Harga Emas Melonjak Naik Dipengaruhi Data Inflasi AS



Data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang terkendali membuat bank sentral AS The Fed menahan siklus kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Hal ini berpengaruh pada harga emas yang melonjak naik. Harga emas di aplikasi Treasury hari ini, Kamis (13/07/2023) dibuka pada harga Rp973.528 per gram sempat bergerak melandai ke harga Rp971.878 namun melonjak naik ke Rp973.717 (pukul 08:49 WIB). Dalam hari ini harga emas di aplikasi Treasury naik 0.01 persen atau sebesar Rp139.

Sedangkan harga emas di  pasar spot terakhir naik 1,33% menjadi US$1.957,64 per ons troi. Sementara, harga emas berjangka AS menetap 1,3% lebih tinggi pada level US$1.961,70. Harga emas berada dalam rentang harian USD1.956 hingga USD1.958. Harga emas dunia naik 11,71 persen dalam setahun.

Harga ini membuat emas dunia naik mendekati level tertinggi tiga minggu. Kenaikan harga emas dunia karena pelaku pasar tetap berspekulasi The Fed hampir mencapai puncak suku bunganya ketika data inflasi AS mencapai tiga persen atau di bawah konsensus analis sebesar 3,1 persen. Harga konsumen AS naik moderat pada bulan Juni dan mencatat kenaikan tahunan terkecil lebih dari dua tahun karena inflasi terus mereda. Dalam 12 bulan hingga Juni, CPI naik 3,0 persen.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan pada Rabu (12/7/2023) bahwa CPI di Amerika Serikat naik sebesar 0,2% pada Juni dan mengalami kenaikan sebesar 3% dari tahun sebelumnya, mencapai level terendah sejak Maret 2021. Jika tidak termasuk makanan dan energi, IHK inti mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,2% dan 4,8%.

Meroketnya harga emas juga dipicu dari indeks dolar Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang mengalami penurunan setelah pertumbuhan inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan. Imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun jatuh ke 3,86% kemarin dari posisi sebelumnya yang berada di angka 4,01%. Kondisi ini akan menguntungkan emas. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga emas menjadi lebih menarik jika saingannya yakni surat utang AS terus melandai imbal hasilnya.

Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, Thomas Barkin, dalam sebuah acara di Arnold, Maryland menyatakan bahwa pertumbuhan harga konsumen di Amerika Serikat masih terlalu cepat meskipun melambat pada bulan Juni. Ini menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk mengembalikan inflasi ke tingkat yang ditargetkan.

Dalam sebuah unggahan tentang stabilitas perbankan, Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan bahwa regulator perbankan pemerintah Amerika Serikat harus melakukan tes tekanan inflasi tinggi baru untuk mengidentifikasi bank-bank yang berisiko dan dapat mengukur kekurangan modal mereka dengan lebih baik. Kashkari menyebutkan bahwa prospek beberapa bank regional sebagian besar bergantung pada apa yang terjadi dengan inflasi.

Chairman The Fed Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setelah menahan suku bunga pada Juni di kisaran 5,0-5,25%.

Namun, Powell menjelaskan jika besaran kenaikan suku bunga akan sangat ditentukan oleh data pendukung seperti inflasi. Laju inflasi sebesar 3% (yoy) pada Juni juga semakin mendekat kepada target The Fed yakni di kisaran 2%.

CME FedWatch Tool memperkirakan 94,2% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25% pada bulan ini. Pasar memang berekspektasi jika kenaikan suku bunga pada Juli tidak bisa dihindari. Namun, dengan inflasi yang melandai maka The Fed diharapkan sudah menghentikan kebijakan ketatnya pada September.

"Emas mampu naik lebih dari US$ 10 per ton karena data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi. Pasar kini berekspektasi jika kenaikan suku bunga akan berakhir pada Juli," tutur analis independen Tai Wong.  Harga emas diperkirakan sudah memasuki bullish market dan akan nyaman merangkak naik ke depan."Jika emas mampu bergerak di atas US$ 1.960 maka itu akan terus memicu kenaikan harga," jelas Tai Wong lagi.

 

Kamu mau investasi emas?

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di BAPPEBTIsehingga legalitas dan keamanannya terjamin.

Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!