang Israel vs Hamas serta melandainya imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) juga akan membuat harga emas meroket naik dan layak dijadikan investasi karena sifatnya yang safe haven. Dalam sebulan ini harga emas di Apps Treasury naik 1.98 persen atau ada kenaikan Rp19.499.

 

Harga emas pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/10/2023), pukul 05:30 menguat 0,07 persen di posisi US$ 1.933,11 per troy ons.Kenaikan tersebut memperpanjang tren positif emas setelah harganya terbang pada pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (13/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.931,70 per troy ons. Harganya melesat naik 3,37 persen.

 

Perkiraan peningkatan konflik antara Israel vs Hamas terutama menekan imbal hasil dan mendorong harga emas lebih tinggi. Emas dianggap sebagai investasi yang aman pada saat terjadi gejolak geopolitik dan ekonomi. Meskipun laporan inflasi kemarin lebih tinggi dari perkiraan, saat ini terdapat ekspektasi bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan November, yang juga membantu harga.

 

"Investor ramai-ramai beralih ke aset aman setelah ketegangan di Gaza. Ini Jika situasi semakin memburuk maka ada peluang emas akan terbang ke level US$ 2.000 tahun ini,” ujar Analis OANDA, Edward Moya. 

 

Selain perang, salah satu faktor pendukung lainnya adalah minimnya data-data penting yang dirilis AS pada pekan ini. Namun, sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menyampaikan pidato dalam beberapa forum, termasuk Chairman The Fed Jerome Powell. Powell dijadwalkan akan berpidato dalam acara Economic Outlook yang digelar oleh the Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, pada Kamis pekan ini (19/10/2023). Pidato Powell akan menjadi pegangan pelaku pasar untuk memproyeksi arah kebijakan The Fed pada November.

 

Penopang harga emas lainnya adalah melandainya kekuatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar ada di posisi 106,59 pada pagi hari ini, turun dibandingkan pada akhir pekan lalu (106,65). Sementara itu, imbal hasil US Treasury melandai ke 4,63 persen pada pagi hari ini, dari 4,7 persen pada pekan lalu. Melandainya dolar AS akan membuat emas lebih terjangkau untuk dibeli sehingga semakin menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya imbal hasil membuat emas semakin menarik.

 

Review Harga Emas Pekan Lalu

 

Posisi penutupan US$ 1931,70 pada Jumat pekan lalu adalah yang tertinggi sejak 6 Oktober 2023 atau lima hari perdagangan terakhir. Lonjakan harga emas pekan kemarin membuat sang logam mulia langsung mencetak dua rekor sekaligus. Pertama, kenaikan terbesar dalam sehari. Harga emas yang melonjak 3,37 persen sehari merupakan yang terbesar sejak 17 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir. 

 

Rekor kedua yang dicatat emas pada perdagangan Jumat kemarin adalah kenaikan tertinggi dalam sepekan. Emas melesat 5,43 persen dalam sepekan pada pekan lalu. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Maret (13-17 Maret 2023) di mana harga emas terbang 6,43 persen sepekan. Prestasi emas pada pekan lalu terbilang sangat luar biasa mengingat emas terpuruk pada awal Oktober tahun ini. Kenaikan emas di atas 3 persen dalam sehari juga jarang sekali terjadi.

 

Komentar yang netral dari Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker juga mendorong naik harga emas. Harker menyebutkan bahwa ketakutan akan inflasi yang persisten tetap ada, sehingga membuat bank sentral AS untuk tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah. Bulai besarnya dampak suku bunga ke pertumbuhan ekonomi AS serta adanya risiko global bisa membuat The Fed menahan diri. Perangkat FedWatch Tool menunjukkan hanya 8,1 persen pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini turun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 14,9 persen.

 

Laporan inflasi AS bulan September yang diukur oleh Consumer Price Index (CPI) menunjukkan bahwa inflasi umum naik dengan kecepatan 0.4 persen lebih tinggi daripada yang diperkirakan 0.3 persen karena naiknya harga gasoline dan produk-produk makanan. Angka CPI umum tahunan meningkat dengan kecepatan yang tetap tidak berubah di 3.7 persen namun lebih tinggi daripada yang diperkirakan 3.6 persen. Angka inflasi inti bulanan dan tahunan  yang mengeluarkan harga makanan dan minyak mentah yang volatile naik sebesar 0.3 dan 4.1 persen.  

 

Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun anjlok ke 4,63 persen kemarin, dari 4,71 persen pada hari sebelumnya. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury membuat emas semakin menarik. Imbal hasil melandai karena pelaku pasar mulai melihat ada kemungkinan The Fed mengakhiri siklus kenaikan.Inflasi AS memang masih sangat tinggi yakni 3,7 persen (year on year/yoy) pada September 2023. 

 

 

Analis ActivTrades, Ricardo Evangelista menjelaskan ada tiga alasan mengapa emas terbang kemarin. Ketiga faktor tersebut adalah perang, ekspektasi pasar mengenai kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed), serta melandainya imbal hasil US Treasury. 

 

"Melandainya imbal hasil dan dolar AS serta ketidakpastian perang menjadi faktor positif bagu emas. Pelaku pasar juga optimis siklus kenaikan suku bunga akan segera berakhir," tutur Evangelista, kepada Reuters. "Saya pikir dunia mulai melihat adanya tanda-tanda kebangkitan emas," imbuh Evangelista.

 

Untuk minggu ini, 14 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Sepuluh ahli, atau 72 persen, memperkirakan harga emas akan lebih tinggi pada minggu ini. Sementara dua analis, atau 14%, memperkirakan penurunan harga, dan dua lainnya netral terhadap emas untuk minggu ini. 

 

Sementara itu, 595 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 431 investor ritel, atau 72 persen, memperkirakan emas akan naik pada minggu depan. Sebanyak 106 responden, atau 18 persen, memperkirakan harga akan lebih rendah, sementara hanya 58 responden, kurang dari 1 persen, yang bersikap netral terhadap prospek jangka pendek logam mulia.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

 

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!