Harga Emas Melemah karena Komentar Hawkish Fed dan Aksi Demo di China



Harga emas tergelincir setelah dolar AS melejit pasca komentar hawkish beberapa pejabat Fed. Mereka kembali menegaskan sikap bank sentral AS untuk melawan inflasi.

Harga emas Treasury hari ini turun 0,15 persen ke Rp911.872. Setelah menyentuh level Rp913.160, logam mulia ini terguling ke Rp911.216. Sementara itu, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,86 persen ke US$1.740,56 per ons. Harga emas berjangka AS tidak bergerak di US$1.740,3 per ons.

Sekadar informasi, Pimpinan Fed Cabang St. Louis, James Bullard, dan Pimpinan Fed Cabang New York, John C. Williams, berpendapat jalan masih panjang untuk melawan inflasi. 

William menyebut suku bunga acuan Fed perlu naik lebih lanjut dan tetap tinggi hingga tahun depan. Namun, suku bunganya bisa diturunkan pada 2024. Dia juga memperkirakan angka pengangguran naik menjadi 4,5 persen-5 persen pada akhir 2023. Inflasi pun diperkirakan melambat dari 5 persen-5,5 persen ke 3 persen-3,5 persen pada tahun depan. 

Sementara itu, Bullard menyebut Fed rate harus dinaikkan dan dipertahankan sepanjang 2023-2024 untuk menekan inflasi. “James Bullard tampaknya cukup hawkish,” kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, menguat 0,68 persen ke 106,81. Kenaikan Dolar AS ini mengantisipasi pidato dari beberapa pejabat Fed, termasuk Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell. Penguatan dolar AS menjadikan emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Seiring dengan dolar AS, imbal hasil surat utang AS yang bertenor 10 tahun, naik tipis.

Rencananya, Powell akan berpidato di Brookings Institution pada hari Rabu. Pidatonya bertema prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja.

Selain pidato Fed, pasar juga akan mencermati data gaji non pertanian AS pada November. Data tersebut akan dirilis Jumat ini. Data gaji ini memungkinkan mengubah ekspektasi terhadap langkah kebijakan bank sentral untuk bulan depan. Saat ini, pedagang emas mengantisipasi kenaikan suku bunga sebanyak 50 basis poin. 

Tak hanya data gaji, serangkaian data lainnya seperti Produk Domestik Bruto (PDB), indeks harga konsumen (IHK), dan data ketenagakerjaan bulanan pun ikut dinanti investor.

 

Aksi Demonstrasi Bisa Pengaruhi Harga Emas 

Dari global, harga emas pun ikut terpengaruh dari aksi unjuk rasa di China. Menurut laporan berita, terjadi kerusuhan sipil di China. Para demonstran merasa tidak puas terhadap lockdown yang terjadi di sana. Ini merupakan aksi unjuk rasa terbesar sejak demonstrasi di Lapangan Tianmen pada 1989.

Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menilai akan terjadi konsekuensi geopolitik dan ekonomi dari eskalasi demonstrasi dan tindakan dari otoritas pemerintah China. Jika ketegangan ini meningkat, Wyckoff menyarankan investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas. “Namun, jika situasi meningkat, carilah permintaan safe haven yang lebih baik,” kata dia.

Sekadar informasi, emas sering dijadikan aset safe haven karena harganya cenderung stabil ketika perekonomian sedang memburuk dan ada ketegangan politik. Tidak hanya itu, harganya juga naik setiap tahun.

Emas termasuk ke aset yang sangat likuid alias mudah sekali untuk dicairkan. Kamu bisa menjualnya di toko emas, lho! Bahkan, logam mulia ini juga bisa dijaminkan ketika Sobat Treasury meminjam uang.

 

Sudah Punya Emas Belum?

Kini, emas tidak hanya bisa dibeli di toko, tetapi juga online melalui smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan investasi. Harga emas digital yang ditawarkan Treasury sangat terjangkau, yaitu mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas frappe, kan? 

Tidak hanya itu, kamu juga punya jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Sobat Treasury juga bisa mencetak emas digital menjadi logam batangan mulai dari 0,1 gram melalui fitur Cetak Emas. Ada lagi sederet fitur menari yang bisa dicoba. Penasaran? Yuk download aplikasi Treasury sekarang!