Data Tenaga Kerja AS dan Aturan Karantina Covid-19 Kerek Harga Emas



Harga emas naik dan membekuk dolar AS. Logam mulia itu melambung karena klaim pengangguran di AS menunjukkan pasar tenaga kerja mendingin dan China semakin melonggarkan aturan karantina Covid-19.

Harga emas Treasury hari ini naik 0,06 persen ke Rp944.490. Selama seminggu, harganya naik 1,16 persen. Pada periode ini, logam mulia itu berada di titik terendah di Rp932.161 per gram pada 24 Desember 2022 dan mencapai level tertinggi di Rp946.963 per gram. Dibandingkan dengan dua minggu sebelumnya, harganya naik 1,69 persen. Pada periode ini, emas melayang ke posisi terbawah di Rp925.267 per gram. Posisi tertinggi ada di Rp946.963 per gram. Harga emas dunia di pasar spot naik 0,7 persen ke US$1.817,3 per ons. Harga emas berjangka AS pun juga ikut menguat 0,6 persen ke US$1.826 per ons.

Menurut data ketenagakerjaan AS, klaim awal tunjangan pengangguran naik 9 ribu menjadi 225 ribu untuk pekan yang berakhir 24 Desember 2022. Angka ini sesuai dengan prediksi ekonom sebanyak 225 ribu untuk minggu terakhir Desember 2022.

Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, mengatakan klaim data pengangguran ini melemahkan dolar AS dan mengerek emas. Streible juga berpendapat volume perdagangan di pasar tipis karena libur Natal dan Tahun Baru. Indeks dolar AS turun 0,6 persen dan menjadikan emas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing. Imbal hasil surat utang pemerintah AS yang bertenor 10 tahun melemah setelah mencapai level puncak selama enam minggu.

Harga emas spot naik US$200 atau 9,5 persen dari level terendah pada September 2022. Logam mulia ini bangkit di tengah harapan bank sentral AS akan memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya. Kini, emas dapat menemukan dukungan di US$1.700-an. Menurut Streible, level US$1.950 per ons menjadi target yang masuk akal untuk harga rata-rata tahun depan.

Gerakan logam mulia ini semakin menjadi karena China melonggarkan aturan karantina Covid-19. Akan tetapi, muncul keraguan terhadap data resmi kasus di sana karena Negeri Tirai Bambu itu memberlakukan aturan perjalanan baru untuk pengunjung China.

Lalu, bagaimana dengan harga logam-logam mulia lainnya? Terpantau harga perak di pasar spot naik 1,8 persen ke US$23,94 per ons, platinum melesat 4,6 persen ke US$1.054,32 per ons, dan paladium menguat 1,7 persen ke US$1.814,75 per ons.

 

Yang Terjadi Selama Seminggu

Mengawali minggu ini, harga emas melemah karena perdagangan libur. Meskipun perdagangan sepi, ada sesuatu yang dinanti investor, yaitu data-data ekonomi penting yang mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed. Misalnya, data ketenagakerjaan dan penjualan rumah tertunda.

Hari berikutnya, harga emas menguat karena kasus Covid-19 di China menguat. Kekhawatiran terhadap resesi ekonomi global pun menguat. Hal ini disebabkan oleh ekonomi AS yang tumbuh 3,2 persen dan muncul kecemasan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dan lebih lama. Ditambah lagi, bank-bank sentral lainnya, termasuk Bank Indonesia, menaikkan suku bunganya untuk menekan inflasi. Pasar khawatir suku bunga yang tinggi bisa mendorong ekonomi ke jurang resesi.

Analis pun meminta investor untuk bertahan di strategi buy on dips dan pedagang menghindari posisi short. Menurut analis, emas bisa menjadi “surga” bagi investor kalau kasus Covid-19 meroket dalam waktu dekat. Tapi, perbaikan data ekonomi dan pelonggaran karantina bisa membatasi gerak emas. 

Selanjutnya, kebijakan larangan ekspor minyak mentah Rusia menggegerkan pasar. Presiden Rusia, Vladimir Putin, melarang ekspor minyak mentah kepada negara-negara yang menaati aturan harga minyak yang ditetapkan Barat. Tentu saja kebijakan tersebut membuat kecemasan dunia akan bergejolak lagi.

Harga emas pun semakin menguat dengan titah Presiden China, Xi Jinping, tentang pelonggaran aturan karantina. Kini, Jinping tidak lagi memberlakukan karantina bagi pendatang yang masuk ke negara itu. Dia berharap pelonggaran ini bisa mendorong investasi masuk dan mobilitas ke China. Padahal, kasus Covid-19 di sana sedang disorot banyak pihak.

Sederet kejadian ini ikut mendongkrak harga emas karena menimbulkan kecemasan bagi investor terhadap kondisi geopolitik dan potensi resesi. Saat itu terjadi, investor melirik emas sebagai aset safe haven.

Mengapa? 

Harga emas cenderung lebih stabil ketika perekonomian sedang memburuk dibandingkan dengan instrumen lainnya. Kemudian, harganya juga bisa naik setiap tahun. Kamu juga bisa dengan mudah menemukan emas. Selain di toko, emas juga bisa dibeli secara online melalui aplikasi smartphone seperti Treasury.

Harga emas yang ditawarkan Treasury ini sangat terjangkau. Mulai dari Rp5 ribu, kamu sudah bisa mengantongi emas.

Sobat Treasury juga akan mendapatkan banyak keuntungan, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi. Kamu juga mencetak emas digital ke logam mulia batangan mulai dari 0,1 gram.

Kamu juga bisa menggunakan fitur Jamimas untuk menjaminkan emas serta Rencana Emas untuk merencanakan keuangan demi tujuan finansial tercapai. Gimana? Menarik banget, kan, ya? Makanya, yuk download aplikasi Treasury sekarang!