Harga Emas Dunia Melesat Naik saat Data Ekonomi AS Terpuruk



Harga emas dunia melesat naik setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) memburuk. Harga emas di aplikasi Treasury hari ini, Rabu (19/07/2023) dibuka pada harga 986.256 per gram. Pergerakannya sempat landai ke 984.687, namun kembali naik Rp985.089 oer gram (pukul 08:13). Dalam hari ini harga emas di aplikasi Treasury sementara di posisi turun 0.13 persen (Rp.1282).   

Sedangkan untuk harga emas dunia sedang dalam tren positif. Pada perdagangan Selasa (18/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.978,72 per ons troi. Harganya naik 1,23%. Posisi penutupan kemarin menjadi yang tertinggi sejak 17 Mei 2023 atau dalam dua bulan terakhir. Penguatan tersebut juga memutus tren negatif emas melemah dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Harga emas sedikit melemah pada hari ini, Rabu (19/7/2023) di posisi US$ 1.977,22 per ons troi atau melemah tipis 0,08%.

Harga emas melesat naik setelah AS melaporkan penjualan ritel di negera adidaya tersebut anjlok. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS hanya naik 0,2 persen menjadi USD689,5 miliar pada Juni, lebih lemah dari perkiraan. Ini menunjukkan bahwa konsumen AS terus ditekan oleh kendala dari biaya pinjaman yang lebih tinggi dan kenaikan harga.

Penjualan ritel AS hanya tumbuh 0,2% (month to month/mtm) dan 1,49% (year on year/yoy) pada Juni tahun ini. Penjualan ritel jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yakni 0,3% (mtm) dan 1,6% (yoy).Penjualan juga lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada Mei yakni 0,5% (mtm) dan 2% (yoy).

Federal Reserve melaporkan bahwa produksi industri AS turun 0,5 persen pada Juni. Penurunan itu di bawah ekspektasi pembacaan datar oleh para ekonom. Indeks National Association of Home Builders/Wells Fargo Housing Market naik tipis satu poin menjadi 56 di Juli, kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut, memenuhi ekspektasi dari para ekonom.

Dengan penjualan ritel yang melandai maka ada harapan inflasi AS akan terus melemah juga sehingga bank sentral AS The Fed akan segera melunak. Data Penjualan Ritel AS yang mengecewakan ini akan menyalakan ketakutan akan resesi dan mendukung ekspektasi the Fed sudah untuk mengakhiri siklus pengetatan moneternya. Pelaku pasar masih memproyeksi kenaikan suku bunga 25 bps pada bulan ini tetapi kenaikan tersebut diperkirakan akan menjadi yang terakhir.

Ekspektasi melunaknya The Fed membuat dolar AS semakin melandai. Indeks dolar masih berkutat di angka 99,97, atau terendah sejak April 2022. Dengan dolar AS yang melemah maka harga emas semakin terjangkau sehingga semakin banyak orang yang membeli sang logam mulia. Namun Dolar AS kemungkinan akan tetap berada pada situasi serba menguntungkan baik data penjualan ritel bagus ataupun mengecewakan. Karenanya kenaikan harga emas kemungkinan hanya akan berlangsung sebentar saja. 

Dolar AS mendapatkan keuntungan karena keprihatinan mengenai pertumbuhan ekonomi Cina. Menurut data yang dirilis oleh National Bureau of Statistics of China GDP Cina kuartal ke dua hanya berkembang 6.3% per tahun, di bawah dari yang diperkirakan oleh para ekonom sebesar 7.3%. Sekalipun secara kuartalan GDP Cina naik 0.8% lebih tinggi daripada yang diperkirakan, namun masih jauh lebih rendah dari kuartal pertama sebesar 2.2%.

Sentimen berhati-hati menguasai pasar dengan utusan perubahan iklim AS John Kerry bertemu dengan diplomat perubahan iklim Cina Xie Zhenhua pada hari Selasa dalam usaha untuk membangun kembali saling mempercayai di antara ke dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

 Sedangkan Yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun turun lebih dari 1% pada hari Selasa di bawah 3.8% setelah keluarnya data ekonomi AS yang terbaru, yang membuat emas berpegang kepada keuntungan hariannya.

Analis dari Kitco, Jim Wyckoff, memperkirakan emas belum akan berhenti bersinar. Harga emas diyakini akan mendekati US$ 2.000 dalam waktu dekat. "Jelas sekali harga emas bisa mendekati US$ 2.000 dalam waktu dekat jika data ekonomi AS akan membuat The Fed melunak dengan hanya menaikkan sekali lagi," tutur Wyckoff. 

Sedangkan Analis dari City Index, Fawad Razaqzada, mengatakan emas butuh pemantik lebih banyak untuk menembus level US$ 2.000. "Harga emas bisa bergerak di titik support dan resistance US$ 1.980-1.985 per troy ons. Emas butuh faktor penopang kuat lain agar bisa kembali ke US$ 2.000," tutur Fawad.

 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, sebab idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat Treasury bisa membeli emas dengan cukup mudah dan murah lho!. Kamu juga bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. 

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa menumbuhkan asetmu s.d 9% p.a di fitur Panen Emas atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah. Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!