Larangan Impor Rusia Kerek Harga Emas



Mengawali pekan, harga emas kembali bergairah. Larangan impor emas Rusia dan pelemahan dolar AS mengerek harga logam mulia itu.

Menurut data Treasury, berada di level Rp900 ribuan. Terpantau harga emas 1 gram hari ini, Senin 27 Juni 2022, berada di level Rp904.618. Harganya sempat berada di level tertinggi di Rp907.377 dan terendah di Rp903.712 

Sementara itu, harga emas dunia, dikutip dari CNBC, naik 0,39 persen ke level US$1.837,8 per ons. Sentimen ini juga turut mengerek harga logam mulia lainnya.

Harga perak naik 1,07 persen ke US$21,35 per ons, platinum meningkat 0,56 persen ke US$908,8 per ons, dan palladium menguat tipis 0,01 persen ke US$1.845,5 per ons.

 

Sepakat Larang Impor Emas Rusia

 Sekadar informasi, para pemimpin negara G-7 akan melarang impor emas Rusia dengan alasan invansi negara itu ke Ukraina. Hal ini dikonfirmasi oleh Presiden AS, Joe Biden.

“Kami akan melarang impor emas Rusia, ekspor utama yang menghasilkan puluhan miliar dolar untuk Rusia,” cuit Biden di akun Twitternya pada Minggu 26 Juni 2022.

Larangan impor ini menjadi bagian dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia sejak serangannya ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Tercatat, AS, Kanada, dan sekutunya di Eropa sepakat untuk menghapus bank-bank utama Rusia dan sistem pesan antar bank, SWIFT, yang secara efektif memutuskan negara itu dari sebagian besar sistem keuangan global.

Pemerintah Inggris juga mengumumkan hal yang serupa tentang larangan impor emas Rusia. Larangan ini berlaku untuk emas yang baru ditambang dan emas murni.

Dikutip dari Bisnis, larangan ini membuat pengiriman emas Rusia-London merosot hampir jadi nol sejak Barat menjatuhkan sanksi ke sana karena invansi ke Ukraina.

“Keputusan ini merupakan tindakan formal yang melanjutkan apa yang telah dilakukan industri emas,” kata Kepala Penelitian BullionVault, Adrian Ash.

 

Salah Satu Produsen Emas Terbesar di Dunia

Sekadar informasi, Rusia merupakan produsen emas terbesar kedua di dunia, menurut data World Gold Council. Produksinya sekitar 10 persen dari produksi dunia. Kepemilikan emasnya meningkat tiga kali lipat sejak mengakuisisi Krimea pada 2014.

Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia ini juga turut menguatkan rubel. Mata uang Negeri Beruang Merah mencapai level terkuatnya dalam tujuh tahun terakhir.

Pekan lalu, indeks rubel terhadap dolar AS mencapai level 52,3—terkuat sejak Mei 2015. Kenaikan rubel menjadi bukti bahwa sanksi Barat tidak berhasil. Penguatan rubel ini membuat bank sentral Rusia mencoba mengendalikannya karena cemas ekspornya kurang kompetitif.

 

Tak Hanya Larangan Impor yang Kuatkan Harga Emas

Pelemahan dolar AS juga turut menjadi penguat harga emas. Ditambah lagi ada kecemasan potensi resesi yang terjadi di AS.

“Di sisi lain, ada komitmen The Fed untuk memerangi inflasi membuat emas melemah,” kata Daniel Ghali dari TD Securities, dikutip dari CNBC Indonesia.

Tercatat, pada Minggu 26 Juni 2022, indeks dolar berada di posisi 104,01.

Carsten Fritsch dari Commerzbank memperkirakan harga emas merangkak naik pada semester kedua tahun ini. “Harganya mungkin bisa tembus US$1.900,” kata Fritsch.

Namun, analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, mengingatkan harga emas masih bisa tertekan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Yield surat utang negara itu diprediksi akan naik seiring dengan kebijakan The Fed yang agresif. Tentu penguatan nilai imbal hasil itu akan menjadikan logam mulia tidak menawarkan keuntungan.

“Kami memperkirakan harga emas akan bergerak mengikuti pergerakan yield sepanjang tahun ini,” kata Cooper.

Dia menambahkan kecemasan inflasi yang mencegah harga logam mulia itu terperosok lebih dalam.