Sempat Melemah Dampak Pidato Jerome Powell, Harga Emas Pekan Ini Dibuka Menguat



Harga emas bergerak menguat setelah sempat tertekan pada Jumat pekan lalu karena pidato Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. The Fed mengisyaratkan akan mempertahankan target inflasi 2% dan tidak ingin menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Untuk pekan ini, pelaku emas menunggu data pengangguran AS.

 

Harga emas pada aplikasi Treasury hari ini bergerak stagnan. Harga emas dibuka Rp974.537 per gram. Harga merosot Rp973.473 per gram (pukul 08:57 WIB). Sementara dalam hari ini harga emas di aplikasi Treasury mengalami penurunan dari pembukaan awal minus 0.1 persen atau ada penurunan Rp1.018.

 

Sedangkan harga emas di pasar spot hari ini Senin (28/8/2023) menguat 0,019% dari penutupan kemarin US$ 1.914,53 per troy ons. Harga ini tanda positif setelah penutupan Jumat lalu (25/08/2023) melemah 0,15% usai pidato pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (25/8/2023) usai Jerome Powell berpidato di Simposium Ekonomi Jackson Hole di negara bagian Wyoming, AS.

 

Dalam pidatonya, Ketua The Fed mengakui sifat inflasi yang persisten, mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut bukanlah hal yang mustahil. Federal Reserve bermaksud mempertahankan kebijakan pada tingkat yang restriktif sampai mereka yakin bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju target 2,0 persen. 

 

Jerome Powell melihat data ekonomi yang yang kurang baik dan mengatakan dia akan melanjutkan dengan hati-hati. Komentar tersebut meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada September, sehingga melemahkan harga emas.

 

Survei dari CME FedWatch Tool menunjukkan 80,5% pelaku pasar meyakini The Fed akan mempertahankan suku bunga pada September sementara ada 19,5% yang memperkirakan kenaikan 25 bps. Jumlah yang memperkirakan kenaikan jauh melesat dibandingkan sebelum pidato Powell yakni di kisaran 11,5%.

 

Minggu ini, 12 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dan mereka terbagi rata mengenai arah harga emas. Lima analis atau 42% memperkirakan harga emas akan lebih tinggi pada minggu ini. Sementara lima analis lainnya atau 42% memperkirakan penurunan harga. Sedangkan dua analis atau 17% bersikap netral terhadap emas untuk minggu mendatang.

 

Sementara itu, 559 pelaku pasar ikut dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 388 responden atau 69% memperkirakan harga emas akan naik minggu ini. Sedangkan untuk 114 responden atau 20% memperkirakan harga akan lebih rendah dan 57 pemilih atau 10% bersikap netral dalam waktu dekat. Survei terbaru menunjukkan bahwa investor ritel memperkirakan harga emas akan diperdagangkan sekitar USD 1.941 per ounce minggu ini.

 

Review Harga Emas Sepekan 

 

Secara umum, harga emas dunia sepekan kemarin menguat 1,39%. Penguatan ini sekaligus mengakhiri tren negatif emas yang ambruk pada empat pekan sebelumnya. Namun penguatan masih rentan turun, sejumlah analis memperkirakan kenaikan harga emas pekan lalu lebih ditopang oleh aksi bargain hunting dan bukan karena fundamental emas yang menarik.  

 

Awal pekan lalu, dibuka menguat setelah ambruk lima hari ini atau pekan sebelumnya. Kendati demikian, emas masih bergerak di level terlemahnya dalam lima bulan terakhir. Harga emas di pasar spot pada perdagangan Senin (21/8/2023) ditutup di posisi YS$ 1.893,95 per troy ons. Harganya menguat 0,30%. Pada perdagangan Selasa (22/8/2023) pukul 06:23 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.895,31 per troy ons atau menguat 0,07%.

 

Penguatan emas menandai jika minat investor untuk membeli sang logam mulia belum pudar. Namun, investor masih ragu-ragu membeli emas karena ada potensi kenaikan bank sentral AS  The Fed. Dan benar saja, usai pidato Powell, Jumat lalu harga emas merosot karena kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.

 

Sebagai gambaran dampak kebijakan hawkish the Fed pernah terjadi pasca Jackson Hole tahun lalu dengan pernyataan yang menegaskan kebijakan ketat dilanjutkan membuat emas langsung ambruk dengan melemah 1,23% sehari setelah Powell berpidato. Sebaliknya, indeks dolar langsung menguat 0,31%.

 

Pergerakan dolar AS dan imbal hasil obligasi pekan lalu juga memengaruhi harga emas. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun 2,3 basis poin bahkan turun hingga 13 basis poin menjadi 4,1.94 persen. Langkah ini mengikuti data yang menunjukkan penurunan angka PMI AS. Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa AS awal dari S&P Global turun menjadi 51 pada Agustus dari 52,3 pada Juli, meleset dari ekspektasi pasar sebesar 52,2 yang mencerminkan ekspansi paling lambat di sektor jasa-jasa AS dalam enam bulan.

 

PMI manufaktur AS awal S&P dari Global juga turun menjadi 47 pada Agustus dari 49 pada Juli. Angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar sebesar 52. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru di AS meningkat 4,4 persen pada Juli menjadi 714.000. Pemulihan penjualan rumah baru terus berlanjut selama lebih dari setahun. Para analis pasar memperkirakan lingkungan perdagangan emas yang bearish untuk sisa tahun ini, memperkirakan harga emas diperdagangkan dalam kisaran 1.850 dolar AS hingga 1.950 dolar AS, dengan potensi penurunan sebesar 1.800 dolar AS.

 

AS akan juga akan mengumumkan data pengangguran Juli pada Kamis pekan ini (31/8/2023). Tingkat pengangguran diperkirakan meningkat 3,8% pada Juli tahun ini, dari 3,5% pada Juni.

Jika pengangguran meningkat lebih besar dari ekspektasi maka itu bisa menjadi sinyal melemahnya ekonomi AS dan inflasi AS sehingga The Fed diharapkan bisa melunak.

 

Jika pengangguran lebih tinggi dari ekspektasi pasar maka ada harapan emas menguat. Demikian juga sebaliknya. Selain dari AS, pelaku pasar juga akan mempertimbangkan perkembangan di China. Pelemahan ekonomi China masih menjadi sorotan global mengingat peran besar Tiongkok dalam ekonomi global.

 

China adalah konsumen terbesar emas sehingga perkembangan di sana akan menentukan harga emas global. China pada Jumat pekan ini akan mengumumkan data PMI Manufaktur Agustus. PMI Tiongkok sudah ada di fase kontraksi selama empat bulan beruntun. Jika PMI kembali kontraksi maka pasar keuangan global dan Indonesia bisa terganggu mengingat besarnya peran Tiongkok dalam ekonomi dunia.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp 5.000-an 

 

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, sebab idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat Treasury bisa membeli emas dengan cukup mudah dan murah lho!. Kamu juga bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa menumbuhkan asetmu s.d 9% p.a di fitur Panen Emas atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah. Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini! Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!