Harga Emas Masih Bertahan Saat Pasar Khawatir dengan Krisis Perbankan



Reli kenaikan harga emas terus berlanjut di tengah kecemasan terhadap krisis perbankan. Ditambah lagi, ada kenaikan suku bunga European Central Bank (ECB) meskipun ada risiko stabilitas keuangan. 

Harga emas Treasury hari ini menguat 0,23 persen ke Rp984.077 per gram dan menyentuh level tertinggi di Rp985.586 per gram. Selama seminggu, logam kuning ini melesat 3,22 persen dan 4,76 persen dalam dua minggu. Pada periode ini, emas menyentuh titik tertinggi di Rp994.633 pada 15 Maret 2023 dan terendah di Rp932.466 pada 8 Maret 2023. 

Harga emas spot naik 0,1 persen ke US$1.919,31 per ons setelah menembus level tertinggi di US$1.937,28 per ons pada hari sebelumnya. Sebaliknya, emas berjangka AS turun 0,4 persen ke US$1.923 per ons. 

Sekadar informasi, ECB menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin. Bank itu mengejutkan pasar karena mengabaikan kekacauan yang terjadi dan seruan investor untuk berpikir ulang tentang pengetatan moneter.  “Ini sedikit meresahkan,” kata analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff. 

Wyckoff mengatakan keputusan kenaikan suku bunga itu terlalu cepat. Saat ini, kecemasan pasar terhadap krisis perbankan meningkat. Ini mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven. 

 

Harga Emas Selama Seminggu Ini

Ada beberapa kejadian penting yang terjadi selama sepekan.

 

1. Jatuhnya Silicon Value Bank (SVB)

Bank pemodal startup, Silicon Value Bank (SVB), kolaps setelah investor dan nasabah beramai-ramai menarik uangnya karena khawatir bank itu akan mengalami kesulitan keuangan. Padahal, bank itu mengumumkan akan dapat suntikan modal sebanyak US$2,25 miliar. Kejatuhan bank ini membuat perbankan AS geger dan merembet ke bank lainnya. Signature Bank pun ikut rontok karena nasabahnya juga menarik dana dari bank itu. 

Presiden AS, Joe Biden, langsung turun tangan terhadap peristiwa yang menimpa bank terbesar keenam di negara itu. Tak hanya itu, investor pun cemas terjadi krisis perbankan. Mereka meninggalkan instrumen pasar keuangan dan melirik aset safe haven seperti emas.  Alhasil, harga emas pun melesat.  Analis memperkirakan Federal Reserve akan menahan suku bunganya karena perbankan sedang tidak stabil. 

 

2. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang naik 6 persen pada Februari 2023.

Angka inflasi ini melambat dari Januari 2023 yang mencapai 6,4 persen. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Dalam laporan IHK, angka inflasi inti naik 5,5 persen. 

 

3. Saham Credit Suisse anjlok 24 persen.

Saham bank itu anjlok karena investor tak lagi membantu keuangannya lebih banyak. Peristiwa itu membuat sektor perbankan Eropa was-was dengan dampak krisis perbankan di AS.  Kemudian, Credit Suisse ini mendapatkan suntikan dana dari Swiss National Bank sebanyak 50 miliar frank (Rp827,9 triliun). Pendanaan ini bertujuan untuk membiayai operasional inti bank dan likuiditas jangka pendek.  Bantuan itu mengerek saham bank tersebut sebanyak 40 persen. 

 

4. Data ekonomi AS yang beragam. 

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, Indeks Harga Produsen (IHP) turun 0,1 persen pada Februari 2023—di luar ekspektasi pasar yang naik 0,3 persen.  Lalu, indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York, ukuran aktivitas manufaktur negara bagian, merosot 18,8 poin ke negatif 24,6 pada Maret 2023. Padahal, ekonom memprediksi angkanya negatif 5,0. Penjualan ritel ikut melemah 0,4 persen ke US$698 miliar pada Februari 2023. Angkanya turun dari revisi US$701 miliar pada bulan sebelumnya. 

 

5. ECB menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin

ECB menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin untuk bulan ini menjadi 3 persen. Bank tersebut juga mengisyaratkan akan ada kenaikan lagi dengan jumlah yang sama dengan bulan ini. ECB menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi. Analis menilai ECB lebih hawkish daripada Fed dan mengabaikan seruan pasar untuk berpikir ulang karena sedang terjadi ketidakstabilan di sektor perbankan. 

 

Masih Ada Risiko Turun

Kini, fokus pasar beralih kepada pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu depan. Sebagian besar pasar berharap bank sentral AS menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin. Menurut Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis, dalam jangka pendek, prospek emas terlihat bullish. Tapi, kalau Fed menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin, kebijakan itu akan menekan logam mulia. 

Kemudian, jumlah orang AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran, turun lebih banyak daripada yang diharapkan. Kondisi ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang menguat secara berkelanjutan. 

 

Emas Sebagai Safe Haven

Sobat Treasury, logam mulia itu sering dipandang sebagai aset safe haven karena nilainya yang aman dari inflasi. Selain itu, harganya cenderung stabil dan naik setiap tahun. Logam batangan ini juga sering dijadikan dana darurat karena bisa dicairkan kapan pun sedang butuh uang. 

Kamu juga bisa menemukan emas dengan mudah. Tak hanya di toko, Sobat Treasury juga bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.Mau investasi emas? Treasury jadi pilihan yang tepat bagimu. Harga emas yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es kopi kekinian, kan?

Treasury juga menawarkan banyak kelebihan, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki serta keamanan dan legalitas yang sudah terjamin.  Kamu juga bisa membeli emas fisik berupa logam mulia batangan, perhiasan, dan koin emas di sini, lho! Mau cetak jadi emas batangan pun bisa. 

Menarik, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!