Harga Emas Terbang Setelah Tanda Inflasi Mulai Jinak dan Fed Berubah Sikap



Harga emas naik setelah ada tanda-tanda inflasi turun. Kondisi tersebut mendukung perkiraan pasar bahwa Federal Reserve bisa menghentikan kenaikan suku bunganya setelah bulan Mei.

Harga emas Treasury menanjak 0,31 persen ke Rp993.681 per gram, turun sedikit dari posisi tertinggi saat ini di Rp994.185 per gram. Sementara itu, emas spot naik 0,6 persen ke US$2.014,39 per ons usai melesat 1,3 persen pada sesi sebelumnya. Emas berjangka AS juga menguat 0,3 persen ke US$2.024,90 per ons.

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tumbuh melambat dari 0,4 persen pada Februari 2023 menjadi 0,1 persen pada Maret 2023. Dalam setahun, inflasi inti naik 5,5 persen pada Februari nk region2023 ke 5,6 persen pada Maret 2023. 

Setelah data inflasi rilis, Federal Reserve mengeluarkan risalah rapat yang digelar beberapa waktu yang lalu. Bank sentral itu mempertimbangkan opsi untuk menghentikan kenaikan suku bunga. Fed cemas terhadap kesempatan tekanan keuangan yang lebih luas dari kegagalan beberapa baal di AS. Dalam risalah, Fed tetap memprioritaskan menjinakkan inflasi. Dalam rilis Federal Open Market Committee, ada proyeksi akan terjadi resesi ringan melihat potensi dampak ekonomi dari sektor perbankan. Resesi tersebut akan terjadi pada akhir 2023. Pimpinan Fed cabang Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan Federal Reserve dapat menghentikan kenaikan suku bunga kalau sudah lebih dari 5 persen. 

Kini, pasar bertaruh 69 persen Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin pada Mei dan menahan lajunya pada Juni 2023. Analis pasar senior di OANDA, Edward Moya, mengatakan risiko tidak menaikkan suku bunga Fed lebih tinggi daripada mengetatkan kebijakan moneter secara berlebihan. Ada kemungkinan bank sentral itu menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin. Jika suku bunga dinaikkan, akan ada risiko-risiko ekonomi lainnya. Menurut Moya, itu akan menguntungkan emas sebagai safe haven. 

Dealer logam mulia di Heraeus, Alexander Zumpfe, mengatakan kenaikan suku bunga Fed bergantung kepada konfirmasi indikator pendinginan inflasi, misalnya penurunan di pasar tenaga kerja AS.

 

Sikap `Balik Arah` Fed Bisa Menguntungkan Emas

Pasar menghargai peluang 69 persen suku bunga Fed naik 25 basis poin pada pertemuan Mei 2023. Lalu, memperkirakan suku bunga akan bertahan pada Juni 2023. Tekanan inflasi yang mereda dan potensi resesi akan membuat Federal Reserve berbalik arah dari hawkish ke dovish. Tentu saja sikap tersebut melemahkan dolar AS. Terpantau, dolar AS melemah 0,6 persen. 

Dolar AS yang turun akan menjadikan emas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Lagipula potensi resesi akan membuat investor melirik emas sebagai aset safe haven. Ketika perekonomian memburuk, harga logam mulia itu cenderung lebih stabil daripada instrumen keuangan lainnya. Malah, harganya bisa naik setiap tahun. Inilah keuntungan yang membuat investor tertarik kepada emas.

Selain itu, pasar juga akan memantau komentar Wakil Presiden European Central Bank (ECB), Luis de Guindos. Diketahui ECB sedang fokus untuk mengurangi tekanan harga barang.

 

Kamu mau investasi emas?

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone. 

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di BAPPEBTI sehingga legalitas dan keamanannya terjamin.

Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di aplikasi Treasury sekarang!