Waduh, Harga Emas Merosot 7 Bulan Berturut-turut



Harga emas hari ini beringsut lebih rendah dan menuju ke rekor penurunan bulanan terpanjang. Situasi tersebut disebabkan oleh dolar AS yang lebih menguat, imbal hasil obligasi pemerintah AS yang menguat, serta prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut dari The Fed.

Harga emas Treasury hari ini bertengger di Rp848.061. Dalam seminggu, harga logam kuning ini bergerak turun 0,77 persen. Di pasar spot, harga emas turun 0,53 persen ke US$1.633,81 per ons dan turun 1 persen selama bulan Oktober 2022. Emas berjangka AS pun melorot 0,53 persen ke US$1.636,1 per ons. Sepanjang Oktober 2022, harga emas turun 1,4 persen. Harga emas jeblok dalam tujuh bulan berturut-turut. Sejak Maret 2022, harga emas ambles lebih dari 15 persen, lebih dari US$400 dari level tertingginya di US$2 ribu per ons. Setelah bertengger di posisi puncak akibat ketegangan politik Rusia-Ukraina, harga emas berjuang habis-habisan untuk mencapai posisi baru.

Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, mengatakan harga emas tertekan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, dolar AS, dan yield hasil surat utang pemerintah AS. Tercatat indeks dolar AS naik 0,8 persen dan menjadikan logam batangan itu lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Patokan imbal hasil surat utang pemerintah AS yang bertenor 10 tahun pun naik tipis.

Bank sentral AS ini diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada bulan ini. Kemudian, perdebatan di kalangan pejabat Fed tentang kebijakan setelah bulan ini, menarik perhatian pasar. Sekadar informasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena bisa meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Di pasar spot, harga perak turun 0,5 persen ke US$19,13 per ons. Harga platinum dan paladium ikut melemah. Harga platinum merosot 2,23 persen ke US$923,58 per ons dan paladium 2,95 persen ke US$1.844,25 per ons.

Menurut catatan Goldman Sachs, The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 375 basis poin pada tahun ini sehingga Fed Fund Rate berada di level 3,75 persen-4 persen. Bulan ini, suku bunga The Fed diperkirakan naik 75 basis poin dan 50 pada Desember 2022. Kemudian, pada Februari dan Maret 2023, suku bunga The Fed diperkirakan akan naik lagi sebesar 25 basis poin. “Inflasi yang tinggi, perekonomian yang melambat dan kekhawatiran pelonggaran kebijakan moneter secara prematur adalah alasan utama Fed terus memperketat kebijakan setelah Februari,” tulis Goldman Sachs.

CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, dan CEO Goldman Sachs, David Solomon, menilai risiko resesi meningkat sejalan dengan upaya Fed memperlambat ekonomi. Malah, resesi di AS dan Eropa juga sangat mungkin terjadi.

Kini, muncul pertanyaan, apakah Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya setelah November 2022. Perlambatan kenaikan suku bunga The Fed bisa berdampak positif bagi emas. Inilah mengapa beberapa analis menilai emas akan bullish.

“Jika dolar AS turun, emas akan berkinerja sangat baik,” kata Broker Komoditas Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.

Sekadar informasi, emas memang sering dijadikan sebagai aset safe haven karena punya sederet keunggulan. Misalnya, tahan dari karat dan gerusan inflasi. Nilainya pun tetap terjaga dan harganya naik terus setiap tahun.

Emas pun kini semakin mudah didapatkan. Selain toko emas, kamu juga bisa membelinya di aplikasi smartphone seperti Treasury. Aplikasi ini menawarkan emas dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

Selain emas murah, Treasury juga menawarkan beragam keuntungan, seperti jaminan kepemilikan emas di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) Lifestyle sesuai gramasi yang dimiliki serta mencetak emas menjadi logam batangan minimal 0,1 gram.

Ada juga fitur-fitur menarik seperti Rencana Emas untuk membantumu membuat perencanaan keuangan serta Transfer Emas untuk mengirimkan emas ke orang-orang tersayang kamu. Bagaimana? Menarik, kan? Yuk, download Treasury sekarang!

#AmanPakaiTreasury #DiTreasuryAja