Harga Emas Turun Jelang Data Tenaga Kerja, Tapi Masih di US$2 Ribu



Harga emas turun menjelang data ketenangakerjaan AS. Akan tetapi, logam mulia itu masih berada di level US$2 ribu per ons. 

Harga emas Treasury hari ini melemah 0,08 persen ke Rp996.751 per gram. Logam mulia itu menyentuh level tertinggi di Rp997.934 dan terendah di Rp995.959 per gram saat ini. Selama seminggu, instrumen ini naik 1,42 persen dan menyentuh level tertinggi di Rp1.006.397 per gram pada 5 April 2023. Namun, jika dibandingkan dengan dua minggu yang lalu, emas justru turun 0,43 persen dan menyentuh level terendah di Rp980.138 per gram pada 1 April 2023. Harga emas spot turun 0,7 persen ke US$2.0006,45 per ons. Emas berjangka AS untuk pengiriman Juni melemah 0,7 persen ke US$2.022 per ons. 

Sepanjang minggu ini, emas naik lebih dari 2 persen dan menembus level kunci di US$2 ribu. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya harga minyak akibat kebijakan OPEC+. Di samping itu, sektor jasa AS melambat dan lowongan kerja berkurang. Seorang ahli strategi pasar, Paul Wong, mengatakan suku bunga Fed yang lebih tinggi bisa memicu resesi. Tapi, jeda dalam sikap pengetatan moneter berisiko membuat inflasi melaju yang memberikan angin segar bagi emas. “Ini adalah akhir pekan yang panjang untuk sebagian besar pelaku pasar,” kata Wong.

Emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi. Suku bunga yang lebih rendah bisa mengurangi biaya peluang memegang instrumen yang tidak memberikan imbal hasil. Menurut pimpinan Fed cabang St. Louis, James Bullard, bank sentral AS harus tetap menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi. Sementara itu, pasar tenaga kerja tetap kuat. Menurut analis pasar senior di OANDA, Craig Erlam, mengatakan logam itu perlu lebih banyak data untuk mendukungnya. Data-data itu nanti akan menjaga emas di level US$2 ribu, bahkan bisa mengangkatnya lebih tinggi lagi.

 

Peristiwa Sepekan yang Mempengaruhi Harga Emas

Semula, harga emas melemah pada awal pekan setelah terdengar kabar kebijakan OPEC+ yang akan mengurangi produksi minyak dunia. Pemangkasan ini bisa tembus 1,16 juta barel per hari. Rinciannya, Arab Saudi memotong 500 ribu, Irak 211 ribu, Uni Emirat Arab 144 ribu, Kuwait 128 ribu, Aljazair 48 ribu, Kazakhstan 78 ribu dan Oman 40 ribu barel per hari. Rencananya, kebijakan itu akan berlangsung dari Mei 2023 hingga akhir tahun.

Pemangkasan ini di luar pemotongan produksi Rusia sebanyak 500 ribu barel per hari. Rusia mengurangi produksinya untuk membalas sanksi Barat terhadap masalah Ukraina. Kala itu, investor menilai kebijakan ini akan mengerek inflasi—bahan bakar menjadi komponen terbesar dalam inflasi. Mereka juga cemas Fed akan berbalik hawkish kalau inflasi melambung.

Selanjutnya, emas kembali melaju karena didorong oleh data-data ekonomi AS yang melemah. Seperti, indeks aktivitas manufaktur AS turun dari 47,7 ke 46,3 pada Maret 2023. Price Paid Index turun dari 51,3 ke 49,2. Indeks lapangan kerja pun turun dari 49,1 ke 47,9 persen. Begitu pula dengan indeks pesanan baru yang anjlok dari 47,0 ke 44,3.

Gaji swasta AS pun ikut turun dan memperburuk kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terjadi resesi. Data nonfarm payroll tumbuh melambat dari 311 ribu pada Februari 2023 menjadi 238 ribu pada Maret 2023.

Kini, pasar melihat ada 40 persen peluang kenaikan suku bunga Fed sebanyak 25 basis pada Mei 2023 dan 60 persen bertahan di level saat ini.

 

Kamu mau investasi emas? 

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di otoritas terkait sehingga legalitas dan keamanannya terjamin. 

Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan. 

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!