Harga Emas Makin Kinclong Jelang Rapat Fed



Harga emas berbalik menguat menjelang rapat Federal Reseve. Hal ini disebabkan oleh investor yang melihat data-data ekonomi mengarah ke perlambatan kenaikan suku bunga Fed.

Harga emas Treasury hari ini naik 0,44 persen ke Rp965.286 dan menyentuh titik tertinggi di Rp965.797. Harga emas dunia di pasar spot naik 0,24 persen ke US$1.931,19 per ons. Emas berjangka AS berdiam di US$1.932,5 per ons.

Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn, mengatakan emas bergerak terbatas karena hasil obligasi dan dolar AS sedikit naik. Investor mulai masuk ketika melihat harga dukungan untuk logam mulia ini ada di US$1.950 per ons sehingga bisa bergerak ke US$2 ribu. Menurut analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, aksi jual ringan turut membatasi gerak emas setelah logam mulia itu menembus level tertinggi selama delapan bulan.

Saat ini, indeks dolar AS stabil di 102,05 dan kenaikan emas dibatasi oleh hasil benchmark yang mendekati level tertinggi. Pedagang emas pun menghargai peluang 98 persen bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada bulan depan.

Sekadar informasi, bank sentral AS telah menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin sebanyak empat kali berturut-turut, yaitu pada Juni, Juli, September, dan Oktober 2022. Kemudian, Federal Reserve menurunkan laju kenaikannya menjadi 50 basis poin pada Desember 2022. Pada tahun lalu, bank ini telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 425 basis poin menjadi 4,25 persen-4,5 persen.

Analis CMC Markets, Michael Hewson, optimistis emas masih berpotensi menguat. Selama 2022, logam mulia itu bergerak sangat volatil menjelang Federal Open Market Committee. Pengecualian ini berlangsung pada Desember 2022 yang harga logam mulia itu justru naik menjelang rapat bank sentral AS. Pasar optimistis Fed akan menurunkan laju kenaikan suku bunganya menjadi 50 basis poin. Hewson mengatakan momentum terbesar akan terjadi saat pertemuan bank sentral. Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil memang cenderung lebih baik di lingkungan suku bunga yang lebih rendah. 

Sementara itu, India diperkirakan akan memangkas bea masuk emas. Kebijakan ini bisa menaikkan penjualan ritel dengan harga logam lebih murah menjelang musim puncak permintaan emas. 

Kini, pasar menanti data-data ekonomi AS, seperti klaim pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) di sana diperkirakan akan tumbuh melambat dari 3,2 persen pada kuartal III 2022 menjadi 2,6 persen pada kuartal IV 2022. Analis berpendapat dampak kebijakan moneter sudah terasa. 

Lalu, Indeks Utama Ekonomi AS dari The Conference Board, turun 1 persen menjadi 110,5 pada Desember 2022, mengekor penurunan November yang sebesar 1,1 persen. Penurunan indeks utama ini juga ikut mendukung emas. 

Penurunan pertumbuhan ekonomi bisa memperbesar kecemasan terhadap resesi dan membuat investor beralih ke instrumen yang lebih aman seperti emas. Logam mulia ini memang punya kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan instrumen lainnya.

Emas terkenal tahan terhadap inflasi dan harganya cenderung stabil ketika ekonomi memburuk. Harganya pun naik setiap tahun.

Barang ini juga nggak susah dicari. Tak perlu repot pergi ke toko, kamu bisa membelinya secara online melalui smartphone. Aplikasi emas digital, Treasury menjadi pilihan tepat bagi kamu untuk investasi.

Harganya juga sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu kamu sudah bisa mengantongi logam mulia itu. Di samping itu, ada banyak fitur menarik seperti Rencana Emas yang bisa membantumu untuk merencanakan keuangan. Kamu juga bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan.

Sobat Treasury juga bisa menumbuhkan saldo emas digitalmu dengan bunga s.d 9% p.a di fitur Panen Emas. Gimana? Oke, kan, fitur-fiturnya? Mau tahu lebih banyak? Yuk, download & mulai investasi emas digital di Treasury sekarang!