Dolar AS Makin Perkasa Bikin Harga Emas Tertekan, Momentum Beli Emas?



Dolar AS yang melonjak akibat memburuknya sentimen pasar di awal pekan karena para investor ketakutan dengan janji bank sentral untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, menyebabkan harga emas dunia terjerembab jatuh. Harga emas makin terpuruk karena ada isyarat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) masih akan hawkish. Perangkat FedWatch Tool menunjukkan sekitar 14,4% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang.

 

Harga emas pada Apps Treasury hari ini sedang merangkak naik. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (27/09/2023) dibuka pada Rp979.278 per gram. Sempat melandai ke Rp978.915 per gram namun naik kembali hingga Rp979.476 hingga pukul 07:32 WIB atau ada kenaikan harga beli 0.02 persen (Rp198). Sedangkan harga jual emas Rp947.139 per gram.

 

Harga emas di pasar spot pada perdagangan kemarin, Selasa (26/9/2023), ditutup di posisi US$ 1.900,49 per troy ons. Harganya ambruk 0,79%. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 22 Agustus 2023 atau sebulan lebih. Pelemahan kemarin memperpanjang derita emas yang juga ambruk pada perdagangan Senin. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah jatuh 1,27%. Pelemahan juga membuat emas terancam ke level US$ 1.800 per troy ons. Harga emas sedikit membaik pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (27/9/2023) pukul 06:26 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.900,93 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,02%.

 

Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal dibeli sehingga tidak menarik buat investasi. Logam mulia juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga tidak menarik saat imbal hasil US Treasury naik. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melonjak. Imbal hasil pada US Treasury yang melesat ke kisaran 4,56% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 Oktober 2007 atau tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sementara itu, indeks dolar terbang ke 106,3 atau posisi tertingginya sejak November 2022.  

 

Analis OANDA, Edward Moya, menjelaskan emas saat ini tidak dianggap sebagai aset aman yang menarik. Pasalnya, investor lebih melihat pada kenaikan suku bunga. "Emas belum dianggap sebagai aset aman. Harga emas baru akan membaik jika The Fed mengisyaratkan akan mengakhiri siklus kenaikan atau ekonomi ambruk," tutur Moya, kepada Reuters.

 

Pelaku pasar kini menunggu data belanja warga AS atau personal consumption expenditures (PCE) yang akan diumumkan pada hari ini. "Jika data menunjukkan ekonomi AS memang masih panas maka itu akan menjadi tambahan tekanan ke emas," ujar Moya.

 

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) sedang suram. Indeks Kepercayaan Konsumen CB AS memperpanjang kemerosotannya di bulan September menjadi 103,0, turun dari revisi ke atas 108,7 di bulan Agustus. Indeks Situasi Saat Ini sedikit lebih tinggi menjadi 147,1, meskipun Ekspektasi turun menjadi 73,7, jauh di bawah level 80, yang biasanya merupakan petunjuk menuju resesi yang akan datang. Selain itu, Penjualan Rumah Baru turun 8,7% di bulan Agustus, jauh lebih buruk dari kenaikan 4,4% sebelumnya. Kabar baiknya, Indeks Manufaktur Fed Richmond membaik di bulan September menjadi 5 dari -7 di bulan lalu.

 

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari memberikan pernyataan. Di antaranya, ia mengatakan bahwa ada 60% kemungkinan soft landing dan 40% kemungkinan bahwa Fed harus menaikkan suku bunga secara signifikan lebih tinggi untuk menjinakkan inflasi. Dia juga menambahkan bahwa penurunan inflasi tahun depan mungkin membenarkan penurunan suku bunga dana Federal agar tidak semakin ketat.

 

Para investor khawatir pengetatan moneter akan berlanjut lebih lama dari yang diantisipasi, karena para pembuat kebijakan minggu lalu menegaskan bahwa mereka tidak siap untuk melepaskannya. Sebagian besar bank sentral dari seluruh dunia menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, menunda kemungkinan penurunan suku bunga hingga akhir tahun 2024. 

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di  Treasury!

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!