Usai Rilis Data Inflasi, Harga Emas Bergerak Stabil



Harga emas bergerak stabil setelah inflasi AS dirilis. Hal ini disebabkan oleh pejabat Fed tetap hawkish terhadap kenaikan emas.  

Harga emas Treasury hari ini menguat tipis 0,01 persen ke Rp936.758 per gram. Dibandingkan dengan hari sebelumnya, logam mulia itu bergerak naik 0,13 persen. Harga emas spot bergerak datar di US$1.852,94 per ons. Emas berjangka AS naik 0,1 persen ke US$1.851,8 per ons. 

Data ekonomi AS menunjukkan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) bergerak melambat dari 6,5 persen pada Desember 2022 menjadi 6,4 persen pada Januari 2022. Angkanya berada di atas ekspektasi pasar, yaitu 6,2 persen. Dolar AS sempat melemah dan membuat emas terangkat 0,8 persen. Tapi, mata uang ini pulih dan menjadikan logam mulia batangan itu lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil surat utang pemerintah AS pun ikut naik dan semakin membebani logam mulia itu.

Menurut Direktur Perdagangan Logam, David Meger, pasar masih cemas karena Federal Reserve berpeluang untuk lebih agresif untuk menaikkan suku bunga dan melawan inflasi. Kenaikan suku bunga akan membebani emas Usai data inflasi dirilis, pejabat Federal Reserve cabang Richmond, Thomas Barkin, dan yang cabang Dallas, Lorie Logan, mengatakan bank sentral AS harus fokus untuk menurunkan inflasi ke level 2 persen.

Diperkirakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya dua kali lebih banyak ke tingkat 5 persen-5,25 persen. Kenaikan suku bunga Fed bisa membebani emas karena bisa menaikkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan semula pasar bernapas lega karena angka IHK tidak terlalu panas. Tapi, pasar sadar kalau inflasi ini harus turun banyak agar bisa memenuhi target Federal Reserve yang sebanyak 2 persen. “Itu berarti Fed harus terus menaikkan suku bunga,” kata Wyckoff. Kini, investor menanti data Indeks Harga Produsen (IHP) akan diterbitkan tak lama lagi.

 

Emas Harus Terus Berjuang

Analis menilai pasar emas terus berjuang karena harga masih di bawah US$1.900 per ons. Analis logam mulia di Natixis, Bernard Dahdah, mengatakan emas berpeluang jatuh lebih dalam karena imbal hasil obligasi tetap tinggi meskipun inflasi terus turun. Dahdah menilai harganya bisa saja turun ke US$1.586 per ons pada 2023. “Tapi, kami tidak terlalu terpaku di angka itu,” kata Dahdah.

Namun, lanjut dia, kecemasan terhadap resesi dan ekspektasi yang berubah-ubah tentang potensi penurunan suku bunga Fed pada paruh kedua tahun ini, akan menjaga harga emas agar tidak jatuh ke level terendah. “Dalam kasus ini, kami melihat harga emas pada 2023 rata-rata US$1.790 per ons dan naik ke US$1.830 per ons pada 2024 karena Federal Reserve mulai memangkas suku bunga,” kata dia.

 

Mau Beli Emas? 

Tertarik investasi emas? Sobat Treasury kini nggak perlu lagi repot ke toko untuk membeli emas, tetapi bisa melalui aplikasi smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan. Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

Selain itu, ada banyak keuntungan dari Treasury. Misalnya, jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Legalitas dan keamanan aplikasi ini terjamin karena sudah terdaftar di otoritas terkait.

Fitur-fitur Treasury pun tidak kalah menarik. Kamu bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan melalui Cetak Emas. Kamu juga bisa merencanakan keuangan dengan Rencana Emas, lho! Apa lagi keuntungan-keuntungan yang ditawarkan Treasury? Yuk download aplikasi Treasury sekarang untuk cari tahu jawabannya.