Harga Emas Melemah Jelang Rapat Komite Fed



 

Harga emas melemah setelah fokus pasar berpindah ke risalah pertemuan Federal Reserve yang dimajukan karena ada hari Thanksgiving. Hal ini mengakibatkan dolar AS melanjutkan reli.

Harga emas dunia di pasar spot turun 0,7 persen ke US$1.738,4 per ons setelah menembus level terendah di US$1.731,4 per ons. Harga emas berjangka AS pun tergelincir 0,8 persen ke US$1.739,6 per ons. Sementara itu, harga emas Treasury hari ini naik 0,51 persen ke Rp911.096. Selama seminggu, harga emas turun 0,38 persen. Emas menduduki puncaknya di Rp921.934 pada 16 November 2022. 

Pimpinan Pasar Dunia di TIAA Bank, Chris Gaffney,mengatakan lingkungan makro belum bagus untuk emas. Suku bunga acuan bank masih tinggi dan berdampak buruk bagi logam mulia. “Bank sentral terus berupaya menaikkan suku bunga,” kata Gaffney.

Bagaimana dengan dolar AS? Mata uang Negeri Paman Sam ini justru naik 0,9 persen dan membebani langkah emas. Kenaikan dolar AS menjadikan emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Sekadar informasi, risalah pertemuan Federal Reserve dijadwalkan pada Rabu pekan ini. Agenda ini membuat para pelaku pasar bertaruh bahwa suku bunga Fed akan naik 50 basis poin pada bulan depan. Lalu, ada peluang 22,4 persen untuk kenaikan Fed rate sebanyak 75 basis poin. Peluang ini muncul setelah ada komentar terbaru dari pejabat Fed. Kepala Strategi Pasar Komoditas TD Securities, Bart Melek, memprediksi harga emas akan menembus level terbawah di US$1.700 per ons.

Dari global, harga emas juga terpengaruh oleh kasus Covid-19 di China. Kasus di sana meningkat dan memaksa penduduk untuk tinggal di rumah. Padahal, China merupakan salah satu pasar aktif untuk logam mulia. “Kalau mereka terus lockdown, itu berarti uang yang lebih sedikit lebih sedikit untuk investasi,” kata Gaffney. Analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, turut mengatakan hal serupa. Kasus kematian Covid-19 di Negeri Tirai Bambu ini terjadi untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Negara itu terus berjuang untuk menekan kembali penyakit tersebut. “Laporan menyebut infeksi di Beijing meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir,” kata Wyckoff.

Sebelumnya, Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, menilai Fed mungkin akan menaikkan suku bunganya, tetapi dengan tingkat yang lebih rendah. Bank sentral AS itu akan melihat langkah yang dilakukan oleh European Central Bank dan bank-bank sentral lainnya yang telah melonggarkan kebijakan suku bunga acuannya. “Ini akan memperkuat Fed akan segera melonggarkan kebijakannya,” kata Day.

Harga emas pun diperkirakan akan menembus level US$1.800 per ons. Menurut Co-director of Commercial Hedging Walsh Trading, Sean Lusk, inflasi akan tetap tinggi. Suku bunga yang tinggi bisa mendorong ekonomi AS ke jurang resesi.

Emas memang sering dijadikan sebagai tempat berlindung, bahkan ketika ekonomi sedang buruk sekalipun. Logam mulia ini tahan dari gerusan inflasi dan harganya cenderung stabil ketika perekonomian tidak bagus. Malah, harganya bisa naik terus setiap tahun. 

Ingin punya emas? Sobat Treasury sekarang bisa membelinya melalui aplikasi smartphone, lho. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan. Harganya terjangkau sekali. Mulai dari Rp5 ribu, kamu sudah bisa beli emas! 

Selain itu, ada banyak keuntungan yang diberikan oleh Treasury. Misalnya, ada jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera sesuai dengan gramasi yang dimiliki. Tidak hanya itu, kamu juga bisa mencetak emas melalui fitur Cetak Emas, mulai dari 0,1 gram. Emas digital yang kamu punya ini bisa dijual kapan pun ketika dibutuhkan.

Ada juga fitur-fitur yang nggak kalah menarik yang bisa kamu gunakan di aplikasi ini. Penasaran? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!