Harga Emas Berbalik Menguat Setelah Pasar Uang Gonjang-ganjing



Harga emas melonjak berkat imbal hasil dan pasar uang jatuh. Mereka cemas sektor perbankan jatuh. Kondisi ini menutupi pengaruh laporan ketenagakerjaan AS dan mendorong emas batangan menjadi aset safe haven.

Harga emas Treasury hari ini menguat 0,07 persen ke Rp963.607 per gram. Emas menyentuh level tertinggi di Rp971.230 per gram. Harga emas spot naik 1,98 persen ke US$1.867, per ons. Emas berjangka AS naik 2,03 persen ke US$1.871,9 per ons. 

Kabar buruk yang pertama berasal dari Silicon Valley Bank (SVB). Bank ini kolaps--48 jam setelah mengumumkan akan dapat dana US$2,25 miliar. Investor dan nasabah beramai-ramai menarik dana karena cemas keuangan SVB akan sulit. Masalah SVB ini membuat bursa Wall Street AS berguguran dan pasar panik. Investor pun melirik emas sebagai safe haven.Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, mengatakan situasi pasar keuangan saat ini menjadi motor bagi emas untuk naik lebih tinggi. SVB merupakan salah satu pemodal teknologi. Kegagalan bank ini berpotensi konsekuensi yang tidak diinginkan. Pasar cemas masalah pemodal startup bisa menyebar ke pasar global lainnya. 

Analis senior di OANDA, Edward Moya, berpendapat emas menjadi safe haven di tengah ketidakstabilan keuangan. Startup dan refinanfing utang menjadi risiko terbesar bagi investor. Analis menilai saat ini merupakan perputaran yang dramatis bagi emas. Pada awal minggu lalu, emas jatuh karena Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin pada pertemuan Maret. Kini logam mulia itu berbalik setelah bereaksi terhadap kasus SVB dan risiko stabilitas keuangan. 

Yang kedua, tingkat pengangguran yang tinggi pada Februari 2023. Situasi-situasi tersebut membalikkan ekspektasi kenaikan 50 basis poin. Moya berpendapat harga emas melonjak karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Fed mengecil dan ada risiko "penularan" efek SVB yang mendorong pembelian emas. Pasar obligasi pun mulai memperhitungkan penurunan suku bunga akhir tahun lalu.

Pakar logam mulia Gainessville Coins, Everett Millmanz mengatakan ada ketakutan di stabilitas sistem perbankan. Dolar AS pun turun tajam dan mendorong emas lebih tinggi dalam jangka pendek. Kini yang menjadi perhatian adalah seberapa jauh gerakan emas bisa berlanjut. Millman juga mengatakan emas belum mencapai titik terendah. Bisa saja logam itu turun terus selama semester I 2023. Dia juga tidak akan kaget kalau emas terjebak di US$1.800-US$1.900.

Yang perlu diperhatikan, kata dia, adalah reaksi pasar terhadap data melihat perdagangan sangat fluktuatif dan laporan inflasi.Saat ini pasar berekspektasi inflasi melambat dari 6,4 persen pada Januari 2023 menjadi 6 persen pada Februari 2023.

 Moya memperkirakan emas  akan bergerak di kisaran US$1.865 per on dan resistensi di US$1.88 per ons. Jika inflasi menjinak, logam itu bisa reli. Kini, investor menunggu rilis data-data penting seperti angka inflasi, penjualan ritel, manufaktur, dan produksi. Ada juga klaim pengangguran AS dan keputusan suku bunga Fed.

Sekadar informasi, emas dilirik investor sebagai safe haven saat kondisi geopolitik dan keuangan tidak menentu karena ada banyak keuntungan yang ditawarkan emas, seperti nilai yang tidak berkurang dari inflasi dan harganya yang cenderung stabil, bahkan bisa naik setiap tahun. Tidak hanya itu, logam mulia ini juga tahan karat dan lebih likuid. Emas mudah dijual kapan pun kita mau. Makanya tidak jarang instrumen ini menjadi dana darurat. 

 

Mau Investasi emas? 

Kamu bisa membeli emas dengan mudah. Nggak melulu beli di toko, kamu juga membelinya secara online melalui aplikasi. Treasury, platform emas yang tepat bagi kamu untuk investasi. Harga logam mulia yang ditawarkan sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Tak hanya itu, kepemilikan emas juga dijamin di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dipunya. Sobat juga bisa mencetaknya menjadi logam mulia batangan, lho! 

Treasury juga menawarkan banyak fitur menarik. Penasaran? Yuk investasi emas di Treasury sekarang untuk tahu jawabannya!