Harga Emas Loyo karena Data Tenaga Kerja Membaik



Harga emas melemah mengawali minggu ini. Penurunan harga emas disebabkan oleh data pekerjaan di AS yang membaik. Data tersebut memperkuat ekspektasi The Fed akan menerapkan kebijakan suku bunga yang agresif. Alhasil, dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS ikut terkerek.

Di Treasury, harga emas 1 gram hari ini berada di level Rp860.455. Dibandingkan dengan Jumat lalu, harganya turun 0,26 persen. Di pasar spot, harga emas beringsut 0,31 persen ke US$1.704,1 per ons.

Sekadar informasi, data ketenagakerjaan AS memperlihatkan pengusaha di sana mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang diharapkan pada September 2022. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen. Kemudian, ada kemungkinan 92 persen suku bunga The Fed menanjak 75 basis poin setelah melihat data tersebut di atas ekspektasi pasar.

Pedagang senior di Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengatakan perbaikan data tenaga kerja mendongkrak ekspektasi pasar tentang kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuannya kembali sebanyak 75 basis poin pada awal bulan depan. Jika emas tidak bisa bertahan di harga US$1.690 per ons, bisa-bisa logam mulia ini akan bertengger di level US$1.660 per ons. “Pasar sekarang akan fokus kepada data inflasi utama minggu depan serta risalah Fed,” kata dia.

Jika suku bunga acuan The Fed tinggi, emas bisa terkena “getahnya”. Suku bunga yang tinggi bisa meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan hasil. Dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS pun ikut terkerek. Mengikuti data perekonomian yang membaik, dolar AS naik 0,3 persen terhadap mata uang lainnya. Ini membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Saat ini, kata Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan para pedagang emas lebih fokus kepada dampak kebijakan The Fed daripada ketegangan geopolitik.

Pada minggu ini, Biro Statistik AS akan mengumumkan data inflasi September 2022. Lalu, bank sentral AS juga akan merilis rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Kedua data ini akan menjadi “pegangan” investor logam mulia untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

Andaikan inflasi lebih tinggi daripada Agustus 2022 yang sebesar 8,3 persen dan risalah FOMC akan menunjukkan hawkish, alhasil nasib emas akan semakin suram. Sebaliknya, harga emas bisa membaik kalau inflasi melandai cukup dalam. Saat ini, pasar berekspektasi inflasi September ada di level 8,1 persen secara year-on-year.

“Pasar berharap penurunan permintaan masyarakat bisa berdampak kepada suku bunga acuan,” kata analis OANDA, Edward Moya. Sebagian pelaku pasar, kata dia, masih bertaruh bank sentral itu akan melonggarkan kebijakan moneternya. “Kalau inflasi meningkat, emas akan berada dalam masalah,” kata Moya. 

Namun, Sobat Treasury, emas masih bisa berpeluang menguat. Salah satu faktornya adalah reli jangka pendek yang dilakukan investor untuk mencari keuntungan. Memang, emas ini merupakan logam mulia yang sering dilirik investor untuk menjadi aset safe haven ketika perekonomian sedang memburuk. Di samping itu, logam mulia ini juga terkenal mudah ditemukan serta gampang dibeli dan dijual. Kamu kini tidak perlu lagi repot membeli di toko emas.

Sobat Treasury bisa membelinya melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Harga emas di Treasury sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Harganya lebih murah daripada sepiring nasi goreng, kan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!