Harga Emas Naik Tipis Menunggu Data Inflasi dan PDB AS



Harga emas menguat karena terbantu oleh dolar AS yang melemah walaupun terjebak di kisaran yang ketat. Para pedagang kini mengalihkan perhatian ke data ekonomi yang akan dirilis pada minggu ini. Data tersebut bisa mempengaruhi keputusan kebijakan Federal Reserve berikutnya.

Harga emas Treasury hari ini naik 0,58 persen ke Rp991.378 per gram dan menyentuh level tertinggi di Rp991.863. Sementara itu, emas spot naik 0,3 persen ke US$1.988,69 per ons. Emas berjangka AS menguat 0,4 persen ke US$1.999,20 per ons.

Harga instrumen itu berbalik positif setelah laporan Federal Reserve bagian Dallas memperlihatkan aktivitas manufaktur di Texas, AS, berkontraksi pada April 2023. Laporan itu menyoroti dampak ekonomi dari siklus pengetatan suku bunga Fed. Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, berkata pasar menanti data ekonomi berikutnya yang bisa “mengguncang” emas ke arah yang lain.

Dolar AS melemah 0,5 persen dan menjadikan logam mulia batangan yang dihargakan greenback lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Pelemahan dolar AS ini menjadi pertanda pasar mulai mempercayai Fed. Konon kabarnya, bank sentral AS itu akan menurunkan suku bunga lebih banyak pada 2024.

Menurut analis senior OANDA, Edward Moya, emas mencoba kembali ke atas level US$2 ribu saat ini. Sebelumnya, instrumen investasi itu turun ke US$2 ribu pada minggu lalu. Hal ini disebabkan oleh pernyataan hawkish pejabat Fed. Survei yang memperlihatkan aktivitas bisnis AS dan zona euro yang meningkat pun turut melemahkan emas pada April 2023. Kini, pasar berekspektasi ada 91 persen peluang suku bunga Fed naik 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei, menurut CME FedWatchTool.
 

Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Analis Kinesis Money, Rupert Rowling, berpendapat emas memang butuh katalis baru agar bisa menembus level US$2 ribu. Rowling juga berkata logam mulia itu tidak mungkin turun ke bawah US$1.950 dalam waktu dekat. Investor kini menanti pengukur inflasi utama, yaitu indeks pengeluaran konsumsi pribadi dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis minggu ini.

Sebelumnya, survei mingguan Kitco News memperlihatkan bahwa sebagian besar analis bersikap bearish terhadap harga emas pada pekan ini. Dari 23 analis, ada 26 persen yang bersikap harga emas akan bullish minggu ini, 35 persen bearish, dan 49 persen melihat harga emas akan diperdagangkan secara sideways. Melihat survei, analis memperkirakan harga emas bergerak di level US$2 ribu-US$2.015 per ons minggu ini. Kemudian, 18 persen responden memperkirakan emas turun ke bawah US$1.950 dalam waktu dekat.

Kemudian, dari sektor ritel, responden menyerukan harga emas akan naik minggu ini. Dari 618 suara yang diberikan melalui jajak pendapat online, ada 53 persen yang memperkirakan harga emas akan naik minggu ini, 27 persen lebih rendah, dan 20 persen netral.

 

Kamu mau investasi emas?

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di otoritas terkait sehingga legalitas dan keamanannya terjamin.

Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk download aplikasi Treasury sekarang!