Treasury

Harga emas hari ini terangkat berkat ekspektasi pasar yang makin kuat terhadap kemungkinan The Fed melonggarkan suku bunga acuannya. Ekspektasi ini juga ikut meredam dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS.

Harga emas di Treasury berada di level Rp861.524 per gram, bergerak naik dari Rp858 ribu per gram. Selama seminggu, harga emas naik 1,35 persen. Di pasar spot, harga emas naik 0,8 persen ke US$1.665,09 per ons. Ini merupakan level tertinggi sejak 13 Oktober 2022. Harga emas berjangka pun naik 0,7 persen ke US$1.669,2 per ons.

“Setelah beberapa sesi terakhir, kami melihat imbal hasil (surat utang pemerintah AS) turun, dolar AS turun. Hasilnya, kami melihat tawaran baru di pasar emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Saat ini, mata uang Paman Sam, memperpanjang kerugiannya ke level terendah lebih dari sebulan terhadap para pesaingnya. Penurunan indeks dolar AS ini menjadikan emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Patokan yield obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun pun turun ke level terendah dalam sepekan.

Analis dari Exinity, Han Tan, mengatakan emas mencoba memanfaatkan pelemahan dolar AS. Pelaku pasar berekspektasi Fed akan melonggarkan kebijakan moneter. “Kondisi ini membuat dolar AS melemah,” kata Han Tan.

Ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed makin santer setelah tersiar laporan bahwa ada “perpecahan” di kalangan pejabat Fed terhadap kebijakan moneter setelah November 2022. Ada yang menginginkan kebijakan moneter dilonggarkan. Ada pula yang ingin tetap mengetatkan kebijakannya

Kenaikan harga emas ini juga didukung oleh data ekonomi yang menunjukkan kepercayaan konsumen AS merosot pada Oktober 2022, harga rumah yang turun pada Agustus 2022, dan tanda-tanda sikap agresif The Fed yang mendinginkan pasar tenaga kerja. Menurut data Departemen Perdagangan AS, penjualan rumah baru turun 10,9 persen dari 677 ribu unit ke 603 ribu unit.

Meger melanjutkan, ekonomi mungkin terlihat melambat, tetapi inflasi tidak turun sebanyak harapan Federal Reserve. Akan tetapi, bank sentral AS itu dinilai tidak akan mampu lagi menaikkan suku bunga lebih lanjut. “Itu adalah lingkungan yang sangat positif bagi emas,” kata dia.

Pasar Fokus kepada Data Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Akan tetapi, ada peluang bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin pada bulan depan. Logam kuning itu memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga The Fed karena bisa meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Fokus pasar selanjutnya adalah data pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi. Dua data ini bisa menjadi penjelasan lebih lanjut arah kebijakan Fed. 

“Jika kenaikan suku bunga setengah poin pada Desember kemungkinan besar terjadi, emas bisa menembus di atas US$1.700,” kata Analis Senior OANDA, Edward Moya. Jika data perekonomian dan inflasi menunjukkan ekonomi di AS tetap memburuk, peluang bank sentaral AS melonggarkan “ikat pinggang” pun makin besar. Alhasil, harga emas makin naik. Apalagi mengingat emas merupakan instrumen yang tersohor sejak dahulu kala. 

Terkenal sebagai aset yang tahan karat dan inflasi, emas juga mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai. Harganya pun bisa naik setiap tahun. Membeli emas kini juga tidak perlu ribet. Kamu bisa membelinya melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Harga emas yang ditawarkan Treasury sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu.

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!