Harga Emas Menguat, Tembus Level US$1.700



Harga emas melonjak dan menembus level US$1.700 per ons troy. Harga emas yang bullish ini dipengaruhi oleh turunnya dolar AS dan imbal hasil obligasi. 

Di pasar spot, harga emas naik 0,32 persen ke US$1.707,5 per ons. Sementara itu, di Treasury, harga emas berada di level Rp863.214 atau naik 2,06 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. “Sekarang orang mencari peluang., terutama pemegang emas non jangka panjang,” kata Matousek. 

Melemahnya dolar AS membuat harga emas batangan yang dihargakan greenback, menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri. Kemudian, imbal hasil surat utang pemerintah AS yang turun ke level terendah, ikut menaikkan permintaan logam kuning dengan imbal hasil nol.

Selain itu, emas juga mendapatkan tenaga tambahan dari data perekonomian yang menunjukkan aktivitas manufaktur di AS tumbuh melambat dalam waktu hampir 2,5 tahun. Indeks manufaktur AS turun dari 52,8 pada Agustus 2022 menjadi 50,9 pada September 2022. Ini merupakan level terendah sejak Mei 2020--kala itu ekonomi berhenti karena krisis akibat pandemi Covid-19. Analis menduga perlambatan aktivitas pabrik disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan yang “mendinginkan” permintaan. 

Lalu, menurut Departemen Perdagangan AS, pengeluaran konstruksi AS turun 0,7 persen ke US$1,78 triliun, turun 0,6 persen dari Juli 2022 yang mencapai US$1,79 triliun.  Indeks Manajer Pembelian manufaktur AS S&P direvisi dari 51,8 ke 51,5 pada Agustus. Revisi ini sedikit membatasi pertumbuhan emas. Kembalinya harga emas di level US$1.700, kata analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, tidak banyak mengubah postur teknis.  “Kontrol teknis yang kuat,” kata Wyckoff.

 

Kerek Harga Logam Mulia Lainnya

Penguatan harga emas ini juga mengerek perak dan platinum. Harga perak melesat 8,89 persen ke US$20,69 per ons dan platinum 0,13 persen ke US$901,3 per ons. Berbeda dengan perak dan platinum, harga paladium justru melemah 0,05 persen ke US$2.231 per ons.

Sekadar informasi, emas dan perak naik karena pasar saham dan keuangan gelisah. Media juga fokus ke kemungkinan pimpinan Rusia menggunakan senjata nuklir untuk perang dengan Ukraina. 

Wyckoff menilai masyarakat banyak beralih ke emas melihat kemungkinan penggunaan nuklir untuk perang Rusia-Ukraina. Kemudian, pada saat yang sama, perekonomian global berjuang melawan inflasi dan “tertatih-tatih” melawan inflasi. Lanjut dia, saat ini, penting bagi emas dan perak untuk menunjukkan tajinya. Lalu, tren harga yang berkelanjutan bisa berkembang. 

Harga emas juga terkerek oleh kebijakan pemerintah Inggris yang membatalkan sebagian besar rencana pemotongan pajak. Hal ini dilakukan setelah pasar keuangan Inggris dan Eropa bergejolak. Kebijakan itu juga sedikit meredam kekhawatiran pasar. 

Ketegangan politik ini memang mengerek harga emas. Ditambah lagi, ada “ramalan” tahun depan, perekonomian global akan mengalami resesi. Saat perekonomian memburuk, logam kuning ini sering dijadikan pilihan untuk mengamankan aset. Di samping itu, emas juga tahan terhadap inflasi dan nilainya tetap terjaga. Harganya pun bisa naik setiap tahun. 

Emas juga mudah untuk dibeli dan dijual serta mudah ditemukan. Selain toko emas, Sobat Treasury bisa membeli emas secara online melalui aplikasi smartphone, lho. Misalnya, aplikasi emas digital seperti Treasury yang menyediakan emas dengan harga yang sangat terjangkau. Mulai dari Rp5 ribu, kamu bisa langsung mengantongi emas.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!