Harga Emas Turun, Siap-siap Hadapi Ini



Harga emas turun mengawali minggu ini. Pasar bersiap-siap untuk menghadapi tantangan besar dalam minggu ini. Logam mulia itu berpotensi jatuh ke bawah US$2 ribu per ons.

Harga emas Treasury hari ini turun 0,59 persen ke Rp991.756 per gram, terendah kedua hari ini setelah Rp991.706. Sejak Kamis minggu lalu, logam mulia itu mundur 0,56 persen. Sementara itu, emas dunia di pasar spot pun melemah 0,60 persen ke US$2.014,2 per ons. Dalam sepekan, emas naik lebih dari 2 persen karena ada kebijakan mengejutkan dari OPEC+, yaitu pengurangan produksi minyak.

Data-data ekonomi AS ini kurang meyakinkan pasar. Misalnya, inflasi AS yang melambat dari 6,4 persen yoy pada Januari 2023 ke 6 persen pada Februari 2023. Pasar pun memperkirakan angkanya akan turun ke 5,2 persen-5,4 persen pada Maret 2023. Lalu, tingkat pengangguran AS yang turun dari 3,6 persen pada Februari 2023 ke 3,5 persen pada Maret 2023. Berdasarkan data non farm payroll AS, ada penambahan tenaga kerja pada Maret sebanyak 236 ribu—angkanya lebih rendah daripada konsensus sebanyak 240 ribu. 

Akan tetapi, penciptaan lapangan kerja di sektor swasta hanya bertambah 145 ribu pada bulan lalu. Jauh lebih rendah daripada ekspektasi pasar yang bertambah 210 ribu dan data Februari 2023 yang mencapai 261 ribu. Menurut data Februari 2023, ada pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 9,93 juta. Kini, pasar menunggu data inflasi Maret 2023 dan pernyataan petinggi Federal Reserve. Sekadar informasi, pimpinan Fed, Christopher J. Waller, akan berpidato di Konferensi Graybar National Training, San Antonia, Texas, pada Jumat minggu ini.

Pasar kembali berekspektasi suku bunga acuan naik 25 basis poin pada Mei 2023. Kalau terwujud, harga emas akan turun. Menurut Sagar Dua dari FXStreet.com, logam mulia itu bisa keluar dari level psikologis US$2 ribu kalau ekspektasi kenaikan suku bunga Fed akan semakin kuat.

Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan harga emas melesat karena negara-negara seperti Brazil, India, Rusia, China, dan Afrika Selatan berencana untuk menaikkan cadangan emas. Seorang analis ING mengatakan kondisi geopolitik dunia kini semakin bipolar dan diperburuk oleh perang di Ukraina. Analis itu berpendapat situasi ini berdampak baik bagi emas, tapi tidak untuk dolar AS.

 

Investor Berharap Emas Bullish

Menurut survei mingguan Kitco News, dari 10 analis, ada 50 persen yang memperkirakan harga emas akan bullish, sedangkan yang bearish dan netral masing-masing sebanyak 25 persen. Kemudian, dari sisi ritel, ada 430 orang yang mengikuti survei online. Dari sini, terlihat 66 persen emas akan naik minggu ini, 19 persen lebih rendah, dan 15 persen bersikap netral. 

Menurut analis, emas bisa saja bergerak naik karena ada pembelian yang solid berkat volatilitas yang mendominasi pasar keuangan. Ditambah lagi imbal hasil obligasi dan dolar AS melemah yang memperkuat kekhawatiran resesi dan ekspektasi bahwa Fed “selesai” menaikkan suku bunganya. Harga emas akan turun kalau data ketenagakerjaan lebih kuat atau inflasi lebih panas, menurut analis OANDA, Craig Erlam.

 

Kamu mau investasi emas?

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di BAPPEBTI sehingga legalitas dan keamanannya terjamin. Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!