Harga Emas Dunia Diramal Bisa Tembus US$4 Ribu Tahun Ini



Harga emas turun tipis mengawali tahun 2023 karena dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS membatasi gerakan logam itu. Meskipun suram, emas diprediksi akan melambung pada tahun ini.

Harga emas Treasury hari ini turun 0,15 persen ke Rp942.559 per gram. Namun, dibandingkan dengan hari Jumat 30 Desember 2022, harganya justru naik 0,57 persen. Sementara itu, harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan terakhir 2022, naik 0,2 persen ke US$1.818,7 per ons. Harga emas berjangka AS tidak berubah di US$1.826,2 per ons. 

“Data inflasi baru-baru ini menunjukkan harga mulai sedikit mendingin. Ini menggembirakan bagi pasar logam dan menjadi bagian dari alasan kami melihat reli,” kata analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.  Di sisi lain, turunnya indeks dolar AS pun ikut mempengaruhi logam mulia itu dan membatasi kenaikannya. 

Para analis mencatat, harga emas tahun ini akan dipengaruhi oleh respons bank sentral global terhadap inflasi yang bergejolak. Sekadar informasi, tahun 2022, Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuannya dari mendekati nol ke level 4,25 persen-4,5 persen. Ini merupakan putaran kenaikan suku bunga paling tajam sejak 1980-an. Karena suku bunga naik, emas terjun dari US$2 ribu pada Maret 2022.

Kepala Analis Pasar Exinity, Han Tan, menyebut peran emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai terhadap inflasi, telah dirusak oleh kenaikan suku bunga Fed pada 2022. Menurut analis Julius Baer, bank sentral AS menegaskan niat mereka untuk berperang melawan inflasi. Baer yakin prospek kebijakan moneter Federal Reserve masih menjadi pendorong harga emas.

Wakil Presiden Penelitian Komoditas di SMC Global Securities, Vandana Bharti, memperkirakan harga emas ETF bisa meningkat pada 2023 setelah terjadi arus keluar yang besar pada 2022. Mengikuti emas, harga perak dunia di pasar spot turun 0,4 persen ke US$23,79 per ons dan paladium melemah 1,6 persen ke US$1.784,76 per ons. Sebaliknya harga platinum naik 0,9 persen ke US$1.063,43 per ons. 

 

Harga Emas Bisa Melonjak

Analis memprediksi harga emas akan bersinar pada tahun ini. Bahkan, ada yang memperkirakan harganya naik hingga US$4 ribu per ons pada 2023 atau 120 persen dari sekarang.  “Harga emas bisa menembus US$2.500-US$4 ribu per ons,” kata Chief Investment Officer Swiss Asia Capital, Juerg Kienner. Menurut dia, harganya bisa melonjak lebih dari 10-20 persen karena ada pelonggaran kebijakan suku bunga agresif dan risiko resesi. 

Analis Saxo Bank, Ole Hansen, juga mengatakan hal yang serupa. Hansen memperkirakan inflasi akan tetap tinggi tahun ini sehingga bank-bank sentral menaikkan suku bunganya untuk meredam inflasi. Suku bunga yang tinggi bisa memperbesar risiko resesi.  Ada juga negara-negara yang akan menghadapi ketegangan politik yang berat dan Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga setinggi 2022. 

Sementara itu, analis di Slatestone Wealth, Kenny Polcari, justru menilai emas tidak akan melesat hingga US$4 ribu. Polcari menyebut harga emas akan melemah di titik resistance di US$1.900 per ons.  Analis FX Strest, Arkadiusz Sieron, juga mengatakan harga emas akan melonjak setelah krisis ekonomi, tapi hanya naik 20-30 persen. 

Sekadar informasi, emas memang sering dijadikan safe haven ketika ekonomi memburuk karena harganya cenderung stabil. Harganya pun bisa naik setiap tahun.

 

Harga Emas Mulai Rp5 Ribu

Kamu ingin membeli emas juga? Sekarang membeli emas pun tidak perlu repot-repot pergi ke toko. Sobat Treasury bisa membelinya secara online melalui aplikasi digital seperti Treasury. 

Harga emas digitalnya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es krim kekinian, kan? Treasury juga memberikan banyak keuntungan seperti jaminan emas sesuai gramasi di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS), bisa cetak emas digital menjadi logam mulia batangan mulai dari 0,1 gram, serta menjual sementara emas digitalmu melalui fitur Jamimas. 

Menarik banget, kan? Tunggu apalagi? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!