Harga Emas Dunia Tertekan oleh Kuatnya Dolar dan Yield Obligasi AS



Harga emas dunia jatuh lebih dari satu persen lantaran terbebani oleh dolar AS yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil obligasi, sementara investor menantikan lebih banyak data ekonomi AS minggu ini yang dapat memengaruhi sikap kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.

Harga emas pada aplikasi Treasury bergerak positif hari ini, Rabu (02/08/2023). Dalam hari ini harga emas di Treasury sudah naik Rp3.111 per gram nya atau ada kenaikan 0.32 persen dari pembukaan awal Rp977.190 per gram. Harganya merangsek naik dengan harga beli Rp982.598 per gramnya dan harga jual Rp950.176 per gramnya (hingga pukul (09:56 WIB). 

Sedangkan di pasar spot, harga emas dunia kemarin ditutup di posisi US$ 1.944,08 per troy ons. Harganya ambruk 1,02%. Pelemahan tersebut mengakhiri tren penguatan pada dua hari perdagangan sebelumnya. Namun demikian, harga emas sudah mulai membaik  per hari ini Rabu (2/8/2023) pukul 06:20 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.950,62 per troy ons atau menguat 0,34%.

Harga emas merosot lantaran dolar Amerika Serikat (AS) dan yield atau imbal hasil surat utang pemerintah AS melesat naik. Indeks dolar ditutup pada posisi 102,303, jauh di atas hari sebelumnya yang ada di titik 101,86. Sementara itu, imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melesat ke 4,05% kemarin, dari 3,96%. Akibatnya, investor tak tertarik dengan emas karena tidak menawarkan imbal hasil ketimbang kurs dolar AS serta naiknya imbal hasil surat utang pemerintah AS. 

Imbal hasil (yield) obligasi AS bertenor 30 tahun naik ke level tertinggi dalam hampir sembilan bulan terakhir pada Selasa (1/8/2023) karena Departemen Keuangan AS bersiap-siap untuk meningkatkan penerbitan surat-surat berharga bertenor lebih panjang untuk mendanai defisit anggaran yang kian melebar. 

Departemen Keuangan AS meningkatkan estimasi pinjaman bersih untuk kuartal III/2023 (Juli hingga September) menjadi US$1 triliun, lebih besar dari yang diperkirakan oleh beberapa analis dan jauh di atas US$733 miliar yang diperkirakan pada awal Mei.

Sedangkan data tenaga kerja yang dirilis beberapa hari lalu AS mengumumkan data pembukaan lapangan kerja JOLTS kemarin. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lapangan kerja baru pada periode Juni 2023 turun menjadi 9,58 juta lapangan, dari sebelumnya pada Mei lalu sebanyak 9,62 juta lapangan kerja.

Kendati melemah, pelaku pasar melihat data tenaga kerja masih cukup panas dan tidak turun secepat harapan. Dengan sulitnya tenaga kerja AS untuk turun tajam maka harapan bank sentral The Fed  melunak akan semakin sulit.

Sementara itu, manufaktur AS tampak stabil pada level yang lebih lemah pada Juli di tengah peningkatan pesanan baru secara bertahap.

Fokus sekarang bergeser ke laporan utama penggajian non-pertanian AS untuk Juli yang akan dirilis pada Jumat, 4 Agustus 2023. Keseluruhan gaji diperkirakan akan naik 200 ribu pekerjaan pada Juli setelah meningkat sebesar 209 ribu pada Juni.

Emas sendiri mengakhiri Juli 2023 dengan kenaikan 2,5 persen, menjadi kenaikan bulanan terbesar dalam empat bulan terakhir. Ini didorong oleh harapan bank-bank sentral global besar mendekati puncaknya dengan kenaikan suku bunga di tengah tanda-tanda perlambatan inflasi.

"Saya pikir Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya jika kita melihat inflasi turun. Harga emas bisa berada dalam kisaran ketat dalam waktu dekat, tetapi pada akhirnya akan naik di atas USD2.000 per ons," kata analis pasar senior di Oanda, Edward Moya. Menurutnya, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. 

Moya menjelaskan masih ada peluang emas untuk menguat dan bahkan tembus US$ 2.000 epr troy ons tetapi dengan syarat inflasi turun tajam.

Namun, analis dari KCM Trade, Tim Waterer, melihat sebaliknya. Penurunan inflasi akan terjadi tetapi tidak cukup membuat bank sentral global, termasuk The Fed untuk melunak. "Inflasi jelas akan turun tetapi pertanyaannya secepat apa. Apakah akan terjadi disinflasi dan membuat bank sentral dunia melunak? Itulah mengapa bank sentral lebih memilih melihat perkembangan data terbaru dibanding hanya melihat indlasi," tutur Waterer, kepada Reuters.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, sebab idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat Treasury bisa membeli emas dengan cukup mudah dan murah lho!. Kamu juga bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa menumbuhkan asetmu s.d 9% p.a di fitur Panen Emas atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah. Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!