Harga Emas Menguat Setelah Dolar AS Turun, Investor Tunggu Data Ini



Harga emas naik setelah dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah melemah. Sementara itu, investor terus memperhatikan data inflasi untuk mengukur langkah Federal Reserve selanjutnya. 

Harga emas spot naik 0,9 persen ke US$1.981,14 per ons setelah menyentuh level tertinggi sejak 24 Maret di US$1.984,19 per ons. Emas berjangka AS pun ditutup naik 0,7 persen ke US$1.999 per ons. Harga emas Treasury hari ini justru turun 0,37 persen ke Rp987.774 per gram. Dibandingkan dengan seminggu yang lalu, logam mulia itu melemah 1,54 persen dan 1,49 persen dalam dua minggu.

Di sisi lain, Indeks dolar AS melemah 0,5 persen dan menjadikan logam mulia itu menarik pagi pembeli di luar negeri. Imbal hasil surat utang AS pun turun. “Sebagian besar reli ini terus menjadi short covering,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek, “Katalisatornya di sini adalah ekspektasi lanjutan bahwa suku bunga Fed akan naik.”

Data ekonomi AS terbaru menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS naik 2,6 persen pada kuartal IV 2023. Lalu, data pengeluaran konsumsi pribadi AS akan dirilis sebentar lagi. Investor akan mencerna data untuk mencari petunjuk tentang jalur kebijakan moneter bank sentral AS. Ada peluang 50:50 Federal Reserve akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan Mei. Pimpinan Federal Reserve Boston, Susan Collins, mengatakan suku bunga Fed akan naik satu kali lagi tahun ini. Sedangkan Kepala Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan inflasi masih terlalu tinggi dan mungkin butuh waktu yang lebih lama untuk turun. 

Commerzbank, dalam sebuah catatan, memperkirakan harga emas turun ke US$1.900 per ons dalam beberapa bulan mendatang.

 

Yang Terjadi Selama Sepekan 

Pada awal minggu, harga emas naik karena analis dan investor memperkirakan logam itu bisa menembus level US$2 ribu. Sentimen bullish muncul di pasar karena ada anggapan krisis perbankan global tumbuh. Alhasil, Federal Reserve tidak akan bisa menaikkan suku bunganya lebih lanjut. Anggapan ini membuat logam mulia itu dilirik banyak orang sebagai safe haven.

Kemudian, emas bergerak turun setelah sistem perbankan AS dan Eropa mulai stabil. Sekadar informasi, First Citizens BancShares Inc, melalui anak usahanya, First Citizens Bank & Trust Company melakukan perjanjian dengan Federal Deposit Insurance Corporation. Perjanjian ini berisi bahwa First Citizens Bank akan membeli semua pinjaman dan menanggung simpanan pelanggan dari SVB. Menurut catatan analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, situasi geopolitik mulai memanas. Rusia belum lama ini mengancam akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Korea Utara juga sudah menguji lebih banyak rudal balistik. 

Kemudian, AS membalas serangan udara di Suriah. Negeri Paman Sam berang karena pesawat nirawak yang disokong Iran, telah menewaskan seorang warga AS dan melukai anggota militer AS.

National Association of Realtors (NAR) melaporkan indeks penjualan rumah tertunda AS naik 0,8 persen pada Februari 2023. Ini merupakan level tertinggi sejak Agustus tahun lalu. Kenaikan penjualan rumah ini meredam emas.

Kini, investor fokus kepada data ekonomi pengukur inflasi, yaitu Indeks Pengeluaran Konsumen Pribadi (Personal Consumption Expenditure).

 

Mau beli emas? 

Treasury ini platform emas digital yang tepat bagimu. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

Ada banyak keuntungan yang ditawarkan Treasury, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki dan sudah terdaftar di otoritas terkait sehingga legalitas dan keamanannya terjamin. Di samping itu, kamu bisa menjual emas digital kapan pun sedang butuh. Sobat juga mencetaknya menjadi logam mulia batangan.

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!