Harga Emas Melemah Setelah Inflasi AS Sesuai Harapan Pasar



Emas menghentikan relinya karena imbal hasil surat utang pemerintah AS mengimbangi logam mulia. Logam mulia ini juga sedikit bereaksi terhadap angka inflasi AS. Harga emas Treasury hari ini merosot 0,35 persen ke Rp972.093 per gram. Emas spot turun 0,2 persen ke US$1.905,55 per ons. Emas berjangka AS melemah 0,3 persen ke US$1.910,90 per ons.

Namun, imbal hasil surat utang pemerintah AS yang bertenor 10 tahun naik lebih tinggi ke 3,651 persen. Kenaikannya membebani emas karena bisa mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, emas bereaksi sedikit dengan data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang naik 6 persen pada Februari 2023, melambat dari Januari 2023 yang mencapai 6,4 persen. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Dalam laporan IHK, angka inflasi inti naik 5,5 persen. “Laporan indeks harga konsumen AS untuk bulan Februari mencapai 0,4 persen dan kenaikan tahunan sebesar 6 persen, sejalan dengan perkiraan Dow Jones,” kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff. Menurut Wyckoff, pasar lega karena data inflasi tidak lebih panas daripada yang diperkirakan di tengah gejolak keuangan saat ini.

Analis TD Exinity, Han Tan, menjelaskan emas turun lagi karena kekhawatiran terhadap krisis perbankan sudah reda. Tapi, menurut Han Tan, logam mulia itu berpotensi naik kalau krisis memburuk. “Selama risiko krisis SVB (Silicon Valley Bank) menyebar masih ada, aset safe haven tetap jadi pilihan,” kata dia. Tan memperkirakan harga emas di pasar spot akan bertahan di level US$1.900 per ons menjelang pertemuan Federal Open Market Committee minggu depan. Asalkan, indeks dolar AS tetap tenang.

Sebelumnya, harga emas naik lebih dari 2 persen karena investor cemas terhadap kasus SVB dan Signature Bank. SVB guncang setelah investor dan nasabah ramai-ramai menarik dana. Padahal, 48 jam sebelumnya bank ini mengumumkan akan mendapatkan suntikan dana beberapa miliar dolar AS. Kasus ini juga membuat pasar keuangan takut karena khawatir akan berakibat ke pasar global lainnya. Goyahnya SVB ikut membuat bursa Wall Street AS jatuh. Alhasil, investor melirik emas sebagai aset safe haven. Penarikan dana pun turut terjadi di Signature Bank. Bank yang melayani perusahaan bermata uang kripto itu rontok dan menutup operasi. Kini, regulator pemerintah mengambil alih bank itu.

Goldmann Sachs memprediksi Fed tidak menaikkan suku bunga di FOMC kali ini. Sebagian besar pedagang berharap suku bunga Fed naik 25 basis poin bulan ini. Kalau Fed melunak, indeks dolar AS akan melemah. Kondisi ini akan menguntungkan emas karena semakin murah untuk dijadikan instrumen investasi.

 

Investor Melirik Emas ketika Ekonomi Memburuk

Ketika ekonomi memburuk dan ada ketidakstabilan geopolitik, investor melirik emas sebagai aset safe haven. Mereka memilih logam mulia ini untuk mengamankan harta karena harga emas cenderung stabil dan naik setiap tahun. Instrumen ini juga sangat likuid alias mudah dicairkan menjadi uang tunai. Kamu bisa menjualnya kapan pun sedang butuh. Makanya, emas sering digunakan sebagai dana darurat.

Membeli emas pun kini makin gampang. Sobat Treasury bisa membelinya secara online melalui aplikasi smartphone.

 

Beli Emas Mulai dari Rp5 Ribu

Mau investasi emas dengan harga terjangkau? Kamu bisa memilih Treasury! 

Treasury menawarkan emas dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Tidak hanya itu, Treasury memberikan banyak keuntungan bagimu. Ada jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Kamu bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan. Fitur-fitur yang disediakan Treasury nggak kalah ciamik. Ada fitur Rencana Emas yang siap membantumu merencanakan keuangan. 

Sobat juga bisa mengirimkan emas digital kepada orang-orang tercinta dengan Hadiah Emas. Kamu pun bisa memiliki emas fisik berupa perhiasan emas dan koin emas Koin Nusantara di Treasury.

Menarik banget kan? Makanya yuk investasi emas di Treasury sekarang!