Ekonomi AS Berangsur Pulih, Harga Emas Melemah pada Akhir Pekan



Emas berbalik melemah menutup akhir pekan. Data ekonomi AS menunjukkan negara itu pulih lebih cepat daripada perkiraan. 

Data ini mengerek dolar AS dan membuka peluang Federal Reserve ke jalur yang lebih tajam untuk menekan inflasi. Harga Treasury hari ini melemah 0,28 persen ke Rp927.760 per gram. Jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, harganya turun 0,31 persen. Dalam sepekan, harganya merosot 0,13 persen dan dua minggu terjun 0,78 persen. Lalu, harga emas dunia di pasar spot merosot 1,3 persen ke US$1.791,47 per ons dan emas berjangka AS melorot 1,4 persen ke US$1.799,4 per ons. 

Menurut data ekonomi AS, Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3,2 persen pada kuartal III 2022, melampui ekspektasi yang sebanyak 2,9 persen. Klaim baru mingguan untuk tunjangan pengangguran juga naik menjadi 216 ribu, di bawah ekspektasi 222 ribu. Pengeluaran konsumsi pribadi naik 4,3 persen pada kuartal ini. Indeks dolar AS pun ikut menguat karena melihat perbaikan data ekonomi AS. “Angka-angka ekonomi yang kami lihat, menunjukkan bahwa ada kemungkinan besar ada kenaikan suku bunga yang lebih lama,” kata CEO Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica.

Mengekor emas, harga logam-logam mulia pun ikut anjlok. Harga perak di pasar spot turun 1,8 persen ke US$23,54 pe ons, platinum 2,2 persen ke US$976,54, dan paladium hampir 1 persen ke US$1.675,65 per ons. 

 

Yang Terjadi dalam Minggu Ini

Ada beberapa hal penting yang terjadi dalam pekan ini. Peristiwa-peristiwa tersebut mempengaruhi harga emas. 

 

1. Terjadi aksi jual saham besar-besaran dan masyarakat berburu kado.

Pada awal pekan, harga emas menguat. Hal ini disebabkan oleh aksi jual saham besar-besaran karena Federal Reserve melanjutkan kebijakan hawkish untuk menekan inflasi. Saat terjadi aksi ini, emas makin dilirik investor sebagai aset safe haven. Selain itu, masyarakat yang berburu emas untuk hadiah hari raya pun juga ikut mengerek harga logam mulia. Menurut CEO Physical Gold, Daniel Fisher, ada tradisi memberi kado untuk Natal. Emas yang biasanya dijadikan kado adalah koin emas dan logam mulia batangan 5 gram. 

 

2. China melaporkan kasus kematian akibat Covid-19. 

Dari Negeri Tirai Bambu, ada berita tidak menyenangkan dari Covid-19. Negara ini melaporkan ada kematian setelah pemerintah setempat melonggarkan pengetatan di sana. Dilaporkan mobil jenazah berbaris di luar krematorium Covid-19 yang ditunjuk di Beijing. Terlihat pula para petugas kremasi memakai baju hazmat dan membawa jenazah ke fasilitas kremasi. Sebuah studi menunjukkan kasus kematian Covid-19 bisa mencapai lebih dari 1 juta dalam beberapa hari ke depan. 

Analis cemas kasus ini bisa mempengaruhi permintaan dan harga emas, apalagi China merupakan konsumen emas terbesar di dunia. “Meningkatnya kekhawatiran kasus Covid-19 di China berdampak kepada permintaan emas fisik,” kata analis pasar UBS, Giovanni Staunovo.

 

3. Keputusan Bank of Japan menggegerkan pasar global. 

Belum lama ini, Bank of Japan menaikkan yield curve control (YCC) dari 0,25 persen ke 0,50 persen. Sekadar informasi, YCC merupakan kebijakan bank sentral Jepang menahan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun dengan batas maksimal 0,25 persen. Saat imbal hasil menjauhi 0 persen, Bank of Japan akan membeli obligasi. Kebijakan ini jelas mengagetkan pasar obligasi dan saham global karena Jepang merupakan salah satu pemain besar di pasar keuangan dunia. Analis menyebut kebijakan tersebut mendorong masyarakat dan perusahaan Jepang untuk menempatkan uang di negeri sendiri. 

 

Selanjutnya, apa?

Kini, pedagang emas dan investor mempersiapkan diri untuk menghadapi prospek resesi. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, memang menegaskan akan ada lebih banyak kenaikan bunga, bahkan ketika ekonomi terpuruk sekalipun tahun depan. 

Suku bunga acuan yang tinggi memang merugikan emas karena bisa meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, ada peluang resesi di balik kenaikan suku bunga Fed dan bisa menaikkan harga logam mulia itu.

Memang, emas sering dilirik oleh investor sebagai aset safe haven apalagi ketika perekonomian sedang memburuk. Ketika ini terjadi, harga emas cenderung stabil dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Bahkan, harganya pun bisa naik setiap tahun.

Apalagi, sekarang membeli emas pun semakin mudah. Sobat Treasury tak perlu repot membeli emas di toko. Cukup membelinya melalui aplikasi smartphone, emas bisa langsung kamu miliki.

Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan investasi. Harganya juga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas es krim kekinian, kan?

Treasury juga menawarkan banyak keuntungan melalui fitur-fiturnya, seperti tambahan emas di fitur Panen Emas, pendanaan yang mudah dan terjangkau dengan Jamimas, serta bisa menjual emas digital kapan pun dan di mana pun kamu butuh. 

Emas digital itu juga bisa dicetak menjadi logam mulia batangan melalui Cetak Emas. Selanjutnya apa lagi ya fitur-fitur menarik Treasury? Yuk download aplikasi Treasury agar bisa ikut merasakan fitur-fitur ciamiknya.