Harga Emas Pekan ini Diprediksi Mengkilau meski Labil karena Data inflasi AS



Harga emas dunia menguat pada pekan lalu meskipun belum terlalu meyakinkan. Sepanjang sepekan ke depan, pergerakan harga emas diproyeksikan labil karena ada data inflasi Amerika Serikat (AS). Harga emas pada aplikasi Treasury hari ini, Senin (10/07/2023) dibuka pada harga Rp970.557 per gram. Sempat menguat tipis Rp970.894 pada pukul 08:59 WIB lalu turun Rp969.721. Dalam hari ini akumulatif sementara harga emas di aplikasi Treasury turun tipis 0,08 persen (Rp800).

Harga emas dunia sempat naik lebih dari USD20 pada hari Jumat (07/07/2023) pekan lalu,  Harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.924,28 per troy ons. Harganya naik 0,71%.

Penguatan tersebut mengakhiri dua tren negatif sekaligus yakni pelemahan dalam dua hari perdagangan sebelumnya serta pelemahan dalam sepekan. Secara keseluruhan, emas menguat 0,25% sepekan. Artinya, emas mengakhiri tren buruk dalam tiga pekan sebelumnya yang selalu melemah.

Pada perdagangan hari ini Senin (10/7/2023), harga emas dunia di pasar spot ada di posisi US$ 1.924,11 atau naik 0,14% Namun demikian pergerakan emas diperkirakan akan labil pada pekan ini karena ada pengumuman inflasi AS pada Rabu (12/7//2023). Inflasi AS mencapai 4,0% (year on year/yoy) pada Mei 2023 dan diharapkan bisa melandai ke 3,2% pada Juni. Namun jika inflasi lebih kuat dibandingkan ekspektasi maka emas berpotensi anjlok lagi.

Faktor lainnya yang mempengaruhi harga emas adalah pengaruh bank sentral AS The Fed. Ketua Federal Reserve Jerome Powell berjanji jika terjadi perlambatan pertumbuhan lapangan kerja hal itu menjadi kabar baik untuk emas karena dapat diprediksi mampu mendorong peningkatan harga emas dua kali tahun ini. Namun perlambatan ketenagakerjaan bulan lalu tidak cukup tajam untuk mencegah kenaikan The Fed pada bulan Juli, yang berarti kenaikan harga emas terbatasi dalam jangka pendek.

 

Review Harga Emas Sepekan: Tetap Bergairah

Harga emas dunia sepanjang pekan lalui terpantau menguat, meski sempat terkoreksi setelah dirilisnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Harga emas sepanjang pekan ini menguat 0,25% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan Jumat (7/7/2023) kemarin, harga emas ditutup menguat 0,71% di posisi US$ 1.924,28.

Namun pada perdagangan Rabu dan Kamis pekan ini, harga emas sempat terkoreksi masing-masing -0,4% dan 0,34%. Jika dilihat dari pergerakan harian sepanjang pekan ini, mayoritas harga emas terpantau menguat, hanya terkoreksi selama dua kali yakni pada Rabu dan Kamis. Koreksinya harga emas pada Rabu dan Kamis terjadi setelah dirilisnya data tenaga kerja AS, di mana serangkaian data tenaga kerja Negeri Paman Sam mewarnai pasar global pekan ini.

Pada Kamis waktu setempat, laporan Tenaga Kerja Nasional ADP yang mengukur angka tenaga kerja sektor swasta non-pertanian terpantau meningkat sebesar 497.000 pada Juni, menurut data dari perusahaan penggajian ADP. Ini menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.

Peningkatan Juni lebih dari dua kali lipat perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 220.000 keuntungan dan jauh lebih baik dari data 267.000 penambahan pekerjaan pada Mei. Sementara itu pada Jumat waktu setempat, data tenaga kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan data tingkat pengangguran dirilis.

Untuk tenaga kerja NFP, angkanya turun menjadi 209.000 pada Juni 2023, dari sebelumnya sebesar 306.000 pada Mei lalu. Angka itu juga lebih rendah dari prediksi pasar sebesar 250.000. Sedangkan untuk tingkat pengangguran AS pada Juni 2023 juga mengalami penurunan, tetapi penurunannya cenderung tipis yakni menjadi 3,6%, dari sebelumnya pada Mei lalu sebesar 3,7%. Angka ini lebih rendah dari prediksi pasar yang memperkirakan tumbuh 3,7%.

Di sisi lain, tingkat pendapatan rata-rata per jam naik 0,4% bulan lalu setelah naik dengan selisih yang sama pada Mei Tercatat, dalam 12 bulan hingga Juni, upah naik 4,4%, menyamai kenaikan Mei. Meskipun pertumbuhan lapangan kerja melambat, pasar tenaga kerja masih belum tertekan. Dengan masih panasnya tenaga kerja AS maka bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) diproyeksi akan kembali hawkish.

Investor memperkirakan sekitar 92% kemungkinan kenaikan pada pertemuan bank sentral akhir bulan ini, menurut alat FedWatch CME Group. Tingkat pengangguran yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar bakal membuat harga emas akan semakin jatuh.

 

Investasi Emas mulai dari Rp 5.000an

Sobat Treasury, pergerakan harga emas harian seharusnya tak perlu dicemaskan, terutama jika sedang turun, karena jika ditarik sejak awal tahun secara umum tetap ada kenaikkan harga. Hal ini membuat  banyak orang tetap melirik ini sebagai instrumen investasi.karena logam mulia ini tahan karat dan nilainya aman dari inflasi. Harganya pun cenderung stabil dan naik setiap tahun. Emas pun terkenal sangat likuid alias mudah banget dicairkan menjadi uang tunai. 

Kamu bisa mendapati logam ini di mana pun. Nggak perlu repot ke toko, Sobat Treasury bisa membelinya melalui aplikasi smartphone seperti Treasury

Treasury menawarkan emas dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Legalitas dan keamanannya nggak perlu kamu ragukan.Platform ini sudah mengantongi izin dari Bappebti dan sistem elektroniknya terdaftar di Kominfo. Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna.

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa mempunyai tabungan emas berjangka dengan bunga s.d 9% p.a melalui fitur Panen Emas, atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini! Dan masih banyak fitur menarik lainnya yang tersedia di Treasury!