Treasury

Harga emas diprediksi bakal suram minggu ini. Inflasi tak lain menjadi biang keladi harga logam mulia ini turun di bawah US$1.800 per ons. Harga emas Treasury hari ini turun 0,19 persen ke Rp917.972 per gram. Setelah menyentuh di Rp920.011 pada Jumat minggu lalu, harganya melemah 0,05 persen.

Bagaimana dengan harga emas spot? Saat ini, emas dunia naik 0,12 persen ke US$1.819 per ons. Naik 0,12 persen. Pada Jumat pekan lalu, harganya turun 0,62 persen. Harga emas berjangka AS pun melemah 0,48 persen ke US$1.818,10 persen. 

Menurut Pakar Logam Mulia Gainesville Coins, Everett Millman, volatilitas pasar emas belum selesai. Harganya bisa turun dengan cepat setelah mereka pulih. Millman mengaku tidak akan terkejut kalau emas bisa melorot ke bawah US$1.800 per ons. Ini berlandaskan ekspektasi harganya akan naik cepat kalau ada pengaruh lainnya, seperti ketegangan politik di Ukraina. Pasar, lanjut dia, sadar inflasi akan susah turun ke level 2 persen. Kondisi ini membuat emas akan rentan dalam jangka pendek.

Analis senior OANDA, Edward Moya, mengatakan ada beberapa dukungan untuk emas di level US$1.750 per ons. Berdasarkan survei mingguan Kitco New Gold Survey, ada 65 persen analis yang memprediksi harga emas akan bearish dalam waktu dekat, 10 persen bullish, dan 25 persen melihat akan diperdagangkan secara sideways. Lalu, ada 39 persen investor emas ritel menyerukan harga emas naik minggu ini, 42 bearish, dan 19 bersikap netral.

Mengapa harga emas bisa turun?

Harga emas melemah karena “kejutan” dari Federal Reserve. Risalah pertemuan Fed mengungkapkan bahwa bank sentral AS itu cenderung hawkish dan menunjukkan beberapa anggota rapat lebih condong ke arah kenaikan suku bunga sebanyak 50 basis poin daripada 25 basis poin.

Lalu, data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) mencapai 4,7 persen pada Januari 2023—di atas ekspektasi pasar yang sebesar 4,3 persen. Menurut Ahli Strategi Teknis Senior Forex.com, Michael Boutros, prospek makro ekonomi bisa membebani emas. Pada akhir Januari 2023, harga emas naik karena ada gagasan bahwa Fed berpeluang memangkas suku bunga hingga akhir tahun ini.

Nyatanya, angka inflasi masih tetap tinggi. Federal Reserve pun berpeluang menyesuaikan suku bunga lebih tinggi dan ini memukul emas, kata Boutros. Berdasarkan data ekonomi yang kuat, pasar berekspektasi suku bunga Fed akan mencapai puncak pada 5,35 persen dan tetap berada di atas 5 persen hingga akhir 2023.

Moya mengatakan banyak orang berpikir suku bunga Fed akan menjadi lebih tinggi dan memperkirakan angkanya mencapai 6 persen. Jika kekurangan momentum, harga emas bisa turun lagi sebanyak US$50. “Ini signifikan untuk mematahkan emas,” kata dia.

Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, mengharapkan ada kenaikan lebih lanjut dan berujung kepada pemotongan suku bunga yang agresif. Dia juga menambahkan, logam mulia itu tidak punya katalis jangka pendek yang bisa menciptakan momentum bullish.

Suku bunga yang tinggi bisa membuat pesona emas berkurang karena bisa meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Logam kuning dianggap sebagai lindung nilai inflasi. Akan tetapi, naiknya suku bunga bisa meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Mau Beli Emas? 

Tertarik investasi emas? Sobat Treasury kini nggak perlu lagi repot ke toko untuk membeli emas, tetapi bisa melalui aplikasi smartphone. Platform emas digital Treasury jadi pilihan yang tepat bagimu untuk investasi emas.

Ada banyak keuntungan dari Treasury. Misalnya, jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Legalitas dan keamanan aplikasi ini terjamin karena sudah terdaftar di otoritas terkait. Fitur-fitur Treasury pun tidak kalah menarik. Kamu bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan melalui Cetak Emas. Kamu juga bisa merencanakan keuangan dengan Rencana Emas, lho!

Apa lagi keuntungan-keuntungan yang ditawarkan Treasury? Yuk investasi emas di Treasury sekarang untuk cari tahu jawabannya!