Tutup Buku Kuartal II, Harga Emas Justru Melemah



Harga emas justru jatuh. Pelemahan logam mulia ini disebabkan oleh penguatan dolar AS dan pernyataan hawkish dari bank sentral AS, Federal Reserve.

Menurut data Treasury, harga emas 1 gram berada di level Rp898.884. Dalam sepekan, harga logam mulia ini turun 0,29 persen.

Pelemahan ini juga terjadi di pasar spot. Dikutip dari CNBC, harga emas terjun 0,6 persen ke US$1.807 per ons. Menutup akhir kuartal II 2022, tercatat harga emas melemah lebih dari 6 persen—terburuk dalam lima triwulan. Pelemahan itu juga merupakan penurunan bulanan ketiga selama berturut-turut. Harga emas berjangka AS juga turun 0,5 persen ke US$1.807,7 per ons.

Analis Senior ActivTrades, Ricardo Evangelista, mengatakan harga emas terpuruk karena sikap bank-bank sentral, terutama Federal Reserve, yang menaikkan suku bunga acuan. Mereka membuat keputusan itu untuk menekan inflasi.

“Emas menderita karena sikap agresif bank sentral, terutama Federal Reserve, mengirimkan keinginan kuat untuk  mengendalikan inflasi terlepas dari rasa sakit yang mungkin timbul dalam perekonomian secara luas,” kata Evangelista.

Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, mengutarakan pendapatnya di konferensi tahunan ECB Portugal. Powell menyebut menurunkan inflasi yang tinggi di dunia akan menyakitkan dan bisa melemahkan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, itu harus dilakukan secara cepat agar kenaikan harga tak berlarut-larut dan mengakar.

 

Data Perekonomian Turut Berpengaruh

Dikutip dari Okezone, pelemahan emas didorong oleh data perekonomian AS yang membaik. Menurut Departemen Perdagangan AS, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS naik 0,6 persen pada Mei secara bulan ke bulan dan 6,3 persen secara tahun ke tahun. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar.

Ditambah juga dengan data Departemen Tenaga Kerja AS yang mencatat klaim pengangguran mencapai 231 ribu pada 25 Juni. Angka ini turun 2 ribu dari level revisi minggu sebelumnya.

Indeks manajer pembelian Chicago dari Institute for Supply Management, turun dari 60,3 menjadi 56 pada Mei 2022—di bawah perkiraan pasar yang sebesar 58 dan merupakan yang terendah sejak Agustus 2020.

“Emas tanpa ragu memiliki kuartal kedua yang mengecewakan. Tapi, dilihat dari sisi baiknya, mungkin ini tepat akan mulai rebound,” kata Ahli Strategi Logam Mulia Blue Line Futures, Phillip Streble.

 

Investor Cemas dan Wait and See

Indeks dolar AS menguat dalam dua dekade terakhir. Kinerja dolar pada kuartal II 2022 merupakan yang terbaik dalam lima tahun. Penguatan dolar ini membuat emas yang dihargakan dengan greenback menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

“Biasanya emas cenderung bekerja dengan baik saat inflasi tinggi. Tapi, investor akan khawatir memarkirkan modal mereka di sesuatu yang tidak menghasilkan apa-apa,” kata Evangelista.

Investor juga akan mencermati data inflasi di zona Euro. Data ini akan dirilis pada Jumat. Menurut Commerzbank, bank sentral Eropa, ECB, akan mempertimbangkan sikapnya apabila inflasi lebih tinggi daripada yang diperkirakan.

Kinerja logam mulia pada kuartal II ini bisa menghapus “kemilau” yang dibuat pada awal tahun. Sekadar informasi, pada awal tahun, terjadi konflik Rusia-Ukraina. Kala itu, harga emas terangkat di atas US$1.800 per ons.

“Sementara pada kuartal II, harga emas tertekan oleh kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif dari The Fed dengan US Dollar Index (DXY) mencapai level tertinggi dalam hampir 20 tahun,” kata Analis DCFX, Lukman Leong, dikutip dari Kontan.

 

Bisa Turun Lebih Rendah

Pergerakan harga emas ini dipengaruhi oleh kecemasan terhadap resesi yang mendukung harga emas dan sentimen negatif yang menghambat logam mulia itu. Lukman menilai sentimen negatif itu adalah kebijakan suku bunga tinggi The Fed yang akan berlangsung hingga kuartal III.

Penguatan dolar AS juga turut melemahkan emas. Harga emas juga diprediksi turun hingga kisaran US$1.730-US$1.780 per ons.

Kemudian, pada kuartal IV, data ekonomi diharapkan akan mengonfirmasi resesi di AS. Investor pun akan melirik emas sebagai safe haven. Harga logam mulia ini diperkirakan akan naik pada akhir tahun dan awal tahun depan sampai mendekati US$2 ribu per ons.

Sentimen risk off yang didorong oleh ketakutan akan resesi membuat investor akan melepas aset berisiko dan memindahkannya ke safe haven seperti emas.

Untuk memiliki emas sebagai safe haven, kini Sobat Treasury tak perlu repot-repot ke toko emas. Kamu bisa memboyongnya dengan sekali klik di aplikasi Treasury.

Beli emas juga nggak menguras kantongmu. Mulai dari Rp5 ribu kamu bisa langsung mengantongi logam mulia ini. Murah dan praktis, bukan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam.

 Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!