Harga Emas Turun karena OPEC+ Akan Pangkas Produksi Minyak



Harga emas melemah setelah OPEC dan Arab Saudi mengumumkan akan mengurangi produksi minyak. Pengurangan ini berujung ketakutan pasar tentang kemungkinan harga energi meroket. Alhasil, inflasi bisa terkerek naik dan memicu Federal Reserve kembali bersikap hawkish.

Harga emas Treasury hari ini turun 0,19 persen ke Rp978.235. Tercatat, logam mulia itu menyentuh level tertinggi saat ini di Rp981.537 dan terendah di Rp975.658 per gram. Dibandingkan dengan Jumat minggu lalu, harganya merosot 0,49 persen. 

Sekadar informasi, Arab Saudi dan negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+ akan mengurangi produksinya. Alasannya, mereka ingin menstabilkan pasar. Pemangkasan ini bisa tembus 1,16 juta barel per hari. Rinciannya, Arab Saudi memotong 500 ribu, Irak 211 ribu, Uni Emirat Arab 144 ribu, Kuwait 128 ribu, Aljazair 48 ribu, Kazakhstan 78 ribu dan Oman 40 ribu barel per hari. Rencananya, kebijakan itu akan berlangsung dari Mei 2023 hingga akhir tahun. Pemangkasan ini di luar pemotongan produksi Rusia sebanyak 500 ribu barel per hari. Rusia mengurangi produksinya untuk membalas sanksi Barat terhadap masalah Ukraina.

 

Dampaknya ke Emas

Analis Sagar Dua berpendapat inflasi AS bisa kembali meroket. Kemungkinan bank sentral AS kembali memperketat kebijakan suku bunganya pun terbuka lebar. Sebab, harga energi merupakan berkontribusi besar terhadap inflasi di Negeri Paman Sam. Negara itu akan mengumumkan data inflasi Maret 2023 pada minggu depan. Inflasi Februari AS turun dari 6,4 persen pada Januari 2023 ke 6,0 persen pada Februari 2023. Pasar berharap inflasi akan terus turun ke 5,8 persen pada Maret 2023. 

Pimpinan Fed, Phillip Jefferson, menegaskan target bank sentral itu adalah menekan inflasi ke 2 persen. Kalau inflasinya ngebut, Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneter. Harga emas bisa jeblok karena suku bunga yang tinggi bisa meningkatkan biaya peluang memegang instrumen yang tidak memberikan imbal hasil itu.

Untuk minggu ini, emas diperkirakan akan turun karena masih ada risiko. Reli di ekuitas bisa mendorong investor keluar dari instrumen yang tidak memberikan imbal hasil ini. Pakar logam mulia Gainesville Coins, Everett Millman, berpendapat level dukungan yang solid bagi emas minggu ini ada di US$1.850-US$1.900 per ons. Resistensi ada di US$2 ribu per ons, lalu di US$2.060-US$2.070 per ons.

 

Emas Bisa Tembus US$2 Ribu Walau Ada Pengurangan Produksi Minyak 

Meskipun ada kebijakan pengurangan produksi minyak, harga emas diprediksi akan bergerak di level US$2 ribu per ons. Sepanjang Maret 2023, logam mulia itu naik US$150 per ons—terbaik sejak Juli 2020. Emas pun menutup Maret 2023 di bawah US$2 ribu per ons. Harganya naik 7 persen dalam sebulan dan 9 persen dalam setahun.

Logam mulia itu meningkat berkat Silicon Valley Bank (SVB) yang runtuh, memicu krisis perbankan. Kemudian, prospek kenaikan suku bunga pun direvisi jadi turun. Ahli Strategi Komoditas Global TD Securities, Bart Melek, mengatakan Fed cenderung tidak hawkish pada tahun ini karena ada penurunan besar di pasar aset semua sektor perbankan regional. Harga emas pun belum turun begitu jauh karena masih ada kekhawatiran di sektor perbankan, kata Millman. Barclays pun mengingatkan krisis perbankan masih jauh dari selesai. Menurut Ahli strategi Barclays Joseph Abate, akan ada gelombang kedua uang akan keluar dari perbankan, Barclays memperingatkan bahwa krisis perbankan kemungkinan masih jauh dari selesai, karena "gelombang kedua" arus keluar deposito akan datang.

Kepala Ekonom Internasional ING, James Knightley, berpendapat masih ada risiko penurunan ekonomi yang meningkat. Inflasi pun juga berpeluang untuk turun lebih cepat. Kondisi ini bisa membuat Federal Reserve menurunkan suku bunga acuannya.

Kini, pasar akan menunggu serangkaian data ekonomi AS, seperti indeks manufaktur, pesanan pabrik, ketenagakerjaan, klaim pengangguran, dan gaji. Misalnya, untuk tenaga kerja, pasar memperkirakan tenaga kerja akan bertambah 240 ribu dan angka pengangguran tetap di 3,6 persen. TD Securities pun memproyeksikan emas bergerak di kisaran US$1.975 pada kuartal II, US$2.050 pada kuartal III, dan US$2.100 pada kuartal IV.

 

Kamu mau investasi emas? 

Kini, Sobat Treasury bisa membelinya dengan cukup mudah. Kamu bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

Treasury menjadi platform yang tepat bagimu untuk investasi emas. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di BAPPEBTI sehingga legalitas dan keamanannya terjamin.

Menarik banget, kan? Yuk investasi Emas di Treasury sekarang!