Harga Emas Makin Mantap, Diprediksi Tembus US$2.100



Harga emas bergerak stabil setelah mendekati level tertinggi selama sembilan bulan. Pelemahan ini terjadi setelah dolar AS melemah dan ekspektasi turunnya laju kenaikan suku bunga Fed, meningkat.

Harga emas Treasury hari ini naik 0,38 persen ke Rp964.312 per gram. Dibandingkan dengan April 2022, logam mulia itu meningkat 2,12 persen. Level tertinggi emas dalam sembilan bulan, ada di posisi Rp970.812 pada 9 Januari 2023. Sementara itu, harga emas dunia di pasar spot bertahan di US$1.918,66 per ons. Harga emas berjangka AS naik 0,1 persen ke US$1.923,2 per ons. Sejak awal November 2022, logam mulia itu naik 18 persen karena tekanan inflasi mereda dan pasar mengantisipasi kebijakan moneter yang kurang agresif.

Indeks dolar AS terpleset 0,3 persen dan menjadikan emas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lainnya. “Melemahnya mata uang AS dan imbal hasil obligasi akan menjadi penarik untuk logam kuning dan mendorong emas ke atas US$2 ribu per ons dalam beberapa bulan mendatang,” kata analis di Bank of America.

Menurut Kepala Makro Global Tastylive, Ilya Spivak, Federal Reserve tetap menjadi fokus pasar logam mulia. “Pasar berpandangan bahwa siklus kenaikan suku bunga Fed melambat dan mungkin akan segera berakhir. Ini membantu emas,” kata Spivak. Dia berpendapat harga dukungan emas ada di level US$1.900-US$1.920 per ons. Level resistensi kunci berikutnya ada di US$1.970 per ons.

Sekadar informasi, bank sentral AS itu menaikkan suku bunga sebanyak 75 basis poin sebanyak empat kali pada 2022. Suku bunga yang naik cepat itu memukul emas kuning dan mendorongnya ke level terendah di US$1.613,6 per ons pada September 2022 dari level tertingginya pada Maret 2022 di US$2.069,89 per ons. Lalu, kenaikannya melambat jadi 50 basis poin pada Desember 2022.

Kini, mayoritas pedagang emas berharap Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada pertemuan berikutnya pada 31 Januari-1 Februari 2023. Selain keputusan Fed, investor juga akan mencermati data penjualan ritel AS yang akan dirilis besok.

 

Harga Emas Diprediksi Tembus US$2.100 per Ons

Menurut analis dari WisdomTree, Nitesh Shah, investor cenderung membeli emas batangan dengan sedikit tekanan dari dolar AS dan obligasi. Emas ini akan dijadikan lindung nilai inflasi dan gejolak ekonomi. “Harganya bisa bergerak di atas US$2.100 per ons pada akhir tahun,” kata Shah.

Analis juga memperkirakan bank sentral akan terus menimbun emas setelah memborong lebih banyak logam mulia dalam sembilan bulan pertama 2022. Permintaan ritel untuk emas batangan dan koin pun tetap kuat. Ujar analis di ANZ, kekuatan ini didorong oleh kebangkitan pertumbuhan ekonomi di China.

Sekadar informasi, emas batangan adalah logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Emas cenderung menguntungkan ketika suku bunga lebih rendah karena mengurangi imbal hasil instrumen lainnya seperti dolar AS. Investor juga menjadikan emas sebagai lindung nilai aset dari inflasi sehingga nilainya tidak berkurang. Harganya juga relatif stabil dibandingkan instrumen lainnya dan naik setiap tahun.

 

Logam kuning ini juga sering dijadikan dana darurat karena bisa dijual sewaktu-waktu. Membelinya pun juga mudah. Tidak perlu repot pergi ke toko, Sobat Treasury bisa membelinya secara online melalui smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa kamu pilih untuk investasi. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

Selain itu, ada banyak keuntungan yang diberikan oleh Treasury. Misalnya, ada jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Kamu bisa mencetak emas digital menjadi logam mulia batangan, mulai dari 0,1 gram. Sobat juga menumbuhkan emas digitalmu dengan bunga s.d 9% p.a di fitur Panen Emas.

Menarik, kan, keuntungan-keuntungan yang ditawarkan Treasury? Makanya, yuk investasi emas di Treasury sekarang!