Harga Emas Melambung Seiring Melemahnya Dolar AS dan Imbal Hasil Obligasi



Harga emas dunia hari ini, Rabu (12/07/2023) naik didorong lemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi. Harga emas pada aplikasi Treasury sendiri dibuka pada harga Rp973.782 per gram. Meski sempat turun tipis ke Rp972,658 (pukul 04:00 WIB), harga emas Treasury melonjak naik ke Rp974.601 (pukul 07:47 WIB). Dalam hari ini harga emas di aplikasi Treasury sudah naik 0.11 persen atau Rp1.046.

Sementara harga emas dunia di pasar spot naik 0,4% ke USD 1.932,03 per ons untuk kenaikan sesi ketiga berturut-turut. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi USD 1.937,10. 

Merosotnya dolar AS dan imbal hasil obligasi lantaran menjelang dirilisnya data inflasi AS yang sekaligus mengisyaratkan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Indeks dolar turun 0,3% ke level terendah sejak 11 Mei. S&P500 berjangka juga menambah keuntungannya pada jam perdagangan sesi Eropa hari Selasa kemarin karena sentimen pasar yang risk-on ikut menekan dolar AS turun sehingga membuat naik harga emas. Indeks dolar AS turun 0.24% ke 101.390.

Harga emas naik mendekati level tertinggi dari tiga minggu terakhir. Sejumlah investor mulai mengabaikan rencana The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga dan lebih fokus pada data inflasi konsumen yang akan datang. Kondisi ini membuat investor enggan memilih dolar dan beralih ke aset lainnya, terutama komoditas dan saham. Data inflasi Costumer Price Indeks (CPI) AS untuk bulan Juni diperkirakan akan menunjukkan penurunan harga secara tahunan di bulan Juni karena menurunnya harga bensin.

“Jika kita memiliki pembacaan inflasi yang lemah, itu akan menjadi positif untuk harga mungkin naik ke USD 1.950. Saya pikir akan sulit bagi emas untuk menembus di bawah level USD 1.900 pada laporan panas,” kata Analis Pasar Senior di OANDA Edward Moya. “Kenaikan suku bunga tidak akan mematahkan punggung emas, tetapi mungkin akan ‘membunuh’ perekonomian. Jadi ada beberapa dukungan untuk emas karena alasan ini," lanjut dia.

Harga emas terus bersinar karena pelaku pasar berekspektasi jika inflasi Amerika Serikat (AS) akan turun signifikan pada Juni 2023. Konsensus pasar memperkirakan inflasi akan melandai ke 3,1% (year on year/yoy) pada Juni dari 4% (yoy) pada Mei. AS akan mengumumkan data inflasi untuk Juni pada Rabu hari ini atau Rabu malam waktu Indonesia.

Dengan inflasi yang melandai maka bank sentral The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya. CME FedWatch Tool memperkirakan 93% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25% pada bulan ini. Harga emas juga terbantu dengan pernyataan Presiden The Fed Atalanta Raphael Bostic yang mengatakan The Fed akan lebih bersabar.

Bila inflasi melandai maka ada harapan jika The Fed juga tidak segalak sebelumnya.

Kondisi ini akan membuat dolar AS melemah dan imbal hasil surat utang pemerintah AS melandai. Kedua faktor akan menguntungkan emas. Dolar AS yang melemah membuat emas lebih murah sehingga semakin gampang dibeli. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga emas menjadi lebih menarik jika saingannya yakni surat utang AS terus melandai imbal hasilnya.

"Jika inflasi melandai maka itu akan menjadi penopang positif emas dan harganya bisa menembus US$ 1.950 per troy ons. Saya kira emas tidak akan sampai terjun ke bawah US$ 1.900 kalaupun inflasi AS lebih kencang dari ekspektasi," tutur Edward Moya lagi.

Menurutnya, jika kemudian The Fed menaikkan suku bunga karena inflasi AS maka kencang maka hal itu tetap berdampak positif ke emas. Pasalnya, suku bunga yang ketat akan membuat ekonomi AS terus tertekan dan ini membuat The Fed mengerem kebijakan hawkishnya.

Pelaku pasar menghargai rencana kenaikan suku bunga 25 basis poin dari The Fed akhir bulan ini setelah laporan pekerjaan minggu lalu menunjukkan ekonomi AS yang tangguh. Emas digunakan sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

 

Investasi Emas mulai dari Rp 5.000an

Sobat Treasury, pergerakan harga emas harian seharusnya tak perlu dicemaskan, terutama jika sedang turun, karena jika ditarik sejak awal tahun secara umum tetap ada kenaikkan harga. Hal ini membuat  banyak orang tetap melirik ini sebagai instrumen investasi.karena logam mulia ini tahan karat dan nilainya aman dari inflasi. Harganya pun cenderung stabil dan naik setiap tahun. Emas pun terkenal sangat likuid alias mudah banget dicairkan menjadi uang tunai. 

Kamu bisa mendapati logam ini di mana pun. Nggak perlu repot ke toko, Sobat Treasury bisa membelinya melalui aplikasi smartphone seperti Treasury

Treasury menawarkan emas dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Legalitas dan keamanannya nggak perlu kamu ragukan.Platform ini sudah mengantongi izin dari Bappebti dan sistem elektroniknya terdaftar di Kominfo. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna.

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa mempunyai tabungan emas berjangka dengan bunga s.d 9% p.a melalui fitur Panen Emas, atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini! Dan masih banyak fitur menarik lainnya yang tersedia di Treasury!