OPEC Gegerkan Pasar, Harga Emas Lompat 1 Persen



Harga emas melonjak 1 persen setelah OPEC+ membuat keputusan yang mengejutlkan pasar. Kebijakan memotong produksi minyak menimbulkan kekhawatiran pasar tentang peluang inflasi naik kembali.

Harga emas spot terakhir naik 0,83 persen ke US$1.984,29 per ons. Emas berjangka AS menguat 0,7 persen ke US$2.000,40 per ons. Sementara itu, harga emas Treasury turun 0,34 persen ke Rp982.896.

Menurut analis pasar senior di OANDA, Edward Moya, investor cemas karena pasar belum lama menghadapi tekanan besar, yaitu krisis perbankan AS yang bermula dari jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB). Krisis ini membuat emas melonjak 8 persen lebih tinggi bulan lalu. Sebelumnya, OPEC+ akan memangkas produksi minyak sebanyak 1,16 juta barel per hari (bph). Alasannya untuk menjaga harga. Rinciannya, Arab Saudi akan mengurangi produksi minyak sebanyak 500 ribu, Irak 211 ribu, Uni Emirat Arab 144 ribu, Kuwait 128 ribu, Aljazair 48 ribu, Kazakhstan 78 ribu, dan Oman 40 ribu bph. Kebijakan ini akan berlangsung mulai Mei sampai akhir tahun ini. Ditambah lagi, Rusia juga mengurangi produksi sebanyak 500 ribu bph. Negara itu “membalas” sanksi Barat terhadap masalah Ukraina.

Moya berpendapat keputusan OPEC mendorong daya tarik emas sebagai safe haven. Kebijakan itu membuat pasar cemas harga BBM akan naik dan mengerek inflasi lebih tinggi. Kebijakan organisasi itu membuat dolar AS turun tajam. Penurunan dolar AS menjadikan emas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Indeks dolar AS ditutup di posisi 102,09. Level ini merupakan posisi terendahnya sejak sebulan terakhir. “Benar-benar mendorong perdagangan emas sebagai lindung nilai inflasi,” lanjut Moya.

Selain pengurangan produksi minyak, aktivitas manufaktur AS juga mengerek emas. Data aktivitas manufaktur AS pada Maret 2023 ada di 46,3. Angkanya lebih rendah daripada pembacaan sebelumnya di 47,7 dan perkiraan konsensus di 47,5. Turunnya aktivitas manufaktur menunjukkan ada pengetatan kredit dan memperpanjang kerugian untuk imbal hasil surat utang pemerintah yang bertenor 10 tahun. Kemudian, Price Paid Index turun dari 51,3 ke 49,2. Indeks lapangan kerja pun turun dari 49,1 ke 47,9 persen. Begitu pula dengan indeks pesanan baru yang anjlok dari 47,0 ke 44,3. “Supply terkontraksi dan permintaan terus melemah,” kata Moya.

Meskipun emas bersinar, suku bunga yang lebih tinggi bisa menjadi angin sakal bagi emas. Logam mulia ini rentan turun ke US$1.900 per ons. “(Hal ini) mengingat ada potensi tingkat suku bunga Fed yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar,” kata analis pasar City Index, Matt Simpson. Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Ekonom Internasional ING, James Knightley. Knightley berpendapat masih ada risiko penurunan ekonomi yang meningkat. Inflasi pun juga berpeluang untuk turun lebih cepat. Kondisi ini bisa membuat Federal Reserve menurunkan suku bunga acuannya.

 

Kamu mau investasi emas?

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di BAPPEBTIsehingga legalitas dan keamanannya terjamin.

Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!