Harga Emas Lanjut Menguat, Dolar AS Terjungkal dari Posisi Tertinggi



Harga emas menguat pada perdagangan hari ini. Dolar AS yang melemah menjadi katalis pergerakan logam mulia itu. Ditambah lagi, investor menanti data inflasi yang menjadi “penentu” laju kenaikan suku bunga The Fed.

Harga emas hari ini di Treasury berada di Rp854.947. Selama seminggu, harganya naik Rp10.555. Lalu, di pasar spot, harga emas naik 0,49 persen ke US$1.724,38 per ons dan emas berjangka AS 0,42 persen ke US$1.735,8 per ons.

Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, menyebut isyarat kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dilempar oleh pejabat Bank Sentral Eropa, European Central Bank (ECB), mengerek euro dan menekan dolar. Inilah yang menjadi motor pergerakan emas.

Analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff, menilai harga emas didorong oleh melemahnya dolar AS di pasar valuta asing. Indeks mata uang Negeri Paman Sam ini turun tajam dan mencapai level terendah dua minggu setelah pekan lalu mencetak level tertinggi selama 20 tahun. “Penurunan imbal hasil surat utang pemerintah AS juga berdampak baik bagi pasar logam mulia,” kata Wyckoff.

Indeks dolar AS yang melemah membuat emas lebih menarik bagi pembeli luar negeri karena 


Ekspektasi Inflasi Bisa Turun

Investor juga bersiap-siap untuk data inflasi yang akan dirilis. Pasar menaruh harapan inflasi di AS turun dari 8,5 persen Juli 2022 menjadi 8,1 persen pada Agustus 2022.

Analis pasar senior di OANDA, Craig Erlam, laporan inflasi yang menguntungkan bisa menaikkan harga emas. Hal serupa juga diungkapkan oleh analis di OANDA, Edward Moya. Moya menyebut inflasi yang lebih lemah bisa mendorong harga emas karena membantu investor untuk menentukan kisaran angka kenaikan suku bunga acuan The Fed. Kondisi ini juga bisa menekan pergerakan dolar AS. Pelemahan dolar AS bisa menjadi angin segar bagi emas. “Kalau inflasi turun, ada kemungkinan suku bunga tidak naik jauh di atas 4 persen,” kata Moya.

 

Ada Kemungkinan Suku Bunga Acuan Naik

Suku bunga acuan yang tinggi bisa meningkatkan biaya peluang emas batangan. Analis dari Exinity, Han Tan, berpendapat kenaikan harga emas ini tidak akan berlangsung lama kalau inflasi di AS naik. Inflasi yang tinggi ini bisa mendorong The Fed makin agresif menaikkan suku bunga acuannya.

Sebelumnya, para ekonom menilai inflasi akan turun 0,1 persen pada Agustus 2022. Hal ini disebabkan oleh harga BBM yang turun. Begitu pula dengan inflasi inti yang diperkirakan akan berkurang 0,2 persen. “Kalau benar, kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin masih mungkin terjadi,” kata Kepala Ekonom AS di Capital Economics, Paul Ashworth.

Namun, emas masih dilirik banyak orang untuk menjadi tempat yang aman untuk mengamankan aset. Apalagi, setelah pejabat ECB melempar wacana zona euro terancam masuk ke jurang resesi. Logam kuning ini memang terkenal tahan terhadap inflasi dan nilainya tetap terjaga.

Kamu sudah punya emas belum? Tertarik untuk beli logam mulia ini? Kini, Sobat Treasury makin mudah untuk membeli emas. Kamu bisa membelinya melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau. Mulai dari Rp5 ribu, kamu sudah bisa punya emas.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!