Harga Emas Masih Loyo karena Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Masih Tinggi



Harga emas kembali terjatuh. Logam kuning ini bergerak turun karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang tinggi dan tekanan dari dolar AS.  

Harga emas hari ini di Treasury berada di level Rp841.260. Logam kuning ini jatuh ke level tertinggi hari ini dari Rp842.679 ke Rp839.690. Di pasar spot, harga emas turun 0,36 persen ke US$1.695,47 per ons. Emas melayang ke bawah US$1.700 setelah harganya turun sangat tajam—terbesar sejak 14 Juli 2022—dan disebabkan oleh reli dolar AS menyusul kenaikan inflasi AS. Harga emas berjangka AS turun 0,48 persen ke US$1.709,1 per ons.

Kali ini, dolar AS melemah, namun masih berada di level tinggi, yaitu 109,60. Dolar AS yang tinggi akan membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Sebelumnya, data Departemen Tenaga Kerja di AS menunjukkan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,1 persen secara month to month (m-to-m) dan 8,3 persen secara year-on-year pada Agustus 2022. Kemudian, inflasi inti--tidak termasuk harga BBM dan pangan--naik 0,6 persen dari Juli 2022 dan 6,3 persen dari Agustus 2021. Kenaikan IHK ini tak terduga karena harga bensin turun, tetapi biaya sewa dan pangan naik.

Kenaikan inflasi dan komentar hawkish The Fed tentang kenaikan suku bunga acuan, membuat dolar AS terbang. Faktor-faktor inilah yang membuat harga emas terjun setelah menguat dua hari berturut-turut.

Kemudian, Indeks Harga Produsen (IHP) turun 0,1 persen pada Agustus 2022 setelah merosot 0,4 persen pada bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan berturut-turut pertama sejak musim semi 2020.

Analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, melihat penurunan harga emas ini sebagai tindak lanjut dari tekanan jual pasca harganya yang jatuh bebas kemarin.

Investor sedang “mencerna” data inflasi kemarin. Kalau harganya jatuh ke bawah US$1.700, kerugian substansial akan semakin dalam. Mereka juga menahan diri untuk melakukan perdagangan besar menjelang rapat komite Federal Reserve.

 

Kemungkinan Naik 75 Bps Atau 100 Bps?

Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 basis poin bulan ini untuk menekan inflasi. Ada juga yang memperkirakan kenaikannya bisa lebih dari itu.

Menurut data FedWatch Tool CME, ada 74 persen peluang kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin dan 26 persen yang 100 basis poin.

Wyckoff menilai kebijakan suku bunga agresif berdampak buruk bagi emas.“Kebijakan moneter yang lebih ketat akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Pada akhirnya, ini mengurangi permintaan produsen dan konsumen untuk logam mulia,” kata dia.

Analis senior di OANDA, Edward Moya, memprediksi emas bisa turun bisa ke US$1.650 per ons, bahkan lebih rendah.

“(Ini terjadi) kalau The Fed tetap memberikan sinyal kenaikan suku bunga agresif,” kata Moya.

Membeli emas pun kini semakin mudah. Sobat Treasury bisa membelinya secara online di smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa dijadikan pilihan untuk investasi emas. Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu kamu sudah bisa mengantongi emas.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!