Harga Emas Dunia Ambruk Akibat Negara Eksportir Minyak Batasi Produksi



Sejumlah negara eksportir minyak dunia, Arab Saudi dan Rusia memangkas produksi dan ekspor minyak mentah dunia membuat harga emas dunia merosot. Keputusan kedua negara dikhawatirkan akan melambungkan harga minyak dan inflasi sehingga harapan pelonggaran suku bunga di Amerika Serikat (AS) semakin menjauh. Pemicu lain turunnya harga emas juga karena meningkatnya imbal hasil obligasi dan dolar AS. 

Harga emas Treasury juga bergerak melandai. Harga emas dibuka Rp979.687 per gram pada perdagangan hari ini Rabu (6/9/2023). Harga sempat bergerak naik Rp981.546 per gram, namun kembali turun ke Rp980.400 (pukul 09:05). Sementara dalam hari ini harga emas di aplikasi Treasury naik Rp713 (0.07 persen).

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas yang juga melemah pada tiga hari perdagangan sebelumnya. Dalam empat hari terakhir, harga emas sudah melandai 0,85%. Emas sedikit membaik pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (6/9/2023) pukul 06: 20 WIB, harga emas menguat 0,02% ke posisi US$ 1.926,19 per troy ons. 

Harga minyak brent ditutup di posisi US$ 90,01 per barel kemarin Selasa (5/9/2023). Harganya terbang 1,2%. Ini adalah kali pertama minyak brent menyentuh level US$ 90 per barel sejak 16 November 2022 atau hampir 10 bulan terakhir.

Harga minyak melonjak setelah Arab Saudi akan memangkas produksi sebesar 1 juta barel per day (bpd) secara sukarela hingga akhir tahun ini. Pemangkasan tersebut akan mengurangi produksi minyak hingga 9 juta pbd pada Oktober, November, dan Desember. Rusia juga akan memperpanjang pemangkasan sukarela sebesar 300.000 hingga Desember 2023.

Lonjakan harga minyak akan berimplikasi kepada banyak hal. Lonjakan harga minyak dikhawatirkan akan melambungkan kembali inflasi sehingga harapan melihat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melunak semakin menjauh. Hal tersebut bisa semakin menekan ekonomi AS yang tengah berjuang dari dampak suku bunga tinggi.

"Kenaikan harga minyak akan menekan inflasi. Ini hanya akan membuat The Fed semakin bekerja keras menekan inflasi," tutur Keith Lerner, co-chief investment officer pada Truist Advisory Services, dikutip dari CNBC.

 

Naiknya Dolar dan Imbal Hasil Obligasi Tekan Harga Emas

Selain harga minyak, emas juga melemah karena imbal hasil US Treasury terus melambung. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun kemarin menembus 4,27%, lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat 4,17%. Imbal hasil naik karena pasar melihat The Fed masih akan hawkish ke depan. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil merugikan emas.

Kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global, khususnya di Tiongkok dan zona euro, menyebabkan dolar AS menjadi aset safe-haven yang mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terhadap sejumlah mata uang, sehingga membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri. 

Berita bagus dari Tiongkok mengenai Country Garden gagal mengesankan para pembeli emas dengan dolar AS dan yields obligasi treasury AS mengalami kenaikan. Kekuatiran akan kapasitas Cina untuk bisa mempertahankan pemulihan ekonominya ditambah lagi dengan naiknya yields obligasi treasury AS mendorong kenaikan dolar AS.

Selain itu, munculnya data ekonomi penting AS, Nonfarm Payrolls (NFP) yang bagus ditambah dengan revisi naik dari agen rating global Moody terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi AS dan komentar hawkish dari Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Loretta J. Mester, kelihatannya membuat dolar AS tetap kuat dan sekaligus juga memberikan tekanan turun terhadap harga emas.

"Imbal hasil obligasi melonjak di hampir semua negara karena ada risiko perlambatan ekonomi. Situasi ini membuat orang kembali ke dolar AS dan surat utang," tutur Edward Moya, analis OANDA, dilansir dari Reuters

Menurut Moya, harapan emas kini berada pada kekhawatiran global mengenai gonjang ganjing ekonomi. Jika kekhawatiran meningkat maka permintaan emas bisa meningkat lagi. "Perlambatan ekonomi global sebenarnya bisa membuat emas menguat tetapi itu hanya terjadi jika AS mengalami resesi," ujarnya.

Yang membatasi penurunan emas adalah ekspektasi para pedagang terhadap peluang 95% bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan 19-20 September, dan sekitar 60% peluang bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat saat ini hingga sisa tahun ini. menurut Alat FedWatch CME Group.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di  Treasury!

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!