Harga Emas Melemah, Investor Menanti "Gong" dari Federal Reserve



Harga emas melemah setelah dolar AS menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik. Sementara itu, investor melihat data ekonomi AS untuk mencari petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. 

Harga emas spot melemah 0,3 persen ke US$1.835,57 per ons. Emas berjangka AS pun tergelincir 0,4 persen ke US$1.842,5 per ons. Sebaliknya, harga emas Treasury hari ini justru menguat 0,4 persen ke Rp930.094 per gram. Dibandingkan dengan kemarin, harganya juga naik 0,39 persen. 

Indeks dolar AS menguat mendekati level tertinggi dalam enam minggu. Ini menjadikan emas batangan lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Imbal hasil surat utang pemerintah AS pun berada di level tertinggi dalam tiga bulan. 

Menurut analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, kondisi emas saat ini merupakan bearish di luar kekuatan pasar. Investor pun bisa terhindar dari risiko yang lebih tajam di pasar. 

Minggu ini investor fokus kepada rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Perhatian pasar berubah dari taruhan terhadap kenaikan suku bunga Fed setelah data ekonomi AS menguat.  Pasar melihat suku bunga Federal Reserve akan memuncak di 5,3 persen pada Juli 2023 dan bertahan di dekat level itu sepanjang tahun. 

Analis Pasar Kinesis Money, Rupert Rowling, mengatakan risalah pertemuan FOMC harus memberikan wawasan yang lebih baik tentang Fed yang tetap hawkish setelah beberapa pejabat bank itu menyarankan suku bunga kembali naik 50 basis poin.  "Komentar hawkish ini adalah pemicu untuk penurunan harga emas sehingga pemegang logam mulia berharap risalah itu lebih dovish," kata Rowling. 

Pasar khawatir inflasi yang membandel dan ekonomi yang kuat bisa mendorong bank sentral itu menaikkan suku bunganya sebanyak 50 basis poin. Namun ada analis yang tidak setuju dengan pandangan itu, misalnya Kepala Ekonom Internasional ING, James Knightley.  Knightley berpandangan kekuatan ekonomi AS pada Januari hanya bersifat sementara. Pergeseran besar dalam cuaca, menurut dia, berarti pengeluaran yang dilakukan pada Februari dan Maret mungkin telah dimajukan. "Ini membuka kemungkinan koreksi selama beberapa bulan ke depan," kata dia. 

Suku bunga dan imbal hasil obligasi yang tinggi membuat investor enggan menempatkan uang mereka di aset di emas. Hal ini disebabkan oleh logam mulia itu tidak  memberikan bunga. Tak hanya kebijakan Fed, investor juga menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis pada Kamis dan Indeks Harga Belanja Personal (PCE) pada Jumat waktu setempat.

Commerzbank menurunkan perkiraan terhadap harga emas menjadi US$1.800 per ons untuk semester I 2023. Nanti harganya naik ke US$1.950 per ons pada semester II 2023. Data pabean Swiss memperlihatkan negara itu mengirimkan 58,3 ton emas senilai 3,3 franc Swiss (US$3,6 miliar) ke Turki pada Januari 2023. Pengiriman ini merupakan yang paling banyak untuk bulan mana pun sejak 2012. 

 

Kerek Permintaan China dan India

Pada Februari, pasar emas merosot ke US$100. Emas berjangka AS Comex April terakhir diperdagangkan pada US$1.845,3 per ons. 

Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, berpendapat harganya yang lebih rendah mendukung demand dari Asia. Fritsch melihat ada kenaikan premi di India dan China. Di India, pedagang emas menuntut kenaikan premi sebanyak US$2 per ons pada harga lokal setelah sebelumnya memberikan diskon US$18 per ons. 

Di China, pedagang setempat juga menaikkan harga premi dari US$12-US$15 per ons menjadi US$16-US$27 per ons. "Pengecer perhiasan di sana mengisi kembali stok setelah perayaan Tahun Baru China," kata Fritsch. Meningkatnya permintaan menunjukkan betapa sensitifnya pembeli emas di dua negara konsumen teratas dunia. Menurut Fritsch, permintaan yang meningkat bisa membatasi penurunan harga emas. "Meskipun tidak berarti menaikkan harga secara signifikan, mereka bisa mencegah atau setidaknya memperlambat penurunan harga lebih lanjut," kata dia. 

Harga emas yang melemah akan membuka peluang harganya semakin murah. Ini juga menjadi kesempatan yang bagus bagimu yang ingin berinvestasi. Terkenal sebagai lindung nilai, logam mulia ini juga punya banyak kelebihan, seperti harganya yang cenderung stabil dibandingkan dengan instrumen lainnya dan bisa naik setiap tahun.

Instrumen ini juga sangat likuid alias mudah dicairkan. Kamu bisa menjualnya kapan pun dibutuhkan. Emas juga bisa kamu temukan di mana pun. Tidak hanya di toko, Sobat Treasury juga bisa mendapatkannya melalui aplikasi smartphone. Platform emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan untuk investasi. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu kamu sudah bisa mengantongi emas. 

Aplikasi ini juga menawarkan banyak keuntungan. Kamu akan mendapatkan jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan kepemilikan. Lalu, ada koleksi emas fisik yang bisa kamu beli, seperti perhiasan Lumine dan koin emas Koin Nusantara. 

Fitur-fiturnya pun nggak kalah menarik. Sobat Treasury bisa memanfaatkan Rencana Emas untuk merencanakan keuangan. Kamu juga bisa mengirimkan emas untuk orang-orang tercinta melalui Hadiah Emas.

Menarik banget, kan? Yuk investai emas di Treasury sekarang!