Harga Emas Kembali Loyo karena Kurang `Bahan Bakar`



Harga emas suram mengawali pekan ini. Pelemahan emas disebabkan oleh minimnya faktor pendorong harga emas dan kenaikan suku bunga The Fed yang belum juga usai.

Dari laman Treasury, harga emas hari ini berada di level Rp846.678, turun dari level tertinggi di Rp849.429. Selama seminggu, harga emas turun Rp14.200 per gram. Terpantau harganya sempat menyentuh level terendahnya di Rp840.559 per gram. Harga emas di pasar spot pun turun 0,2 persen ke US$1.719 per ons.

Emas Commidity Exchange (Comex) Desember ditutup pada Jumat minggu lalu di US$1.727,2 per ons, turun 2,5 persen. Penurunan harga emas ini menyusul rilisnya data laporan pekerjaan Agustus di AS. Namun, peristiwa ini dinilai sebagai reli short covering. “Pasar telah mengalami tren lebih rendah,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Frank Cholly.

Ekonom Capital Economics AS, Michael Pearce, berpendapat peningkatan 315 ribu nonfarm payroll AS dan tingkat pengangguran yang naik jadi 3,7 persen menunjukkan ada perlambatan di pasar tenaga kerja. Perlambatan ini diperkirakan akan menyumbang pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah pada tahun depan. Data-data tersebut bisa mendorong bank sentral AS, Federal Reserve, untuk menaikkan suku bunga acuannya untuk menekan inflasi. Tapi, kenaikannya diperkirakan mencapai 50 basis poin. “Itu akan mendorong kebijakan (suku bunga acuan) The Fed,” kata Pearce.

Analis Capital.com, Piero Cingari, berpendapat penguatan emas hanya berlangsung singkat karena faktor pendorongnya tidak cukup kuat. Data ketenagakerjaan yang sesuai dengan pasar, telah menguatkan emas. Begitu pula dengan dolar AS yang melemah, menjadi angin baik bagi pergerakan harga emas. Akan tetapi, pergerakan suku emas terjegal rencana kenaikan suku bunga The Fed. Pasar berekspektasi The Fed akan kembali menaikkan kembali suku bunganya bulan ini. “Mau bagaimana pun, suku bunga masih berpengaruh,” kata Cingari.

 

Diprediksi Makin Murah

Harga emas gagal bertahan di atas level US$1.800. Kini, level US$1.700 menjadi level terendah emas. Co-director Walsh Trading, Sean Lusk, memperkirakan harga emas bisa menembus ke bawah US$1.700 per ons, yaitu US$1.550-US$1.680 per ons kalau dolar AS tetap tinggi. Menurut Lusk, emas perlu “bertahan” di level US$1.670-US$1.680 per ons. “Jika tidak, emas akan turun ke tingkat yang lebih rendah,” kata dia.

Pelemahan harga emas pun turut berpengaruh terhadap logam-logam mulia lainnya. Harga perak melemah 0,23 persen ke US$17,84 per ons, platinum 0,31 persen ke US$815,8 per ons, dan paladium 0,22 persen ke US$2.022 per ons.

Harga emas dunia diprediksi makin turun. Kalau semakin turun, berarti harganya bisa semakin murah. Kesempatan yang baik bagi Sobat Treasury yang ingin membeli emas. Emas memang sudah terkenal dari zaman dulu sebagai aset safe haven. Selain itu, nilainya tetap terjaga dan harganya bisa naik setiap tahun. Plus, emas ini merupakan instrumen yang sangat cair alias gampang dijual.

Membeli emas kini juga semakin mudah. Sobat bisa membelinya melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Di sini harga emas sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu. Lebih murah daripada segelas kopi americano, kan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!