Harga Emas Tertekan Di Bawah Bayang-bayang Kenaikan Suku Bunga dan Data Ekonomi



Harga emas turun karena mendapatkan tekanan lanjutan setelah pejabat The Fed bersikap hawkish terhadap kebijakan suku bunga. Selain itu, emas juga ditekan oleh data perekonomian AS yang membaik.

Harga emas 1 gram hari ini di Treasury bertengger di level Rp851.753. Setelah bergerak di level Rp852 ribu, emas sempat menanjak ke harga Rp853.079. Selama seminggu, harga logam mulia itu turun Rp12.071. Di pasar spot, harga emas turun 0,38 persen ke US$1.723,49 per ons. Emas berjangka AS pun ikut melemah 0,8 persen ke US$1.753,3 per ons.

“Ada tekanan lanjutan pada emas dari komentar Powell minggu lalu,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger. Sekadar informasi, Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, akan mempertahankan sikapnya terkait kenaikan suku bunga acuan untuk menekan inflasi. Pernyataan ini membuat ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed meningkat. Kini, mayoritas pelaku pasar mengharapkan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 75 basis poin pada September 2022. “Emas sebagai aset tanpa bunga akan memiliki lebih banyak persaingan,” kata Meger.

Data perekonomian AS yang positif juga turut menekan emas. Indeks kepercayaan konsumen dari Conference Board naik dari 95,3 pada Juli menjadi 103,2 pada Agustus. Departemen Tenaga Kerja AS juga mencatat jumlah lowongan kerja naik tipis ke 11,2 juta posisi pada Juli 2022.

Pimpinan Federal Reserve area Richmond, Tom Barkin, menyatakan bank sentral AS tetap berkomitmen untuk menekan inflasi. Memang, ada risiko resesi di balik kebijakan suku bunga acuan yang tinggi. “Kami berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan ada jalan lain untuk sampai ke sana,” kata Barkin.

Saat ini, investor sedang menanti data gaji di AS yang akan dirilis dua hari lagi. Pasar tenaga kerja yang positif ini memberikan The Fed lebih banyak kesempatan untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.

 

Bank Sentral Eropa Juga Bersikap Hawkish

Greenback terhadap euro pun terkoreksi karena pernyataan Bank Sentral Eropa yang akan memperketat kebijakan suku bunga. Kebijakan suku bunga yang ketat ini bertujuan untuk menekan angka inflasi yang tinggi, bahkan ketika pertumbuhan ekonomi terpukul sekalipun.

 

Lalu, bagaimana nasib logam-logam mulia lainnya? Di pasar spot, harga perak turun 1,81 persen ke US$18,4 per ons, platinum 1,9 persen ke US$847,5 per ons, dan paladium 2,9 persen ke US$2.084,69 per ons. Menurut TD Securities, logam mulia di sektor industri rentan turun. Kebijakan suku bunga acuan yang tinggi memang bisa membuat harga emas makin turun. Kalau berlanjut, itu berarti harga logam mulia ini berpeluang untuk semakin murah.

Nah, kalau harganya murah, itu waktu yang tepat untuk membeli emas, apalagi logam ini sudah sangat terkenal di masyarakat. Mengapa? Selain tahan dari inflasi, nilai emas tetap terjaga dan harganya naik setiap tahun.

Tertarik investasi emas? Kamu bisa membelinya dengan mudah melalui aplikasi emas digital seperti Treasury. Aplikasi itu menyediakan emas dengan harga yang lebih murah daripada segelas boba milk tea. Mulai dari Rp5 ribu, kamu sudah bisa punya emas.

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang Kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun kamu membutuhkan, atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!